Mainkan Harga Tiket, Kapal Express Bahari 7 F Diadukan ke Dewan
Reporter Muna
Senin, 15 November 2021 / 4:32 pm
MUNA, TELISIK.ID - Kapal Express Bahari 7 F kembali berulah. Kapal cepat milik PT Dharma Indah itu seenaknya memainkan harga tiket penumpang dengan rute pelayaran Raha-Kendari.
Diketahui sudah dua pekan ini, harga tiket kapal Express Bahari dibandrol sebesar Rp 80 ribu untuk kelas ekonomi dan Rp 150 ribu kelas VIP.
Hal tersebut sangat bertentangan dengan daftar tarif yang ditetapkan Pemprov Sultra dengan rincian kelas ekonomi Rp 130 ribu dan VIP Rp 200 ribu.
Tidak hanya itu, akibat penurunan harga sepihak itu membuat pesaingnya kapal cepat Putri Anggraeni milik PT Putra Maju Global yang menjual tiket dengan harga normal mengalami penurunan jumlah penumpang.
Manajemen PT Putra Maju Global yang mulai hilang kesabaran, sontak mengadukan ulah manajemen PT Dharma Indah ke DPRD Muna, Senin (15/11/2021).
Baca Juga: Viral: Bikin Haru, Seorang Ibu Jualan Bakso Sambil Gendong Anaknya
Kepala Cabang PT Putra Maju Global, La Ode Pedati mengungkapkan, dengan penjualan tiket di bawah harga yang telah ditetapkan, sangat merugikan pihaknya.
Apalagi, penjualan tiket sebesar Rp 80 ribu dilakukan secara terang-terangan baik di dalam dan di luar kawasan pelabuhan.
"Mereka menggunakan buruh. Jadi setiap ada penumpang, mereka tawarkan tiket dengan harga Rp 80 ribu. Setelah deal, penumpang langsung diantar ke atas kapal," kata Pedati.
Ironisnya, harga tiket Rp 80 ribu hanya berlaku pada kapal Express Bahari 7 F yang akan berangkat ke Kendari. Sedangkan, kapal lainnya dari Baubau yang singgah di Raha menuju Kendari harga tiketnya tetap normal.
"Begitu juga sebaliknya dari Kendari ke Raha, harga tiketnya normal. Harga tiket Rp 80 ribu itu, hanya untuk pelayaran Raha-Kendari saja," bebernya.
Koleganya, La Ode Samedi, Karyawan PT Putra Maju Global mengatakan, akibat harga tiket murah itu, setiap harinya hampir terjadi konflik dengan buruh-buruh yang dipakai PT Dharma Indah.
Namun mirisnya, pihak Syahbandar dan Polsek KPPP terkesan menutup mata melihat kondisi itu.
"Terkesan ada pembiaran. Selama ini, di ruang tunggu dijaga petugas Syahbandar, sekarang tidak lagi. Sehingga, buruh bebas lalu lalang mengantar penumpang ke kapal Express Bahari 7 F," ungkapnya.
Mereka berharap DPRD dapat memfasilitasi persoalan itu, sehingga kedua kapal bisa bersaing dengan sehat. Karena takutnya, bila permainan harga tiket terus dibiarkan, lantas kapal Puteri Anggraeni tarik diri akibat kurangnya jumlah penumpang tidak akan menutupi oprasional bahan bakar.
"Selama ini harga tiket Express Bahari 7 F itu Rp 80 ribu, penumpang kita menurun drastis," ujarnya.
Wakil Ketua DPRD Muna, Muhamad Natsir Ido berjanji akan secepatnya menyelesaiakan persoalan permainan harga tiket itu dengan memanggil pihak Syahbandar, Dinas Perhubungan (Dishub), Polsek KPPP dan manajemen PT Dharma Indah.
"Rabu (17/11/2021), kita undang pihak terkait untuk rapat dengar pendapat," katanya.
Sementara itu, La Ode Dyrun, anggota Komisi II DPRD Muna menerangkan, PT Dharma Indah sudah dua kali berulah. Pertama, sejak masuknya PT Putra Maju Global, PT Dharma Indah memberikan diskon 50 persen harga tiket.
Dewan pun saat itu langsung menggelar rapat bersama pihak Syahbandar dan Dishub Sultra. Setelah rapat itu, pihak PT Dharma Indah langsung kembali memberlakukan tarif normal.
Baca Juga: Pemkab Kolut Target INTENS Muhammadiyah Beroperasi Tahun 2022
"Masalah ini tetap akan kami tindaklanjuti," terangnya.
Politisi Golkar itu menambahkan, selama dua kapal itu beroperasi, masyarakat pengguna jasa angkutan laut merasa nyaman. Karena, bebas memilih.
"Seharunya bersaing sehat, tinggal perbaiki pelayanan saja, bukan malah menjul tiket dengan harga di bawah standar. Kalau seperti itu modelnya, nanti kita sampaikan ke Pemprov agar merubah tarif menjadi Rp 80 ribu saja," pungkasnya. (A)
Reporter: Sunaryo
Editor: Fitrah Nugraha