Presiden Bakal Libatkan 1.000 Militer Tenangkan Penjara

Fitrah Nugraha

Reporter

Selasa, 16 November 2021  /  11:31 am

Pasukan militer negara Republik Ekuador. Foto: Repro Reuters

EKUADOR, TELISIK.ID - Presiden Ekuador Guillermo Lasso, mengumumkan rencana untuk menenangkan penjara di seluruh negeri, termasuk melibatkan militer.

Mengutip okezone.com, hal tersebut dilakukan sebagai bagian dari langkah-langkah untuk mengatasi gelombang kekerasan yang telah menyebabkan 68 tahanan tewas.

Presiden Ekuador mengatakan, langkah-langkah untuk menenangkan penjara telah disepakati dengan berbagai pejabat.

Dia menambahkan, kekerasan yang terjadi digambarkan sebagai salah satu krisis terbesar yang dihadapi negara itu dalam beberapa dasawarsa.

“Ekuador menghadapi ancaman eksternal yang serius dari serangan mafia penyelundup narkoba, yang sama yang berniat untuk menguasai pusat-pusat penahanan dan mengambil ketenangan pikiran kita," kata Lasso dalam konferensi pers di Guayaquil, pada Senin (15/11/2021).

Dia juga mengatakan, langkah-langkah untuk menenangkan penjara Ekuador akan mencakup pembicaraan dan penghormatan terhadap hak asasi manusia (HAM), yang juga akan mendapat dukungan dari organisasi internasional.

Nantinya personel militer juga akan berpartisipasi dalam kontrol keamanan di dalam dan di luar penjara, untuk menjaga ketertiban. Pengerahan itu akan sesuai dengan konstitusi dan undang-undang.

Baca Juga: Jutaan Ton Sampah Pandemi Berenang di Lautan, Habitat Laut Terancam Punah?

Pemerintah melalui sebuah penyataan mengatakan, sebanyak 1.000 personel polisi dan militer memasuki penjara pada Senin (15/11/2021).

Pengumuman Lasso tersebut disampaikan menyusul pertempuran antara kelompok kriminal di penjara Penitenciaria del Litoral selama akhir pekan, yang mengakibatkan hingga 68 tahanan tewas dan 25 terluka.

Sebelumnya, Presiden Ekuador juga telah menunjuk Jenderal Orlando Fabian Fuel sebagai Kepala Angkatan Bersenjata Ekuador pada Minggu (14/11/2021) malam.

Dia juga menunjuk Luis Burbano sebagai Komandan Baru Tentara Ekuador serta menempatkan Fausto Cobo, Kepala Badan Intelijen negara itu, sebagai penanggung jawab otoritas penjara SNAI.

Penjara, yang terletak di kota Guayaquil, adalah tempat terjadinya kekerasan pada akhir September ketika 119 narapidana tewas, yang menjadi insiden kekerasan penjara terburuk dalam sejarah negara itu.

Pemerintah mengumumkan keadaan darurat 60 hari di penjara Ekuador pada September lalu untuk untuk mengatasi kekerasan.

Pihak berwenang mengaitkan gelombang kekerasan penjara dengan geng-geng penyelundup narkoba yang bersaing yang berupaya mengendalikan rute perdagangan.

Dikutip dari wikipedia.org, Republik Ekuador adalah sebuah negara di Amerika Selatan bagian barat laut, berbatasan dengan Kolombia di utara, dengan Peru di timur dan selatan, dan dengan Samudra Pasifik di barat.

Baca Juga: Negara Ini Kunci Warganya yang Belum Vaksin

Negara ini juga termasuk Kepulauan Galapagos di Pasifik, sekitar 965 km sebelah barat daratan utama. 

Sementara Presidennya, Guillermo Alberto Santiago Lasso Mendoza yang lebih dikenal Guillermo Lasso adalah pebisnis, bankir, penulis, dan politisi Ekuador yang menjabat sebagai Presiden Ekuador ke-47 sejak 24 Mei 2021.

Guillermo menjadi presiden Ekuador pertama yang berhaluan tengah-kanan setelah hampir dua dekade lamanya. (C)

Reporter: Fitrah Nugraha

Editor: Haerani Hambali