Sungai di Desa Muara Sampara Konawe Diduga Tercemar Limbah Tambang, Warga Mengeluh Gatal-Gatal

Bambang Sutrisno

Reporter

Jumat, 31 Mei 2024  /  8:44 am

Anak-anak di Desa Muara Sampara tak mau lagi mandi di sungai karena mereka mengalami gatal-gatal setelah mandi di sungai. Foto: Bambang Sutrisno/Telisik

KONAWE, TELISIK.ID - Sungai Desa Muara Sampara, Kecamatan Kapoiala, Kabupaten Konawe, diduga tercemar limbah tambang. Pasalnya, air sungai tampak kuning gelap dan masyarakat mengeluh alami gatal-gatal.

“Khawatir kalau sungai hitam seperti ini, ikan juga pasti tidak ada. Cari ikan sekarang makin susah, harus melaut lebih jauh dari pantai," kata salah seorang nelayan Desa Muara Sampara, Aco, Kamis (30/5/2024) siang.

Ada dua lokasi yang diduga tercemar limbah yaitu di sungai dan di pantai Desa Muara Sampara. Limbah ini sudah ada sejak 6 tahun lalu, waktu dimulainya pengoperasian tambang nikel di Morosi. Dulu air sungai kuning seperti pada umumnya.

Warga Desa Muara Sampara, Novry mengaku, sejak dimulainya aktivitas tambang, sungai berangsur-angsur  berubah warna, menjadi kuning gelap.

Baca Juga: Lukman Abunawas Sebut Monopoli Pertambangan jadi Penyebab Pemerataan Pembangunan Belum Tercapai

"Puluhan tahun hidup di sini, tidak pernah mengalami masalah gatal-gatal kalau mandi di sungai. Kita patut curiga dengan adanya aktivitas tambang nikel tersebut, karena dulu air sungai baik-baik saja," tutur warga lainnya, Ebit.

Dia berharap ada itikad baik dari pihak perusahaan tambang nikel PT VDNI dan PT OSS untuk melihat kerugian yang dialami warga yang ditimbulkan oleh aktivitas tambang mereka.

Baca Juga: Aktivitas Tambang Morosi Sebabkan Abrasi 42 Rumah Tenggelam, Warga Desa Muara Sampara Terancam Kehilangan Tanah dan Sejarah

"Temui kami dan kita berdiskusi baik-baik agar pengelolaan lingkungan sekitaran tambang menjadi lebih baik, supaya tidak menimbulkan kerugian secara terus menerus pada masyarakat sekitaran tambang nikel," ujar Kepala Desa Muara Sampara, Suherman.

Telisik.id yang berusaha mengonfirmasi pihak PT VDNI dan PT OSS, hingga saat ini belum bersedia ditemui. (A)

Penulis: Bambang Sutrisno

Editor: Haerani Hambali

 

* BACA BERITA TERKINI LAINNYA DI GOOGLE NEWS