Mantan Pendeta Mualaf Usai Memurtadkan 3.000 Orang
Content Creator
Jumat, 06 Desember 2024 / 6:55 pm
JAKARTA, TELISIK.ID - Rudi Mulyadi, mantan pendeta yang pernah menggemparkan dengan tindakannya memurtadkan sekitar 3.000 orang, kini telah menemukan hidayah dan memeluk agama Islam.
Selama bertahun-tahun, Rudi Mulyadi aktif mengajak orang-orang untuk meninggalkan agama Islam dan menganut agama Kristen. Namun, setelah melalui perjalanan spiritual yang panjang, ia akhirnya menyadari kesalahannya dan memutuskan untuk kembali ke agama yang dianut sejak lahir.
Kisah inspiratif Rudi Muliyadi dalam memeluk Islam diungkapkan langsung oleh anak kandungnya, Yesi Yasika, yang juga telah menjadi mualaf.
Baca Juga: 2 Tahun Mualaf, Bocah 12 Tahun Ikut Kompetisi Hafalan Al-Qur'an Internasional di Masjidil Haram
Yesi mengungkapkan bahwa para pendeta banyak menentang dan mempertanyakan keputusan ayahnya untuk memeluk Islam.
“Papa saya itu kan mantan pendeta, ya. Pas memutuskan masuk Islam, banyak sekali pihak-pihak gereja itu yang meminta keterangan beliau. Istilahnya meminta konfirmasi, kenapa pak Rudi bisa memeluk agama Islam,” kata Yesi melalui unggahan video di kanal youtube Ngaji Cerdas.
“'Padahal beliau (Rudi Muliadi) itu adalah pendeta yang sudah hampir 3.000 orang dimurtadkan oleh beliau,” sambungnya.
Yesi mengungkapkan kekhawatirannya saat para pendeta berkunjung, ia takut ayahnya mengalami konsekuensi negatif atas keputusannya menjadi mualaf.
“Jadi pada waktu itu ada beberapa pendeta yang datang ke rumah, kita semua sudah panik karena apa namanya takut papa itu terjadi hal-hal yang tidak kami inginkan. Tetapi alhamdulillah pada saat itu saya melihat papa saya tenang, santai, tenang aja,” imbuh Yesi.
Di hadapan para pendeta, Yesi menjelaskan bahwa ayahnya memilih Islam karena meyakini bahwa keyakinan umat Kristen tentang Yesus sebagai Tuhan adalah keliru.
Yesi menyampaikan bahwa ayahnya memutuskan memeluk Islam setelah menyadari kesalahan dalam keyakinan Kristen tentang status ketuhanan Yesus.
“Kalau selama ini di agama Kristen meyakini pada hari akhir Yesus akan datang ke altar gereja dengan bernyanyi glory-glory haleluya,” katanya.
“Kalau kami di Islam meyakini kalau Yesus itu adalah Nabi Isa seorang nabi utusan Allah. Nabi Isa nanti akan turun pada hari kiamat dan akan salat bersama umatnya di masjid,” ujar Yesi mendengar percakapan ayahnya dengan para pendeta.
Baca Juga: Pemuda di Kendari Putuskan Mualaf, Temukan Ketenangan Dalam Islam
Setelah mengetahui alasan ayahnya memeluk Islam, Yesi mengungkapkan bahwa para pendeta justru semakin menyerang dan menghina ayahnya, bahkan sampai menyebutnya orang gila.
Meskipun mendapatkan penghinaan, ayah Yesi tetap bersikap tenang dan optimis. Ia berkeyakinan bahwa pada akhirnya kebenaran Islam akan terbukti.
“Papa saya cuma bilang, saya akan berikan bukti tapi tidak sekarang dan juga tidak di tempat ini,” pungkas Yesi. (C)
Penulis: Merdiyanto
Editor: Mustaqim
* BACA BERITA TERKINI LAINNYA DI GOOGLE NEWS