Ahmad Sadar, telisik indonesia
" Keluarga sangat berharap saya dapat kerja, tapi mau bagiamana lagi Bang, ternyata mencari kerja tidak segampang itu. "
KENDARI, TELISIK.ID - Sulitnya mendapatkan pekerjaan membuat pemuda 23 tahun ini pasrah dan frustasi.
Pasalnya, sudah enam bulan pria yang bernama lengkap Rizal Arifin itu mencari pekerjaan kesana kemari.
Namun sayangya, lamaran pekerjaan yang ia masukkan di beberapa perusahaan di Kota Kendari tak juga mendapatkan panggilan.
"Tidak ada panggilan sama sekali, sudah empat kalimi saya masukkan lamaran kerja, tapi nda direspon sama sekali," tutur Arifin yang merupakan perantau dari Muna itu.
Arifin yang baru saja menyelesaikan studi di Universitas Halu Oleo tahun lalu, mengaku sangat kesal dengan sistem penerimaan kerja zaman sekarang.
Sebab pihak perusahaan yang membuka lowongan kerja, terkadang tidak memberikan kejelasan terhadap pelamarnya.
"Kalau tidak diterima kerja, jangan digantung seperti ini, akhirnya kita menunggu tidak jelas sampai sekarang," katanya, Kamis (18/3/2021).
Saat ini, pemuda itu hanya numpang tinggal bersama teman sekampungnya di Kelurahan Anduonohu Kota Kendari.
Sebelumnya Ia berharap setelah mendapatkan gelar sarjana akan mudah mendapatkan kerja, namun ternyata hal itu tidak sesuai harapannya.
Terlebih harapan keluarga sangat besar kepadanya yang membuat Arifin harus memenuhi ekspektasi tersebut.
Baca Juga: Perkosa hingga 40 Ekor Anjing, Kakek Ini Ditangkap Polisi
"Keluarga sangat berharap saya dapat kerja, tapi mau bagiamana lagi Bang, ternyata mencari kerja tidak segampang itu," tuturnya saat diwawancarai Telisik.id.
Dengan keadaannya sekarang, pemuda tersebut masih terus menganggur, Ia pun tak bisa berbuat apa-apa lagi.
Ia juga berharap agar pemerintah bisa mencarikan solusi terhadap pengangguran seperti dirinya.
"Mudah-mudahan pemerintah bisa kasikan solusi kepada kami para pengangguran ini, karena bukan hanya saya yang susah dapat kerja. Ada juga teman lain yang sampai saat ini tidak dapatkan pekerjaan," tutupnya. (B)
Reporter: Ahmad Sadar
Editor: Haerani Hambali
