Viral Abu Janda Didapuk jadi Komisaris PT JMTO Naungan BUMN, Begini Penjelasannya

Ahmad Jaelani

Reporter

Senin, 07 April 2025  /  3:49 pm

Abu Janda, sosok kontroversial yang kerap menuai sorotan publik Indonesia. Foto: Repro Republika.

JAKARTA, TELISIK.ID - Sebuah kabar menghebohkan kembali mencuat di jagat media sosial. Nama Permadi Arya atau yang lebih dikenal dengan nama Abu Janda, mendadak ramai dibicarakan karena disebut-sebut telah didapuk menjadi komisaris di PT Jasamarga Tollroad Operation.

Informasi ini menjadi viral dan masuk jajaran trending topic di platform X atau dulu dikenal sebagai Twitter.

Kemunculan informasi itu membuat banyak netizen bertanya-tanya soal kebenarannya. Beragam spekulasi pun muncul, termasuk dugaan bahwa Abu Janda telah mendapatkan posisi strategis di salah satu perusahaan di bawah naungan Badan Usaha Milik Negara (BUMN).

Isu ini terus berkembang cepat dan menimbulkan banyak perdebatan di berbagai kanal media sosial. Meski kabar itu beredar luas, hingga kini belum ada pernyataan resmi dari pihak BUMN ataupun dari manajemen PT Jasa Marga.

Tak hanya publik, sejumlah awak media juga mencoba meminta klarifikasi langsung kepada pihak-pihak yang berkaitan dengan kabar tersebut, termasuk kepada Staf Khusus Menteri BUMN Arya Sinulingga.

Namun hingga saat ini , belum ada tanggapan resmi maupun keterangan yang diberikan oleh pihak Staf Khusus Menteri BUMN maupun dari jajaran PT Jasa Marga secara langsung. Ketidakjelasan ini semakin memicu spekulasi di kalangan publik.

Namun begitu, pihak PT Jasamarga Tollroad Operation (JMTO) akhirnya buka suara melalui media sosial resminya. Mereka memberikan klarifikasi terhadap ramainya kabar yang menyebutkan bahwa Abu Janda telah diangkat menjadi komisaris di perusahaan tersebut.

Manajemen JMTO dengan tegas membantah informasi yang terlanjur menyebar luas di masyarakat. Dalam unggahan resmi melalui akun Instagram @jasamargatollroadoperator, manajemen menyampaikan bahwa informasi tentang pengangkatan Abu Janda sebagai komisaris tidak benar.

Baca Juga: Viral Joget Tren TikTok Bagi-bagi THR Disebut Berasal dari Yahudi, Begini Penjelasannya

Mereka juga meminta kepada masyarakat agar selalu mengecek informasi resmi hanya melalui kanal resmi perusahaan

“Halo Sobat JMTO, informasi tersebut tidak benar ya. Sampai saat ini tidak ada pengangkatan Saudara Permadi Arya sebagai Komisaris PT JMTO. Mohon selalu cek info resmi hanya @jasamargatollroadoperator, atau www.jmto.co.id,” tulis manajemen JMTO pada Senin (7/4/2025).

Meski telah mengeluarkan klarifikasi, unggahan dari akun Instagram resmi milik JMTO tersebut belakangan diketahui telah dihapus. Publik pun mempertanyakan alasan di balik penghapusan pernyataan tersebut.

Sebagian netizen menduga bahwa penghapusan unggahan itu menimbulkan tanda tanya baru terkait kejelasan informasi tersebut. Nama Abu Janda sendiri bukanlah nama asing di tengah masyarakat, terutama di media sosial.

Melansir suara.com jaringan telisik.id, Ia kerap kali menjadi perbincangan karena berbagai kontroversi yang muncul dari pernyataan maupun kontennya. Salah satu kontroversi yang sempat ramai adalah soal pagar laut di wilayah Tangerang, Banten.

