Viral Sapi Kurban Prabowo 1,1 Ton Mati Diracun, Begini Penjelasannya
Reporter
Sabtu, 17 Mei 2025 / 11:24 am
Sapi kurban Prabowo mati mendadak, dugaan racun ditepis Dinas Pertanian. Foto: Repro Kompas.
POLEWALI MANDAR, TELISIK.ID - Seekor sapi kurban berbobot lebih dari satu ton yang disiapkan atas nama Presiden Prabowo Subianto untuk perayaan Idul Adha 1446 Hijriah di Sulawesi Barat, mendadak mati dalam kandang.
Kejadian ini langsung viral di media sosial dan menimbulkan spekulasi, termasuk dugaan keracunan. Namun, Dinas Pertanian dan Pangan Kabupaten Polewali Mandar (Polman) menegaskan bahwa kematian sapi tersebut bukan disebabkan oleh racun maupun penyakit antraks.
Seekor sapi jenis Simental milik Presiden Prabowo Subianto ditemukan mati dalam kandang di Desa Kebun Sari, Kecamatan Wonomulyo, Kabupaten Polewali Mandar, Kamis (15/5/2025).
Sapi tersebut sebelumnya akan dijadikan hewan kurban dalam rangka perayaan Idul Adha tahun ini dan direncanakan dikirim ke Mamuju, Ibu Kota Sulawesi Barat.
Sapi kurban dengan berat sekitar 1,1 ton tersebut semula dalam kondisi sehat dan sempat dimandikan serta diberi makan oleh pemiliknya, Dedi Irawan.
Namun beberapa jam setelahnya, sapi mendadak jatuh dan menggelepar di kandang, sehingga terpaksa disembelih darurat sebelum mati sepenuhnya.
Baca Juga: Jelang Idul Adha Presiden Joko Widodo Beri Bantuan Sapi Kurban untuk Warga Sultra
“Saya masih sempat memandikan tadi pagi dan kelihatannya sehat bugar, hanya saja beberapa jam kemudian tiba-tiba jatuh ambruk dan menggelepar di tempat. Karena khawatir mati saya terpaksa menyembelih di kandangnya,” ujar Dedi Irawan dikutip dari Kompas, Sabtu (17/5/2025).
Dedi mengaku sangat terpukul dengan kejadian tersebut karena sapi tersebut sudah ia rawat selama berbulan-bulan. Bahkan, sapi tersebut baru saja dikontrak sebagai hewan kurban Presiden Prabowo Subianto oleh Sekretariat Presiden pada Rabu (14/5/2025), tepat sehari sebelum insiden terjadi.
Kepala Dinas Pertanian dan Pangan (Distanpan) Kabupaten Polewali Mandar, Andi Afandi Rahman, memberikan penjelasan terkait insiden itu. Ia menegaskan bahwa kematian sapi tersebut tidak disebabkan oleh keracunan maupun penyakit antraks, seperti yang sempat beredar di publik.
"Jadi tadi pagi itu kejadiannya. Ini sapinya gelisah, kemudian karena peternaknya ini berinisiatif daripada mati, lebih baik dipotong paksa. Sapinya gelisah tidak mau makan setelah dimandikan," jelas Andi Afandi kepada wartawan, sebagaimana dikutip dari Merdeka.
Ia juga menambahkan bahwa hasil uji cepat yang telah dilakukan terhadap sapi tersebut menunjukkan bahwa sapi tidak terindikasi mengidap antraks.
“Dari hasil uji cepat, kita pastikan dari sisi antraks masih negatif. Sudah dipastikan bukan antraks,” tegasnya.
Meskipun penyebab pasti belum diketahui, Andi menyatakan bahwa pihaknya telah mengambil langkah lanjutan dengan mengirimkan sampel organ sapi ke Balai Veteriner Maros, Sulawesi Selatan, untuk analisis laboratorium.
"Kita tunggu, mudah-mudahan bisa cepat sampelnya. Sementara proses pengiriman ke Balai Verteriner," lanjutnya.
Sapi tersebut merupakan salah satu dari lima sapi pesanan yang disiapkan untuk kurban tahun ini. Dari kelima sapi tersebut, satu di antaranya diperuntukkan atas nama Presiden Prabowo Subianto dan direncanakan dikirim ke Mamuju.
"Ini (sapi) satu di antara empat semuanya. Jadi sapi dari Polman itu satu untuk Pemprov, satu untuk Pemkab Polman, satu Mamuju Tengah dan satu lagi Mamasa. Untuk sapi yang mati sudah ada penggantinya," terang Andi Afandi.
Dinas Peternakan juga menekankan pentingnya kewaspadaan para peternak terhadap kondisi hewan, terutama menjelang Iduladha yang biasanya menjadi masa sibuk distribusi hewan kurban.
Sementara itu, berdasarkan keterangan pemilik sapi, Dedi Irawan, sapi tersebut dibeli dengan harga Rp 125 juta dan telah melalui proses seleksi sebelum dipilih sebagai hewan kurban presiden.
Daging dari sapi yang telah disembelih secara darurat itu masih dapat dimanfaatkan karena proses penyembelihan dilakukan saat sapi masih dalam kondisi hidup.
Hingga kini, masyarakat setempat masih menunggu hasil pemeriksaan dari laboratorium guna memastikan penyebab kematian sapi tersebut secara ilmiah dan menyeluruh. (C)
Penulis: Ahmad Jaelani
Editor: Kardin
* BACA BERITA TERKINI LAINNYA DI GOOGLE NEWS