Calon Ketua KONI Muna Orang di Badan, Bupati: Harus Ada yang Legowo

Sunaryo

Reporter Muna

Senin, 14 Maret 2022  /  9:39 pm

Bupati Muna, LM Rusman Emba. Foto : Sunaryo/Telisik

MUNA, TELISIK.ID - Bupati Muna, LM Rusman Emba nampaknya berat menentukan sikap siapa yang didorong untuk menjadi ketua Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI).

Pasalnya, dua kandidat calon ketua KONI yakni, Muhamad Nurhayat Fariki dan La Ode Abdul Salam merupakan orang di badannya.

Karena itu, ia menyerahkan sepenuhnya pada masing-masing cabang olahraga (Cabor) untuk memilih ketua yang dinilai dapat mengayomi dan mempersatukan Cabor, sehingga dapat berprestasi di ajang Porpov mendatang.

"Saya akan panggil keduanya untuk duduk bersama dengan pengurus Cabor. Tentunya, salah satu dari mereka harus legowo," kata Rusman, Senin (14/3/2022).

Mantan senator DPD RI itu tidak ingin ada perpecahan di tubuh KONI, akibat adanya perbedaan pilihan. Memang, kedua calon itu, memiliki visi yang sama untuk membesarkan KONI. Namun, yang harus dihindari adalah adanya perpecahan di tubuh Cabor yang dapat berpengaruh pada prestasi atlet.

Baca Juga: Tidak Kondusif, Musorkablub KONI Muna Ditunda

"Sebagai pembina KONI, saya inginkan pengurus Cabor berpikir jernih dalam memilih figur. Jangan memaksakan kehendak, kalau ingin mengorbankan kebersamaan. KONI ini organisasi pengabdian, bukan untuk mencari sesuatu atau dibawa ke kepentingan politik," terangnya.

Rusman berharap musyawarah olahraga kabupaten luar biasa (Musorkablub) KONI yang sempat tertunda pada 12 Maret lalu, agar segera dilaksanakan kembali.

"Saya akan bicarakan dulu bersama pengurus Cabor untuk berpikir jernih dan tidak memaksakan pilihannya masing - masing jika beresiko menimbulkan perpecahan," ujarnya.

Ia menegaskan, tujuan utama Musorkablub bukan untuk mencari ketua KONI, melainkan sebagai bentuk membangun prestasi olahraga agar bisa mendapat juara umum pada ajang Porpov di kabupaten Vuton dan Kota Baubsu nantinya. Untuk mencapai target itu, dibutuhkan, kebersamaan dan soliditas antara KONI dan Cabor.

Baca Juga: Musorkablub KONI Tergantung Keputusan Bupati Bersama Cabor

"Harus dipahami, Musorkablub adalah ajang untuk mengejar prestasi. Jadi figur yang tepat memimpin KONI adalah yang mampu mengayomi dan mempersatukan Cabor," tukasnya.

Pelaksanaan Musorkablub yang awalnya digelar pada 12 Maret lalu ditunda, karena pertimbangan kondusifitas, pasca proses validasi yang dilakukan tim penjaringan menggugurkan La Ode Abdul Salam karena tidak memenuhi dukungan 30 persen atau 11 Cabor dan menetapkan Nurhayat Fariki sebagai calon tunggal.

Keputusan itu ditentang oleh Salam, karena dinilai tidak prosedural. Pihak KONI Sultra pun sepakat menunda pelaksanaan Musorkablub, hingga ada kesepakatan yang dibangun antara bupati dan Cabor. (C)

Reporter: Sunaryo

Editor: Kardin