Dalam sebuah konten video vlog miliknya, Abu Janda membahas tentang kepemilikan pagar laut yang sempat menjadi misteri. Ia mengklaim bahwa pagar laut tersebut bukan milik perusahaan properti, melainkan milik nelayan lokal yang telah tinggal di wilayah tersebut selama bertahun-tahun.

“Jadi Pak Prabowo beserta jajarannya, jangan termakan hoax. Pagar laut ini milik PIK2 atau milik Agung Sedayu ya pak. Pagar laut ini saya pastikan milik nelayan warga sini, pak,” kata Abu Janda dalam vlog yang dipublikasikan melalui kanal media sosialnya.

Dalam video tersebut, Abu Janda juga menyebut bahwa tuduhan pagar laut tersebut milik perusahaan besar hanyalah provokasi. Ia bahkan menyebut bahwa isu tersebut sengaja ditiupkan untuk membenturkan kelompok masyarakat berdasarkan ras dan agama, serta menciptakan perpecahan di kalangan publik.

“Yang bilang pagar laut milik 9 naga itu provokator pak. Niatnya mau rasis ke warga minoritas dan mau adu domba bangsa. Ditangkepin aja tuh orang yang bikin gaduh kayak gitu pak,” lanjut Abu Janda dalam vlognya.

Namun, pernyataan itu menuai kritik dari sejumlah pihak, termasuk dari Yusuf Muhammad atau yang dikenal dengan nama Yusuf Dumdum. Yusuf menyebut bahwa informasi yang disampaikan Abu Janda dalam vlognya bertentangan dengan kesaksian warga lokal.

Ia juga mengungkapkan bahwa dua narasumber yang diwawancarai dalam video tersebut bukanlah nelayan asli dari wilayah yang sedang dipersoalkan.

“Waduh! Menurut nelayan asli Banten, 2 orang yang diajak syuting AJ itu lokasinya di Tanjung Kait. Jauh dari lokasi pagar bambu,” kata Yusuf Dumdum melalui akun X miliknya, @yusuf_dumdum, pada 21 Januari 2025.

Tidak hanya itu, Yusuf Dumdum juga menuding bahwa Abu Janda telah membayar narasumber yang diwawancarainya untuk memberikan kesaksian tertentu dalam vlognya. Ia menyebut bahwa para narasumber itu diberi uang setelah diajak makan bersama, kemudian diminta untuk mengaku sebagai nelayan.

“Sebelumnya, mereka sudah diajak makan-makan dan kemudian dibayar 100 ribuan buat bikin konten ngaku sebagai nelayan,” ucap Yusuf Dumdum dalam unggahannya.

Baca Juga: Heboh Celine Evangelista Disebut jadi Istri Kelima Jaksa Agung dan Diajak Menikah Menag Nasaruddin Umar

Selain kontroversi pagar laut, Abu Janda juga pernah dilaporkan ke polisi oleh DPP KNPI karena cuitannya yang dianggap rasis.

Saat itu, ia menyampaikan pertanyaan kepada mantan Komisioner Komnas HAM, Natalius Pigai, menggunakan istilah yang dianggap tidak pantas. Cuitannya yang menanyakan apakah Pigai sudah "berevolusi" dianggap menyakiti banyak pihak.

Masalah tersebut pun berujung pada laporan hukum yang dilayangkan kepada aparat kepolisian. Kasus ini sempat menjadi sorotan publik dan memperpanjang daftar kontroversi yang melibatkan sosok Abu Janda di ruang publik.

Ia pun menjadi sorotan sebagai tokoh yang sering kali menimbulkan pro dan kontra.NDi sisi lain, Abu Janda juga mendapat label sebagai sosok yang pro terhadap Israel.

Beberapa kali ia dianggap bersikap apatis terhadap penderitaan rakyat Palestina yang sedang dilanda konflik bersenjata dengan militer Israel. Sikap ini memunculkan berbagai anggapan bahwa ia mendukung zionisme. (C)

Penulis: Ahmad Jaelani

Editor: Kardin

 

* BACA BERITA TERKINI LAINNYA DI GOOGLE NEWS 

TOPICS