Ini 2 Fakta di Balik Pembelaan Amerika Serikat Terhadap Israel
Reporter
Senin, 17 Mei 2021 / 1:24 pm
WASHINGTON DC, TELISIK.ID - Kedekatan Amerika Serikat (AS) dengan Israel bukan lagi rahasia umum. Kedua negara ini diketahui memiliki hubungan yang sangat dekat.
Kedekatan tersebut lebih jelas ketika AS dipimpin oleh Donald Trump, Washington bahkan mengakui bahwa Yerusalem adalah ibu kota Israel. Hingga saat itu, pernyataan Trump tersebut sontak mendapat kecaman dunia internasional.
Lantas, mengapa AS memiliki hubungan yang sangat dekat dengan Israel? Berikut penjelasan dari seorang analis Timur Tengah di Israel Policy Forum Michael Koplow.
Dilansir dari KOMPAS.com, Koplow mengatakan bahwa kedekatan AS dengan Israel sangat terikat dengan dua faktor.
Faktor pertama adalah pertukaran data intelijen sedangkan faktor kedua adalah "persamaan ideologi".
Intelijen dan pengetahuan Israel tentang urusan Timur Tengah tak tertandingi oleh negara mana pun di dunia dan hal itu menguntungkan AS dalam segala hal.
Selama beberapa dekade, analis intelijen menganggap Unit 8200 Israel merupakan salah satu unit intelijen yang paling elit di dunia.
Fungsi unit ini mirip dengan Badan Keamanan Nasional AS, dan keduanya bekerja sama secara erat, sebagaimana dilansir dari Business Insider.
Pada 2010, misalnya, AS dan Israel berkolaborasi dalam salah satu malware paling canggih yang pernah dibuat dan dinamakan Stuxnet.
Malware tersebut mampu menyusup ke infrastruktur siber Iran dan memperlambat kemajuan senjata nuklirnya tanpa perlu menyerbu Iran dengan pasukan berskala besar.
Dalam sistem pertahanan rudal juga, AS dan Israel telah bekerja sama untuk mengembangkan beberapa sistem pertahanan yang paling efektif.
Baca Juga: Sesalkan AS, China Siap Jadi Tuan Rumah Pembicaraan Damai Israel-Palestina
Namun, tidak seperti sekutu AS lainnya seperti NATO dan di kawasan Pasifik, AS tidak memiliki pasukan yang berbasis di wilayah Israel.
Selain menjalin kemitraan intelijen terbesar di dunia, AS dan Israel beranggapan bahwa keduanya terikat dengan sesuatu yang fundamental bagi keduanya, yakni demokrasi.
"Israel adalah satu-satunya negara dengan demokrasi paling liberal di Timur Tengah," kata Koplow.
Dia menambahkan, ada banyak persamaan nilai sosial antara AS dan Israel. Seperti AS, Israel menggelar pemilu yang teratur dan terbuka dengan transisi kekuasaan yang damai.
“Di wilayah dengan negara-negara yang gagal, Israel benar-benar sekutu ideologis yang penting," tutur Koplow.
Sementara itu, Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) kerap mengecam perlakuan Israel terhadap Palestina dan perbuatan Israel yang mendukung permukiman Yahudi di luar perbatasan Israel.
"Jika Anda seorang pendukung perjuangan Palestina, masuk akal untuk bertanya mengapa AS mendukung Israel," tutur Koplow.
Dia menambahkan, ada banyak orang di AS yang memaklumi jika “Negeri Paman Sam” mendanai Israel.
Selain itu, bantuan dan senjata militer AS telah digunakan oleh Israel untuk melawan Palestina di wilayah mereka.
Pada 2015, lebih dari separuh bantuan militer luar negeri AS atau sekitar 3,1 miliar dollar AS disalurkan ke Israel.
Sebagian besar uang tersebut dihabiskan Israel untuk proyek-proyek pertahanan AS sebagai imbalannya.
Menurut Koplow, perlakuan Israel terhadap Palestina tidak luput dari perhatian tetangganya di Timur Tengah.
Baca Juga: Serang Kantor Berita AP dan Al-Jazeera, Israel: Tempatnya Intelijen Teroris Palestina
"Secara historis, dukungan untuk Israel jelas menyebabkan ketegangan dengan sekutu di kawasan. Ada orang yang mempertanyakan apakah dukungan AS untuk Israel sebanding dengan perselisihan yang ditimbulkannya dengan sekutu AS lainnya,” ujar Koplow.
Tetapi sekutu AS di Timur Tengah telah belajar untuk berurusan dengan Israel.
Arab Saudi dan negara-negara Teluk lainnya tidak lagi memprotes hubungan AS-Israel seperti yang mereka lakukan pada 1970-an dengan melakukan embargo minyak.
Pasalnya, AS sekarang memiliki banyak sumber minyak dan harga minyak mentah anjlok.
Di sisi lain, Iran secara terbuka mendukung Hezbollah di Lebanon serta Hamas di Tepi Barat dan Gaza. Kedua kelompok tersebut berperang melawan Israel.
Iran sering menguji rudal balistik dengan slogan "Israel harus dihapus dari muka bumi”.
Aliansi antara AS dengan Israel selingkali menempatkan diplomat AS ke dalam situasi yang rumit dengan PBB terkait masalah hak asasi manusia dan Iran.
Namun demikian, aliansi tersebut terkadang berhasil melewati kesulitan ekstrem untuk menguntungkan kedua belah pihak secara besar-besaran. (C)
Reporter: Fitrah Nugraha
Editor: Haerani Hambali