Keracunan Massal MBG di Baubau, Bos BGN Sebut Supplier Lokal Belum Siap
Reporter
Jumat, 19 September 2025 / 9:54 am
Kepala BGN, Dadan Hindayana (kiri), seorang siswi yang hendak dirujuk ke puskesmas usai mengkomsumsi menu MBG, Selasa (16/9/2025). Foto: Repro Antara, Elfinasari/Telisik.
JAKARTA, TELISIK.ID - Kepala Badan Gizi Nasional (BGN) Dadan Hindayana mengungkap faktor penyebab kasus keracunan makanan dalam program Makan Bergizi Gratis (MBG) yang terjadi di sejumlah daerah, termasuk Baubau, Sulawesi Tenggara.
Ia menyebut masalah utama muncul dari dapur penyedia makanan hingga pergantian pemasok bahan baku yang belum siap menghadapi skala besar.
Menurut Dadan, kasus di beberapa daerah dipicu keterbatasan kemampuan dapur Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) baru yang langsung ditugaskan memasak dalam jumlah ribuan porsi.
"Satu penyebabnya disebabkan oleh baru beroperasinya SPPG seperti yang di Bengkulu, makanya kami kemudian sarankan untuk SPPG baru mulainya bertahap," jelasnya di Jakarta Pusat, dikutip dari CNN Indonesia, Jumat (19/9/2025).
Ia mencontohkan, seharusnya proses adaptasi dapur dilakukan perlahan. Jika ada 20 sekolah yang menjadi target, hari pertama cukup melayani dua sekolah, lalu jumlahnya ditambah bertahap. Dengan begitu, kemampuan tenaga masak bisa menyesuaikan beban kerja.
Baca Juga: Puluhan Siswa SMAN 7 Baubau Muntah dan Diare Usai Konsumsi Menu MBG
Namun, Dadan menekankan kasus di Baubau berbeda. Program MBG di daerah tersebut sebenarnya sudah berjalan delapan bulan tanpa kendala berarti. Baru-baru ini masalah muncul setelah adanya pergantian pemasok bahan baku.
"Yang kejadian di Maluku Barat Daya atau di Baubau itu sudah delapan bulan berjalan, jadi sebenarnya sudah biasa, tapi kemarin kejadian karena mendapat informasi baru ganti supplier," ujarnya.
Pergantian ini dilakukan demi meningkatkan pemanfaatan bahan pangan lokal. Sayangnya, pemasok baru disebut belum sepenuhnya siap menjaga kualitas bahan makanan. Akibatnya, puluhan siswa di Baubau jatuh sakit.
Tercatat 37 siswa dari SMA Negeri 7 dan SD Hidayatullah dilarikan ke fasilitas kesehatan pada Selasa (16/9/2025) dengan gejala mual, muntah, pusing, hingga diare. Beberapa siswa bahkan mengaku menemukan ayam dalam menu MBG yang berbau tidak sedap.
Insiden serupa juga terjadi di berbagai daerah. Di Lamongan, Jawa Timur, belasan siswa SMA Negeri 2 harus dirawat di rumah sakit setelah keracunan makanan MBG.
Di Sumbawa, Nusa Tenggara Barat, lebih dari 120 siswa mengalami gejala keracunan hingga fasilitas kesehatan kewalahan menampung pasien. Kasus lain juga tercatat di Gunungkidul, Yogyakarta, serta Garut, Jawa Barat.
Baca Juga: Viral, Siswa SD di Buton Menangis Kesakitan hingga Dilarikan ke Rumah Sakit usai Konsumsi MBG
Meski demikian, pemerintah tetap menargetkan program MBG berjalan dengan baik tanpa menimbulkan masalah kesehatan.
"Ya tetap. Harus lah itu harus zero incident. Kita kan ingin membuat anak cerdas, sehat, kuat, ya harus makanannya dikonsumsi dengan baik dan tidak menimbulkan gangguan pencernaan," tegas Dadan.
Ia menambahkan, hingga saat ini BGN sudah menyalurkan sekitar 1 miliar porsi makanan melalui program MBG. Evaluasi pun terus dilakukan agar target gizi anak tetap tercapai tanpa mengulangi kejadian serupa. (C)
Penulis: Ahmad Jaelani
Editor: Kardin
* BACA BERITA TERKINI LAINNYA DI GOOGLE NEWS