Ini Bahayanya Kekurangan Asupan Manis
Reporter
Senin, 05 Agustus 2024 / 1:43 pm
JAKARTA, TELISIK.ID - Tubuh mungkin telah terbiasa dengan asupan minuman manis sehari-hari. Berbagai jenis minuman manis dikenal di tengah masyarakat, mulai dari kopi susu gula aren hingga minuman bersoda kemasan. Seringkali, minuman manis dianggap bisa membantu konsentrasi saat bekerja.
Namun, bukan rahasia lagi bahwa asupan makanan dan minuman manis berdampak buruk buat kesehatan. Asupan gula berlebih bisa memicu obesitas dan masalah diabetes tipe-2. Diabetes sendiri dikenal sebagai salah satu faktor risiko masalah kardiovaskular dan bisa mengancam nyawa.
Demi tubuh yang bugar di masa depan, Anda disarankan untuk membatasi atau bahkan menghindari asupan minuman manis. Tak ada salahnya jika Anda perlahan mencoba berhenti mengonsumsi minuman manis.
Beberapa orang sempat ramai di media sosial karena mencoba berhenti mengonsumsi minuman manis. Hasilnya, ternyata memuaskan. Mereka mengklaim tubuh yang lebih bugar dan berat badan yang berhasil turun, seperti dilansir dari cnnindonesia.com, Senin (5/8/2024).
Memangnya, apa yang terjadi pada tubuh saat berhenti konsumsi minuman manis? Tubuh akan terasa lebih segar berkat asupan gula yang berkurang. Pada fase awal, tubuh memang akan terasa lemas dan tak berenergi saat berhenti mengonsumsi minuman manis.
Gara-garanya adalah penurunan energi yang terjadi seiringan dengan penurunan asupan gula. Gula sendiri kerap digunakan tubuh sebagai sumber energi. Namun, rasa lemas yang muncul tak berarti menjadi tanda gula darah rendah.
Dampak negatif konsumsi gula yang berlebihan memang tidak semanis rasanya. Inilah mengapa banyak orang memutuskan untuk berhenti mengonsumsi gula demi menghindari efek buruknya.
Namun, pernahkah Anda membayangkan apa yang akan terjadi bila Anda tidak makan gula sama sekali? Gula tidak selalu buruk. Bahan pemanis ini merupakan salah satu sumber karbohidrat dan tubuh memerlukannya untuk membentuk energi.
Baca Juga: Obat Penurunan Berat Badan dan Diabetes Ini Diklaim Bisa Bikin Berhenti Merokok
Mengutip halosehat.com, jika Telisikers berhenti mengonsumsi gula sama sekali, Anda justru berisiko mengalami gangguan berikut.
1. Hipoglikemia (gula darah rendah)
Hipoglikemia adalah kondisi ketika kadar glukosa darah (gula darah) lebih rendah dari rentang normal. Kondisi ini terjadi ketika produksi hormon insulin dari pankreas tidak berimbang dengan asupan glukosa yang terlalu sedikit.
Seseorang mengalami hipoglikemia jika kadar gula darahnya kurang dari 70 miligram per desiliter (mg/dL) atau 3,9 milimol per liter (mmol/L). Kondisi ini biasanya lebih umum terjadi pada diabetesi (orang yang menderita diabetes).
Alasannya bukan akibat diabetes tidak makan gula sama sekali, melainkan karena mereka rutin mengonsumsi obat penurun gula darah atau menyuntik insulin. Keduanya memang membantu mengontrol gula darah pada penderita diabetes.
Hanya saja, pemakaian obat-obatan tersebut juga bisa menurunkan gula darah secara drastis. Meski kerap menyerang penderita diabetes, tetap ada risiko hipoglikemia terjadi pada nondiabetesi yang tidak mengonsumsi gula (karbohidrat) sama sekali.
2. Kekurangan energi
Anda membutuhkan energi untuk menjalankan fungsi organ dan aktivitas sehari-hari. Sebagian besar energi tersebut berasal dari gula. Gula dari makanan dan minuman yang masuk ke usus akan berubah menjadi glukosa dan melewati proses pembentukan energi.
Setiap sel tubuh Anda mengolah glukosa menjadi asam piruvat dan asam laktat. Dua zat ini lalu berubah lebih lanjut menjadi adenosin trifosfat (ATP). ATP inilah yang memberi energi bagi sel otot dan penyusun organ-organ tubuh Anda.
Jika Anda tidak makan gula sama sekali, tubuh akan kehilangan salah satu sumber karbohidrat utamanya. Dengan berkurangnya asupan karbohidrat, berkurang pula produksi energi dalam tubuh Anda. Dampaknya, Anda jadi rentan kekurangan energi.
3. Menurunkan kerja otak
Tubuh mengubah karbohidrat menjadi glukosa sebagai sumber energi utama. Bila Anda kekurangan karbohidrat atau mengalami hipoglikemia, tubuh juga akan kekurangan energi. Hal ini berpengaruh pada fungsi normal tubuh, terutama otak. Pasalnya, otak yang merupakan sumber sistem saraf pusat tubuh amat mengandalkan ketersediaan glukosa dalam darah.
Sederhananya, glukosa merupakan satu-satunya “bahan bakar” yang mampu mendukung otak agar dapat bekerja secara optimal. Beda dengan otot, otak tidak punya tempat penyimpanan energi. Sel otak bergantung pada asupan gula sehingga kebutuhan glukosa organ ini cenderung lebih besar. Jadi, saat Anda tidak makan gula sama sekali, hal ini akan berdampak besar pada kerja otak.
Baca Juga: 7 Metode Lawan Asam Urat Tanpa Obat Apotek
Otak akan kehilangan sebagian sumber energinya dan ini bisa memengaruhi kerja organ yang lain. Pada penelitian yang dilakukan oleh American Diabetes Association, hipoglikemia parah bahkan dapat menurunkan fungsi berpikir otak.
4. Mengganggu fungsi sistem saraf pusat
Lebih buruknya lagi, keputusan untuk tidak mengonsumsi gula sama sekali juga dapat menimbulkan beragam masalah pada sistem saraf pusat. Biasanya, orang-orang yang mengalami hipoglikemia akan merasa lemas, lelah, pusing, atau tampak pucat.
Selain itu, Anda mungkin juga merasakan munculnya tanda stres seperti gelisah, gugup, tidak nyaman, dan mudah marah. Mimpi buruk, menangis saat tidur, insomnia, maupun gangguan tidur lainnya bisa menjadi kondisi “langganan” yang datang silih berganti.
Dalam kondisi parah, hipoglikemia akibat tidak makan gula bahkan bisa menyebabkan gangguan seperti pandangan kabur, gemetar, sulit berkonsentrasi, hilang kesadaran, kejang, dan koma. Tubuh membutuhkan gula agar tetap sehat. Hanya saja, takaran sehari-harinya perlu dibatasi.
Ini berarti asupan pemanis tambahan tidak boleh berlebihan. Ingat, gula juga Anda dapatkan dari sumber karbohidrat seperti makanan pokok dan buah. Jika tidak makan gula membuat tubuh Anda kekurangan energi, konsumsi gula yang berlebihan pun bisa mengganggu kerja organ-organ tubuh. (C)
Penulis: Ahmad Jaelani
Editor: Haerani Hambali
* BACA BERITA TERKINI LAINNYA DI GOOGLE NEWS