Ferry Yuliana Bisnis Tas Anyaman Rotan Asli Indonesia
Reporter Yogyakarta
Rabu, 17 Juni 2020 / 10:10 am
YOGYAKARTA, TELISIK.ID - Seiring pertumbuhan bisnis yang ada, Indonesia sudah memiliki banyak produk yang berkualitas internasional. Salah satunya adalah produk tas "Gendhis" yang telah memiliki kualitas internasional.
Produk tas wanita untuk kalangan menengah atas ini berawal dari iseng. Drg Ferry Yuliana lantas sukses bisnis tas bernilai miliaran rupiah. Tak hanya menaklukkan pasar lokal, tapi juga berhasil menembus pasar mancanegara dengan omzet ratusan juta rupiah tiap bulan.
Tas hasil kreasi Lia, sapaan akrabnya, terbuat dari anyaman mendong, rotan, pandan, agel, enceng gondok, kain batik dengan benang nilon untuk tas buatannya. Meski bahan yang digunakan terbuat dari anyaman tanaman, tas ini telah popular hingga luar negeri.
Kegemaran dan kemahirannya menganyam ia dapatkan dari otodidak. Ketika kecil ia sering membuat prakarya. Hal itulah yang mengasah kreativitasnya.
Karena ingin memberdayakan petani rotan dan membuat produk asli Indonesia berkualitas dunia, Lia buat tas berkualitas dari tanaman. Selain itu ingin menyejahterakan petani rotan.
Perempuan yang berprofesi sebagai dokter gigi ini, juga mengalami berbagai kendala dan jatuh-bangun ketika membangun bisnis tas yang dijual Rp 100 ribu hingga Rp 400 ribu.
Selain itu, tas produknya pun kerap kali dibajak orang lain. Makanya Lia buat produk baru: limited edition. Edisi terbatas. Yang disukai orang Jepang, Spanyol, Amerika Serikat dan beberapa negara Eropa lainnya.
Lia selalu menerapkan prinsip inovasi setiap harinya. Dan setiap hari, ia selalu melakukan eksplorasi untuk menemukan desain baru yang diprediksi bakal meledak di pasaran.
"Saya bertekad menjadi trend setter dengan melahirkan motif-motif baru," ungkapnya.
Baca juga: AMSI Wakili Asosiasi Media Digital Sebagai Konstituen Dewan Pers
Karena jasanya dalam melestarikan banyak hayati Indonesia dan meningkatkan jumlah produktivitas petani rotan, Lia pernah mendapat penghargaan dari Presiden Susilo Bambang Yudhoyono.
Dengan sentuhan kreativitas tinggi, Lia menyulap tanaman tersebut menjadi tas-tas bernilai jual tinggi. Dampaknya, penghasilan petani pun bertambah. Karena Lia menggunakan 70 persen bahan alami.
Isteri dari Indro Pranomo yang tinggal di kawasan Ring Road Barat, Gamping, Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta, membangun bisnis tas sejak tahun 2002. Awalnya hanya mengisi waktu menunggu kelahiran buah hatinya.
Sebelumnya, ia bekerja di perusahaan tas yang cukup terkenal di Yogyakarta. Karena hamil lalu memutuskan berhenti bekerja. Lalu buat tas sendiri dengan modal Rp 5 juta dari hasil menggadaikan sepeda motor.
Hingga akhirnya bisa buat 400 item produk tas dan mendapat uang Rp 50 juta untuk modal kerja dan ambil sepeda motor di pegadaian serta membayar utang.
Setelah dua tahun kerja sendirian, pada 2004 suaminya membantu total untuk membesarkan bisnisnya. Perkembangan "Gendhis" semakin bagus setelah Lia kembangkan produksi dan suami fokus pada pemasaran.
Kendati tidak punya latar belakang desain dan tidak pandai menggambar, sampai sekarang Lia sendiri yang mendesain produknya. Dalam mendesain tasnya ia berusaha modelnya sesederhana mungkin.
Akhirnya Lia buka gerai khusus di mal dan hotel. Selain juga gerai independen dan jaringan dealer di berbagai kota besar di Indonesia.
Gerai-gerai eksklusif tas Gendhis bisa ditemukan di Jakarta, Bandung, Semarang, Medan, Balikpapan, Solo dan Bali.
Ibu dua anak kelahiran 18 Juli 1974 ini tidak membuka outlet di sembarang pusat perbelanjaan modern. Ia hanya menjual produk berkualitas di tempat-tempat khusus.
"Saya sengaja memilih konsumen middle-up yang mengutamakan kualitas," katanya.
Baca juga: Empat Kabupaten di Sultra Boleh Buka Sekolah, ini Daftarnya
Menurutnya, sekarang ini muncul kecenderungan perempuan mapan justru memilih produk asli Indonesia.
"Bukan sekadar peduli produk dalam negeri, tapi karena banyaknya kasus pembajakan merek tas-tas branded," ungkap perempuan yang selalu mengenakan busana muslimah itu.
Bagi Lia, membuat tas bukan sekadar merangkai bahan-bahan tertentu untuk kemudian terbentuk menjadi benda yang berfungsi sebagai tas semata. Namun, di dalamnya mengandung sesuatu yang mengesankan bagi pecintanya.
"Akan tetapi setiap tas itu harus bernyawa," kata Lia.
Setiap desain, kata Lia, memiliki tema tertentu. Demi menjaga eksistensi, maka setiap bulan Lia meluncurkan dua motif baru.
"Kalau ada event akbar bisa puluhan motif baru," terangnya.
Lia sering mengadakan pelatihan-pelatihan guna menyalurkan kepandaiannya berkreasi, terutama bagi ibu-ibu PKK agar bisa menghasilkan sesuatu.
Lia juga mengajarkan tentang pola anyam, cara mewarnai dengan bahan alami, cara mendesain dan mengemas, sampai cara membuat display produk.
Ke depan, Drg Ferry Yuliana seorang yang berjiwa nasionalis tinggi bertekad akan terus meningkatkan kualitas produknya agar tas "Gendhis" makin berkibar di pasar internasional.
Ia memiliki impian ingin membuat produk asli Indonesia, di mana bahan dasar dan pewarnaannya asli dari tanaman Indonesia. Lia yakin, Indonesia memiliki keanekaragaman hayati yang sangat kaya, sangat potensial dan bernilai jual tinggi.
Reporter: Affan Safani Adham
Editor: Sumarlin