Kasus Harian Menurun, Anies Tetap Ingatkan Warga Tidak Kendor Patuhi Prokes

Marwan Azis

Reporter Jakarta

Senin, 26 Juli 2021  /  9:37 pm

Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan ketika menyapa dan berbincang dengan tenaga medis di salah satu rumah sakit di Jakarta. Foto: Ist.

JAKARTA, TELISIK.ID - Kasus COVID-19 di Jakarta terus mengalami penurunan, dan mulai keluar dari masa genting.

Hal tersebut dapat dilihat dari turunnya kasus aktif, tingkat kematian, positivity rate, hingga keterisian fasilitas kesehatan (faskes) di DKI Jakarta.

“Izinkan saya memberikan update situasi pandemi COVID-19 di Jakarta. Di mana, angka kasus aktif Jakarta terus berkurang. Bila sebelumnya kita sempat mencapai angka lebih dari 113.000 kasus aktif pada tanggal 16 Juli 2021, maka per kemarin (25/7/2021) kasus aktif kita sudah turun di angka 64.000,” ungkap Gubernur Provinsi DKI Jakarta, Anies Baswedan, dalam keterangan persnya di Jakarta, Senin (26/7/2021).

“Turunnya kasus aktif ini konsisten dengan tren penurunan di beberapa parameter lain, di antaranya positivity rate yang tadinya di kisaran 45?n kini sudah di kisaran 25%. Juga, pemakaman protap COVID-19 yang sempat mencapai lebih dari 350 sehari, kini turun di bawah 200 per hari,” tambahnya.

Anies menjelaskan, dalam beberapa minggu terakhir, pihaknya telah berkomunikasi, memantau, dan mengunjungi beberapa Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) yang ada di Jakarta.

Dalam kunjungan tersebut, Anies mendapati kondisi rumah sakit yang semakin hari semakin terkendali, karena tersedianya kapasitas tempat tidur isolasi di Instalasi Gawat Darurat hingga ICU.

“Saya juga terus berkeliling ke faskes kita, selain menerima laporan dan juga melakukan pemantauan lewat CCTV. Tadi pagi, saya juga baru berkunjung ke RSUD Budhi Asih dan RSKD Duren Sawit. Situasinya sudah jauh berbeda dibanding ketika saya berkunjung sebulan lalu ke Duren Sawit," paparnya.

"Saat itu, RS begitu penuh, bahkan selasar depan IGD pun dipenuhi oleh pasien yang antre masuk ke dalam IGD, kamar rawat inap dan ICU. Kini, selasar IGD itu sudah kosong, pasien dapat langsung masuk ke IGD. Situasi ini serupa di begitu banyak RSUD di Jakarta,” sambung Gubernur Anies.

Artinya, aliran pasien baru yang datang ke fasilitas kesehatan sudah berkurang, tidak sebanyak beberapa minggu lalu.

"Harapannya, yang keluar dari fasilitas kesehatan semakin banyak, yang masuk semakin sedikit, maka beban di fasilitas kesehatan akan terus berkurang," lanjutnya.

Namun, apakah artinya situasi pandemi di Jakarta sudah benar-benar aman? Anies menegaskan bahwa situasi pandemi di Jakarta sama sekali belum aman.

Hal tersebut nampak dari jumlah kasus aktif yang masih tergolong tinggi di mana masih menyentuh angka 64.000 kasus aktif dengan positivity rate pada persentase 25 persen, meskipun diakui pula tekanan dan antrean di faskes sudah terurai.

Namun ia meminta masyarakat harus hati-hati memaknainya (penurunan situasi pandemi). Kasus aktif 64.000 itu masih 2 kali lebih tinggi daripada puncak gelombang pertama lalu.

Dimana Positivity rate 25% tersebut, masih jauh di atas rekomendasi ideal WHO yaitu di bawah 5%. Termasuk  walaupun antrean IGD sudah terurai, namun ICU masih padat, sambil tekanan perlahan berkurang. Artinya, tren penurunan ini nyata terlihat, tapi situasi masih jauh dari ideal.

"Maka, penting sekali kita melanjutkan dan terus mendorong momentum perbaikan situasi ini. Urutannya adalah antrean IGD, lalu kamar rawat inap, dan ICU. Antrian IGD sudah terurai, semoga berikutnya diikuti dengan pelonggaran keterisian di kamar rawat inap dan ICU,” terangnya.

Anies mengimbau seluruh warga Jakarta agar tidak kendor dalam mematuhi protokol kesehatan dan mengurangi mobilitas seperti anjuran di dalam peraturan PPKM Level 4.

Bahkan, Anies juga meminta secara khusus kepada perusahaan agar tidak merisikokan para karyawannya dengan mengharuskan bekerja di kantor, apabila pekerjaan tersebut dapat dikerjakan dari rumah.

Olehnya itu, ia juga menyampaikan pada warga Jakarta agar tidak pesimis, sebab pada kenyataannya bisa bersama-sama mulai menurunkan tingkat kegawatan situasi. Tapi, juga jangan lengah, jangan kendor.

"Jangan sampai gelombang perbaikan yang mulai terasa ini lalu berhenti atau malah berbalik jadi naik kembali karena kita lengah dan kendor. Tetap jaga prokes kapanpun dan di manapun, serta terus kurangi mobilitas yang tidak perlu. Bagi perusahaan-perusahaan, jangan paksakan karyawan masuk bila itu merisikokan protokol kesehatan di kantor Anda. Jaga tanggung jawab ini,” tegasnya.

Baca Juga: Ketua DPR Puan Maharani Minta Pemda Tingkatkan Pemantuan Pasien Isoman

Baca Juga: Pemerintah Kembali Terbitkan Tiga Aturan Pelaksanaan PPKM

Anies juga mengimbau agar warga segera melakukan vaksinasi, karena dengan vaksinasi terbukti berhasil menurunkan risiko keparahan dan kematian akibat COVID-19 secara signifikan.

Terlebih, Pemprov DKI Jakarta telah berkolaborasi dengan banyak pihak untuk melaksanakan vaksinasi bagi warganya serta pribadi-pribadi yang berkegiatan di Jakarta dengan berbagai kemudahan.

Mulai dari sentra vaksinasi di Kelurahan, mobil vaksin keliling, dan lain sebagainya. Sehingga, target DKI Jakarta untuk memvaksin 8 juta orang dewasa pada akhir Agustus 2021 dapat terpenuhi.

“Data di Jakarta nyata, menunjukkan bahwa vaksinasi menurunkan risiko keparahan dan kematian akibat COVID-19 secara signifikan. Karena itulah, ikhtiar kita untuk ikut divaksin harus semakin kuat setelah melihat fakta di lapangan bahwa vaksin menurunkan risiko kematian secara signifikan. Jangan tunda lagi, bagi yang belum, segera dapatkan vaksin untuk Anda dan keluarga. Daftar lewat JAKI dan lindungi diri Anda, keluarga Anda, dan lingkungan sekitar Anda,” tandasnya. (C)

Reporter: Marwan Azis

Editor: Fitrah Nugraha

TOPICS