Pemerintah Targetkan Pertumbuhan Ekonomi Tahun 2021 Capai 5,5 Persen
Reporter Jakarta
Jumat, 14 Agustus 2020 / 8:38 pm
JAKARTA, TELISIK.ID - Meski saat ini pertumbuhan ekonomi Indonesia mengalami pelambatan akibat pandemi COVID-19, bahkan minus 5,32 persen, pemerintah tetap optimis pertumbuhan ekonomi tahun mendatang akan membaik.
Presiden Jokowi dalam keterangannya di hadapan ratusan anggota DPR RI, menyampaikan asumsi indikator ekonomi makro yang dipergunakan adalah pertumbuhan ekonomi tahun 2021 diperkirakan akan mencapai 4,5 persen sampai 5,5 persen dan tingkat pertumbuhan ekonomi ini diharapkan didukung oleh peningkatan konsumsi domestik serta investasi sebagai motor penggerak utama.
”Inflasi akan tetap terjaga pada tingkat 3 persen untuk mendukung daya beli masyarakat. Rupiah diperkirakan bergerak pada kisaran Rp 14.600 per 1 US Dollar. Selain itu, suku bunga SBN 10 tahun yang diperkirakan sekitar 7,29 persen,” kata Jokowi saat menyampaikan Keterangan Pemerintah atas RUU tentang APBN Tahun Anggaran 2021 Beserta Nota Keuangannya di Depan Rapat Paripurna DPR RI di Gedung Nusantara MPR/DPR/DPD RI, Senayan, Jakarta, Jumat (14/8/2020).
Dikatakan, harga minyak mentah Indonesia (ICP) diperkirakan akan berkisar 45 US Dollar per barel serta Lifting minyak dan gas bumi diperkirakan masing-masing mencapai 705.000 barel dan 1.007.000 barel setara minyak per hari.
Dalam RAPBN tahun 2021, Presiden Jokowi sampaikan defisit anggaran direncanakan sekitar 5,5 persen dari PDB atau sebesar Rp 971,2 Triliun sehingga defisit ini lebih rendah dibandingkan defisit anggaran tahun 2020 sekitar 6,34 persen dari PDB atau sebesar Rp 1.039,2 Triliun.
Anggaran kesehatan direncanakan sebesar Rp 169,7 Triliun atau setara 6,2 persen APBN, dan diarahkan terutama untuk peningkatan dan pemerataan dari sisi suplai, serta dukungan untuk pengadaan vaksin, meningkatkan nutrisi ibu hamil dan menyusui, balita, penanganan penyakit menular serta akselerasi penurunan stunting, kemudian juga untuk perbaikan efektivitas dan keberlanjutan program jaminan kesehatan nasional serta penguatan pencegahan, deteksi dan respons penyakit, serta sistem kesehatan yang terintegrasi.
Baca juga: Masih Tersedia Waktu 25 Tahun Menyiapkan Seabad Indonesia Merdeka
Anggaran pendidikan tahun 2021, menurut Presiden, sebesar Rp 549,5 Triliun atau 20 persen dari APBN akan difokuskan untuk meningkatkan kualitas SDM, kemampuan adaptasi teknologi, peningkatan produktivitas melalui pengetahuan ekonomi di era industri 4.0.
Pemerintah kata Jokowi, akan melakukan reformasi pendidikan melalui transformasi kepemimpinan kepala sekolah, transformasi pendidikan dan pelatihan guru, mengajar sesuai tingkat kemampuan siswa, standar penilaian global, serta kemitraan daerah dan masyarakat sipil.
”Selain itu, dilakukan kebijakan lainnya di bidang pendidikan, melalui penguatan program vokasi dan Kartu Prakerja, penguatan penyelenggaraan PAUD, peningkatan efektivitas penyaluran bantuan pendidikan lewat BOS, PIP dan LPDP, percepatan peningkatan kualitas sarpras pendidikan terutama untuk daerah 3T (Tertinggal, Terdepan, dan Terluar) serta penajaman KIP Kuliah dan pendanaan pendidikan tinggi,” tuturnya.
Ia menambahkan, pembangunan Teknologi Komunikasi dan Informasi (ICT) di tahun 2021 dengan anggaran Rp 30,5 Triliun (termasuk melalui TKDD) difokuskan untuk mengakselerasi transformasi digital untuk penyelenggaraan pemerintahan.
Kemudian mewujudkan pelayanan publik yang efisien dan cepat, seperti bidang pendidikan, kesehatan dan pemerintahan, mengonsolidasi dan mengoptimasi infrastruktur dan layanan bersama serta mewujudkan inklusi masyarakat di wilayah prioritas pembangunan dan mendorong kesetaraan dengan tambahan akses internet pada sekitar 4.000 desa dan kelurahan.
Reporter: Marwan Azis
Editor: Kardin