FUAD IAIN Kendari Lirik Bank Sampah
Reporter
Jumat, 05 November 2021 / 1:56 pm
KENDARI, TELISIK.ID - Puluhan mahasiswa Fakultas Ushuluddin, Adab dan Dakwah (FUAD) IAIN Kendari terlibat pada kegiatan DLHK Kendari.
Kegiatan tersebut bertujuan mengajak mahasiswa untuk lebih peduli lingkungan dengan mengurangi penggunaan sampah plastik.
Berdasarkan rekapan pengelola TPA Puuwatu Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan (DLHK) Kota Kendari, volume sampah yang masuk ke TPA mencapai kisaran 180 hingga 200 Ton sampah per hari.
Merilis data penduduk BPS, jumlah penduduk Kota Kendari tahun 2020 mencapai 345,11 ribu jiwa dengan sebaran terbanyak di tiga kecamatan yakni, Kecamatan Kendari Barat 42,23 disusul Poasia 40,66 dan Puuwatu 40,00 ribu jiwa penduduk.
Bila tidak terkelola dengan baik, Arifin Rauf, sekdis DLHK mengingatkan, maka dalam tiga tahun ke depan TPA Puuwatu sudah tidak mampu lagi menampung sampah warga Kendari.
”Luas lahan TPA 19,3 Ha, tentu dengan timbunan sampah yang terus naik kita khawatir TPA tidak mampu lagi memiliki daya tampung,” ungkap Arifin, memulai pembicaraan di forum FGD IAIN Kendari, Fakultas Ushuluddin, Adab dan Dakwah.
Ia merunut, bila TPA Puuwatu mulai beroperasi dari tahun 2005. Nah TPA tersebut memiliki keunggulan tersendiri, di antaranya akses yang mudah karena berada di tengah-tengah Kota Kendari, sehingga memudahkan mobilisasi kendaraan truk sampah.
Namun seiring perkembangan kota, beber Arifin, di sekitar lokasi TPA sudah terbangun kawasan perumahan, pergudangan, kantor, dan pemukiman penduduk. Sebab itu, sudah sangat susah lagi untuk memperluas kawasan TPA, karena berimbas pada kompensasi lahan alias ganti rugi yang melangit.
Kini problem sampah sudah menjadi masalah serius kabupaten/kota di Indonesia. Tak terkecuali kata Arifin, DKI Jakarta, Surabaya, dan Makassar. Olehnya itu, penanganan sampah harus dimulai dari sumbernya, misalnya kehadiran Bank Sampah dan pembuatan komposter di pemukiman penduduk berbasis RT/RW.
Konsep 3R terus digalakkan ke masyarakat, yakni Reduce mengurangi penggunaan sampah barang yang akan menjadi sampah, Reuse menggunakan kembali sampah barang atau sampah, sedangkan Recycle mengolah kembali (daur ulang) sampah menjadi barang atau produk baru yang bermanfaat.
Kehadiran PT (Perguruan Tinggi) sambung Arifin, diharapkan mampu memberi edukasi ke masyarakat dalam berbagai program pemberdayaan berbasis masyarakat. Tidak sekedar konsep, tetapi juga aksi nyata.
"Nah, kampus memiliki andil itu. Insya Allah, kami memberi apresiasi dan back up kehadiran Bank Sampah di Fakultas Ushuluddin, Adab dan Dakwah IAIN Kendari,” cetus sekdis DLHK ini.
Di tempat yang sama, Dr Muhammad Iksan, M,Pd. Wakil dekan Bidang Mahasiswa dan Akademik FUAD mengungkapkan, kolaborasi bersama DLHK diharapkan mampu memberi aksi nyata dalam pengurangan sampah. Kalau hanya sebatas rekomendasi kata dia, tentu sudah banyak, tentu yang dibutuhkan adalah prateknya.
Dari kegiatan FGD pengabdian masyarakat berbasis riset, sambung Muhammmad Iksan, bisa memotivasi untuk memacu kreativitas dan inovasi mahasiswa seiring dengan tuntutan perkembangan zaman.
"Mahasiswa tidak selalu harus belajar di dalam kelas saja, tetapi juga perlu suasana belajar yang berbeda. Kami juga mendukung pengurangan sampah plastik untuk kelestarian lingkungan,” jelasnya.
Bukan berarti jijik alias tidak bisa memberi manfaat, justru dari bisnis daur ulang sampah malah mendatangkan income yang menjanjikan. Purnomo Setiawan, Entrepreneur daur ulang limbah membeberkan, bila ditekuni secara sabar dan tekun, sampah dapat mendatangkan pundi-pundi rupiah. Konkretnya, sampah dari plastik, kertas dan limbah lainnya yang dapat diolah dengan berbagai pilihan. Biaya murah, dan risiko kecil,” tutupnya. (A-Adv)
Reporter: Ibnu Sina Ali Hakim
Editor: Haerani Hambali