Festival Liangkabori Ajang Pengakuan Sejarah Peradaban Muna

Erni Yanti

Reporter

Sabtu, 12 Juli 2025  /  11:40 am

Suasana Festival Liangkobori sejarah pedaban Pulau Muna. Foto: Ist.

MUNA, TELISIK.ID - Festival Liangkabori 2025 resmi digelar di Desa Liangkabori, Kabupaten Muna, Sulawesi Tenggara, Jumat (11/7/2025).

Acara yang akan berlangsung hingga 18 Juli ini mengusung tema "Lestarikan Budaya Leluhur, Daseise Lalo Damowanu Liwu", dengan lokasi utama di situs prasejarah Goa Liangkabori, salah satu warisan budaya tertua di wilayah tersebut.

Wakil Gubernur Sulawesi Tenggara, Ir Hugua, membuka secara langsung kegiatan tersebut. Dalam sambutannya, ia menegaskan, Festival Liangkabori bukan hanya ajang pelestarian budaya, tetapi juga bagian dari pengakuan terhadap identitas sejarah dan peradaban masyarakat Muna.

“Festival Liangkabori bagi Sulawesi Tenggara, khususnya Pulau Muna, merupakan sebuah identitas budaya yang sangat penting. Liangkabori adalah salah satu situs peradaban kuno yang diyakini telah ada sejak 60 ribu tahun sebelum masehi,” ujar Hugua.

Ia merujuk pada hasil penelitian dari Gravity University yang menunjukkan keberadaan lukisan-lukisan prasejarah di dinding goa, termasuk gambar flora, fauna, telapak tangan, dan perahu, sebagai bukti bahwa peradaban manusia di Muna sudah berkembang sejak masa prasejarah.

Baca Juga: Festival Liangkabori 2025 di Muna, Hugua: Lukisan di Gua Lebih Indah dari Monalisa Karya Leonardo da Vinci

Sejumlah tokoh dan pejabat turut hadir dalam pembukaan acara, antara lain Bupati dan Wakil Bupati Muna, Kepala Dinas Pariwisata Sultra, perwakilan LIPI dan BRIN, Bupati Buton Tengah, serta Sekda Muna Barat.

Kehadiran masyarakat lokal, komunitas budaya, dan wisatawan domestik maupun mancanegara turut memeriahkan suasana.

Salah satu daya tarik utama festival ini adalah lomba layang-layang tradisional Kaghati Kolope, layangan kuno khas Muna yang terbuat dari daun.

Tradisi ini telah diwariskan secara turun-temurun dan kini menjadi simbol budaya lokal yang mendunia. Perlombaan tersebut bahkan menarik minat peserta dari luar negeri.

“Kaghati Kolope adalah simbol kecerdasan lokal dan kreativitas leluhur. Festival ini mempromosikan tata nilai budaya yang hidup. Bahkan ada peserta asing yang datang khusus untuk mengikuti perlombaan ini,” kata Wakil Gubernur.

Hugua juga menyampaikan harapan agar Festival Liangkabori dapat dijadikan agenda tetap dalam kalender pariwisata tahunan Sultra. Menurutnya, pengembangan pariwisata berbasis budaya dapat menjadi motor penggerak ekonomi daerah dan sekaligus memperkuat jati diri masyarakat.

“Budaya lama dan budaya sekarang telah menyatu menjadi kekayaan yang bukan hanya untuk dikenang, tetapi menjadi bagian dari kehidupan dan ekonomi masyarakat. Jika dikembangkan dengan baik, Sultra bisa menjadi pusat pertumbuhan ekonomi pariwisata nasional,” ungkapnya.

Baca Juga: 25 Honorer Muna Lolos Seleksi PPPK Tahap II

Menutup arahannya, Hugua menyampaikan apresiasi kepada Pemerintah Kabupaten Muna atas terselenggaranya festival ini dengan sukses.

“Selamat kepada Pemda Muna. Semoga Liangkabori semakin mantap, Kabupaten Muna semakin sejahtera, dan masyarakatnya semakin maju, aman, dan religius sebagaimana visi ASR-Hugua,” pungkasnya.

Festival Liangkabori 2025 diharapkan menjadi momentum penting dalam memperkuat identitas budaya lokal, mendorong ekonomi kreatif, serta menjadikan Sulawesi Tenggara sebagai destinasi unggulan wisata sejarah dan budaya di Indonesia. (Adv)

Penulis: Erni Yanti

Editor: Kardin

 

* BACA BERITA TERKINI LAINNYA DI GOOGLE NEWS