COVID-19: Inovasi Produk di Era Akselerasi
Penulis
Minggu, 05 Juli 2020 / 8:41 am
Oleh: Muh. Husriadi, S.AB, M.AB
Dosen Administrasi Bisnis FISIP UHO
Pandemi COVID-19 telah menyeret jatuh perekonomian di seluruh dunia. Oleh karenanya, mempertahankan usaha di tengah pandemi sebesar ini tentu perjuangan yang berat sehingga memerlukan strategi jitu. Pada saat ini juga, kompetisi pasar semakin meningkat, hal ini menuntut semua pihak untuk dapat menghasilkan produk atau jasa yang terbaik dalam memenangkan persaingan.
Era globalisasi telah memaksa para pelaku usaha untuk memperhatikan dan meningkatkan kualitas produk atau jasa yang dihasilkan.
Sehubungan dengan hal tersebut selain peningkatan kualitas maka diperlukan pula inovasi dalam proses pengembangan suatu produk atau jasa, ada beberapa hal yang perlu dipahami mengenai inovasi, karena pada saat muncul fenomena berkaitan dengan perubahan system produksi dimana inovasi seringkali dikatakan bukan technology push atau demand pull secara “hitam-putih” yang tegas namun lebih merupakan proses diantaranya dan kombinasi keduanya.
Walaupun inovasi muncul sebagai event yang mengubah sesuatu secara signifikan inovasi bukan merupakan kejadian sesaat dan/atau tidak terjadi atau muncul dengan sendirinya tetapi inovasi merupakan suatu proses yang kompleks dan dinamis.
Walaupun inovasi didorong oleh kompetisi (persaingan), inovasi tidak berkembang tanpa kerjasama (co-operation), adakalanya bahkan antara perusahaan yang saling bersaing. Inovasi tak lagi semata hanya bergantung pada bagaimana perusahaan, perguruan tinggi dan para pembuat kebijakan bekerja, namun pada bagaimana mereka bekerjasama.
Dalam menciptakan produk berkualitas dan bersifat inovatif merupakan salah satu bentuk apresiasi perbaikan produk berkelanjutan, hal ini sebagai proses pengembangan produk yang terfokus pada konsumen.
Oleh sebab itu, kualitas produk dan pengelolaannya dikaitkan dengan perbaikan berkelanjutan dilakukan oleh banyak perusahaan agar dapat mendorong peningkatan pasar dan memenangkan persaingan.
Baca juga: Masa Pandemi COVID-19, Saatnya Produk Lokal Berkiprah
Saat ini, banyak sektor dalam dunia bisnis seperti industri kecil (UMKM) maupun besar harus memiliki keterbaruan ide agar tetap bisa bertahan. Hal ini mengantar kita pada poin penting yakni inovasi dalam bisnis. Inovasi bisnis adalah hal yang mutlak dilakukan dalam dunia bisnis sebab Inovasi merupakan salah satu strategi untuk mengembangkan sebuah perusahaan menuju arah perubahan yang lebih baik.
Dengan demikian, inovasi bisnis menjadi sebuah keharusan bagi setiap jenis usaha untuk bisa bertahan di tengah derasnya arus persaingan. Melihat hal itu maka perusahaan agar tetap memiliki eksistensi dalam persaingan bisnis, sebuah perusahaan harus menyelaraskan dengan perubahan seiring perkembangan zaman yg setiap saat berubah.
Saat ini, setiap perusahaan yang berkembang akan berlomba-lomba untuk melakukan inovasi bisnis yang mengakibatkan persaingan bisnis yang terus terjadi dan semakin lama persaingan bisnis tersebut akan semakin ketat. Dalam sebuah kondisi persaingan yang semakin ketat ini, maka setiap perusahaan dituntut untuk lebih kreatif dalam hal menciptakan suatu produk sehingga tetap mampu bertahan dan berkembang.
Salah satu contoh misalnya, produk trend saat ini di tengah pandemi COVID-19 terlihat pada produk masker yg diproduksi oleh industri yg ada di Indonesia. PT Semen Indonesia Tbk (SMGR) misalnya, mendorong mitra binaan di seluruh operasional perusahaan untuk melakukan inovasi produk, seperti cluster jahit di Kabupaten Tuban, Jawa Timur contohnya, para pelaku UMKM ini sebelum terjadi pandemi COVID-19 memproduksi pakaian jadi kini membuat masker yg terbuat dari potongan kain.
Begitupun yg terjadi di Garut para pengrajin kulit sapi dan domba yg sebelum nya membuat jaket, tas, sepatu, kini beralih ke produk masker dari bahan kulit. Belakangan ini setelah ke munculan masker tidak lama kemudian hadir face shield dengan berbagai model produk.
Baca juga: 500 TKA dalam Perspektif Sumber Daya Manusia
Hal ini menandakan bahwa peluang bisnis selalu ada tetapi yang tetap perlu di perhatikan adalah sejauh mana inovasi bisa menjadi strategi untuk tetap eksis dalam persaingan bisnis.
Berbeda halnya dengan apa yg terjadi di Amerika dan Jepang. Di Amerika serikat, melalui Massachusetts Institute of Technology (MIT) dan Harvard University, mengembangkan masker wajah yang dapat mendeteksi virus Corona. Masker yg di kembangkan adalah masker yang bisa memberikan sinyal fluorescence ketika seseorang yang terinfeksi COVID-19 bernapas, bersin, atau batuk.
Masker akan menyala atau berpendar di bawah sinar khusus untuk memberi sinyal keberadaan virus. Masker ini juga bisa mengatasi kelemahan metode cepat dalam mendeteksi gejala orang terinfeksi COVID-19, seperti pemeriksaan suhu badan atau rapid test.
Hal senada terjadi di Jepang, Donut Robotics mengembangkan jenis masker yang dapat terkoneksi ke sambungan internet sehingga memungkinkan penggunanya untuk berkirim pesan dan menerjemahkannya ke dalam delapan bahasa yang berbeda. Tidak hanya itu, masker ini juga bisa mendukung panggilan telepon dan membuat suara si pengguna menjadi lebih keras.
Berdasarkan hal itu maka, kita dapat melihat bahwa produk yang dihasilkan oleh industri yang ada dalam negeri sangat berbeda dengan apa yang dihasilkan oleh industri yang ada di negara-negara lain yang lebih beriorentasi kepada human relations and technology.
Oleh karena itu, untuk memenangkan kompetisi ditengah persaingan global, industri-industri kecil maupun besar perlu memerhatikan inovasi sebagai strategi utama untuk bisa mememenangkan persaingan di era akselerasi.
Di era akselerasi yg penuh dengan disrupsi seperti saat ini, industri-industri perlu memformulasi business plan secara matang dengan menggunakan collaboration network sekaligus memperhatikan model triple helix. Sebab triple helix innovation adalah sesuatu yg memang sangat di butuhkan dalam dunia bisnis.
Karena jika tanpa inovasi maka sebuah bisnis sulit menghadapi situasi perubahan di tengah kondisi yg penuh dengan ketidakpastian. (*)