Kisah Noe Letto jadi Ateis Sebelum Memeluk Islam

Musdar, telisik indonesia
Sabtu, 24 April 2021
0 dilihat
Kisah Noe Letto jadi Ateis Sebelum Memeluk Islam
Noe Letto (kiri). Foto: Repro flickr

" Saya pernah ateis dengan sadar, dengan jalan logika. "

JAKARTA, TELISIK.ID - Sebelum memilih menjadi mualaf atau memeluk Islam, Sabrang Mowo Damar Panuluh atau yang lebih dikenal dengan nama Noe Letto mengakui dirinya seorang ateis.

Noe Letto blak-blakan mengakui dirinya adalah ateis. Hal itu karena pemikirannya yang cukup kritis dalam memandang agama.

"Saya pernah ateis dengan sadar, dengan jalan logika," ujar Noe Letto membuka kisah hijrahnya dikutip dari kanal YouTube Cahaya untuk Indonesia, melalui Suara.com jaringan Telisik.id.

Putra budayawan Cak Nun ini berlogika, bahwa sesuatu yang dimiliki memang miliknya. Bukan seperti pemahaman bahwa segala sesuatu adalah kepunyaan Tuhan.

"Saya bicara gelang, jam, handphone itu adalah milik saya. Karena saya mengakuisisi dari luar. Termasuk, saya melihat daging di badan saya, ini mililk saya atau bukan? Oh ternyata dari luar. Saya makan, jadi daging ke tubuh saya. Pengetahuan, oh saya dengar dari lingkungan, masukan dari bapak, kemudian saya akuisisi," paparnya.

Berawal dari hal itulah, Noe Letto akhirnya mempertanyakan, bagian mana yang merupakan pemberian Tuhan dan tak bisa diakuisisi olehnya.

Baca juga: Berawal Tanya Soal Setan, Noe Letto yang Ateis Putuskan Jadi Mualaf

"Saya berangkat dari ketidaktahuan. Semua yang saya miliki adalah saya akuisisi. Dari sampean (Tuhan) itu yang mana? Makanya saya kemudian meriset semua," kata musisi 41 tahun ini.

Maka secara sadar, pelantun "Sebelum Cahaya" tersebut belum mengucap syahadat. Sebab dalam kalimat itu seseorang telah bersaksi adanya Tuhan, sementara kala itu ia saja belum mempercayainya.

"Saya aslinya belum bersyahadat. Saya hanya mengakuisisi, tidak bersaksi," ujar Noe.

"Kalau syahadat sendiri kalimatnya bukan suruh percaya Tuhan, bukan percaya kanjeng Nabi. Suruh bersaksi, saksi itu tidak denger-denger," jelasnya.

Perjalanan Noe Letto akhirnya menjadi Islam ditemukan tak secara sengaja saat ia tinggal di sebuah masjid di Kanada.

Pertemuan dengan seorang syekh yang akhirnya membawa logika berpikir Noe Letto akan adanya Islam dan Tuhan.

Baca juga: Di Depan Mahfud MD, Satu Keluarga di Makassar Jadi Mualaf

"Saya bertanya kepada Syekh. Benar nggak Tuhan maha adil? Karena saya melihat agama adalah sebuah sistem, valid. Tidak ada pernyataan yang berlawanan," ucapnya.

Pertanyaan mulai dari keadilan Tuhan, adanya neraka dan surga, hari akhir ditanyakan Noe Letto. Tak lupa, ia pun bertanya apakah setan berkembang biak.

Deretan pertanyaan itu dibenarkan oleh Syekh. Di sinilah, pertanyaan lain muncul dari Noe Letto.

"Saya bertanya, kalau setan berkembang biak, punya anak kemudian satu detik kiamat dan belum melakukan dosa apapun, dia masuk neraka atau surga?" tanya Noe Letto.

"Kalau Tuhan memasukkan dia ke neraka, berati statement setan masuk neraka itu salah. Kalau setan itu masuk surga, namanya tidak adil. Karena belum melakukan kesalahan apapun," imbuhnya.

Jawaban Syekh lah yang akhirnya membuat Noe Letto akhirnya mengakui Islam. Ia memberikan logika berpikir yang bisa diterima Noe.

"Berati kemampuan saya memahami agama bukan dari limitasi agama. Tetapi limitasi pemahaman dan data yang saya miliki," ujar Noe. (C)

Reporter: Musdar

Editor: Haerani Hambali

TAG:
Baca Juga