Bahaya Hubungan Ranjang Threesome, Ini Risiko Penyakit Kelamin Bisa Menular

Ahmad Jaelani

Reporter

Jumat, 28 November 2025  /  7:23 pm

Aktivitas seksual threesome meningkatkan risiko penularan berbagai penyakit kelamin, perlu diwaspadai semua pihak. Foto: Repro iStockphoto

KENDARI, TELISIK.ID - Aktivitas seksual threesome yang melibatkan lebih dari satu pasangan dalam waktu bersamaan meningkatkan risiko penularan berbagai penyakit kelamin yang perlu diwaspadai secara serius oleh semua pihak.

Pembahasan mengenai praktik threesome semakin sering muncul di ruang publik, terutama karena maraknya konten budaya populer dan diskusi daring yang menyinggung aktivitas seksual non-monogami.

Meski dibicarakan secara terbuka, risiko kesehatan dari praktik ini sering kali diabaikan. Threesome yang melibatkan tiga orang dalam satu aktivitas seksual, menempatkan setiap individu pada kemungkinan terpapar penyakit menular seksual dengan potensi lebih tinggi dibanding hubungan seksual dengan satu pasangan.

Kondisi ini tidak terlepas dari meningkatnya kontak fisik, pertukaran cairan tubuh, serta ketidakpastian status infeksi dari masing-masing individu.

Melansir Halodoc, Jumat (28/11/2025), aktivitas seksual dengan banyak pasangan merupakan salah satu faktor risiko utama penyebaran penyakit menular seksual.

Baca Juga: Viral Rahim Copot Gegerkan Medsos, Begini Penjelasan Medisnya

Dalam konteks threesome, setiap peserta memiliki peluang menjadi pembawa infeksi tanpa gejala, sehingga penularan dapat terjadi tanpa disadari.

Selain itu, penggunaan alat kontrasepsi seperti kondom sering kali tidak dilakukan secara konsisten saat pergantian pasangan dalam satu sesi, sehingga semakin memperbesar potensi infeksi.

Situasi ini menjadi perhatian berbagai lembaga kesehatan yang menekankan pentingnya edukasi mengenai praktik aman dalam hubungan seksual berisiko tinggi.

Penyebaran infeksi bukan hanya berdampak pada orang yang terlibat langsung dalam aktivitas threesome, tetapi juga dapat menjangkau pasangan mereka di luar hubungan tersebut.

Karena itu, pemahaman tentang risiko infeksi menjadi langkah awal untuk meminimalisir konsekuensi kesehatan jangka panjang.

Daftar Risiko Penyakit Menular Seksual pada Threesome

1. Klamidia, infeksi bakteri yang sering tidak menimbulkan gejala namun dapat menyebabkan komplikasi pada organ reproduksi.

2. Gonoroe, infeksi bakteri yang menyerang area genital, tenggorokan, dan anus.

3. Sifilis, infeksi bakteri yang berkembang dalam beberapa tahap dan memerlukan penanganan medis segera.

4. Herpes genital, infeksi virus yang menyebabkan luka berulang pada area genital.

5. Human papillomavirus (HPV), virus penyebab kutil kelamin dan kanker serviks.

6. HIV, virus yang menyerang sistem kekebalan tubuh dan meningkatkan risiko infeksi lain.

7. Hepatitis B dan C, infeksi virus yang menyerang organ hati.

8. Trikomoniasis, infeksi parasit yang menyebabkan iritasi dan keputihan tidak normal.

Selain memahami jenis-jenis infeksinya, individu perlu mengenali gejala awal yang mungkin muncul. Meski beberapa infeksi tidak menunjukkan tanda-tanda pada tahap awal, sejumlah gejala umum perlu diperhatikan.

Gejala tersebut meliputi luka pada area genital, rasa terbakar saat buang air kecil, keputihan tidak normal, gatal pada area sensitif, perdarahan di luar siklus menstruasi, serta nyeri pada perut bagian bawah.

Munculnya satu atau beberapa gejala tersebut menjadi alasan kuat untuk segera berkonsultasi dengan tenaga medis.

Pemeriksaan medis menjadi langkah penting untuk memastikan kondisi kesehatan setelah melakukan aktivitas seksual berisiko tinggi. Deteksi dini memungkinkan pengobatan dilakukan lebih cepat untuk mencegah infeksi berkembang menjadi komplikasi serius.

Selain itu, individu juga dianjurkan untuk memeriksakan diri jika memiliki pasangan seksual yang didiagnosis dengan PMS, atau ketika penggunaan kondom tidak dilakukan secara konsisten.

Baca Juga: Siklus Datang Bulan 45 Hari Normal? Begini Penjelasan Medisnya

Beberapa penyakit menular seksual juga dapat menyebabkan komplikasi seperti infertilitas, nyeri panggul kronis, kehamilan ektopik, kanker serviks, hingga kerusakan organ tubuh lainnya.

Dalam beberapa kasus, infeksi PMS yang tidak ditangani dapat meningkatkan risiko penularan HIV. Karena itu, pemahaman mengenai risiko, gejala, dan pencegahan menjadi sangat penting bagi siapa pun yang melakukan aktivitas seksual dengan banyak pasangan.

Dengan semakin terbukanya pembahasan mengenai aktivitas seksual non-monogami, edukasi mengenai kesehatan reproduksi perlu terus dilakukan.

Praktik seksual yang aman, komunikasi jujur antara pasangan, dan pemeriksaan medis rutin menjadi bagian dari upaya menjaga kesehatan diri dan pasangan.

Dalam konteks threesome, kesadaran akan risiko dan langkah pencegahan berperan besar dalam mengurangi potensi penularan penyakit menular seksual. (C)

Penulis: Ahmad Jaelani

Editor: Mustaqim

 

* BACA BERITA TERKINI LAINNYA DI GOOGLE NEWS