Setahun Menderita Kanker Ganas, Ibu Ini Pasrah karena Tak Punya Biaya
Hir Abrianto, telisik indonesia
Jumat, 11 Juni 2021
0 dilihat
Ibu Jaina, penderita kanker kulit yang hanya bisa pasrah karena tak punya biaya untuk operasi. Foto: Hir/Telisik
" Kondisi Jaina makin memprihatinkan akibat kanker kulit ganas yang menyerang bagian wajahnya. "
BOMBANA, TELISIK.ID - Kondisi Jaina makin memprihatinkan akibat kanker kulit ganas yang menyerang bagian wajahnya.
Jaina adalah perempuan usia 55 tahun asal Kelurahan Dongkala, Kecamatan Kabaena Timur, Kabupaten Bombana. Ia terserang penyakit sejak Bulan November 2020, hingga kini kankernya makin mengancam jiwanya karena untuk berobat dan operasi, Jaina dan keluarganya tak memiliki biaya.
Berdasarkan informasi yang dihimpun Telisik.id, saat ini Jaina telah berada di Kota Kendari selama 3 bulan di bawah pendampingan Pendiri Posko Berbagi Baubau tanpa keluarga yang pernah membesuknya.
Melani, Pendiri Posko Berbagi Baubau saat dikonfirmasi menjelaskan bahwa ia menemukan Jaina di Kota Baubau kemudian mendampinginya untuk berkonsultasi dengan dokter di Rumah Sakit Palagimata.
Baca juga: Tak Bisa Tembus Terminal Wamengkoli Meski Kantongi Izin, Sopir Mogok
Baca juga: Guru Dimutasi Harus Jalankan Tugas, Enam Bulan akan Dievaluasi Kembali
"Dia sudah tiga bulan di rumah saya kasian, tidak ada keluarganya yang pernah kunjungi selama disini," ucap Melani, Jumat (11/6/2021).
"Kami mendapatkan rujukan ke RSU Bahteramas Kendari. Hasil pemeriksaan dokter, Ibu Jaina diserang kanker kulit dan sudah parah sekali," lanjutnya.
Saat ini, Jaena sedang menjalani rawat jalan, sementara ia tidak memiliki biaya pengobatan.
Karena itu, Melani berharap Jaina mendapatkan perhatian dari pemerintah daerah serta uluran tangan para dernawan guna meringankan beban Jaina selama dalam pengobatan.
Bagi yang berminat mendonasikan bantuannya bisa menghubungi Melani pada nomor telepon 081355830400 atau dapat memberikan bantuan melalui nomor rekening 056201033908504 BRI atas nama Posko Berbagi. (B)
Reporter: Hir Abrianto
Editor: Haerani Hambali
