Masuk 7 Event Wisata Unggulan Sulawesi Tenggara, Ini Keunikan Taman Nasional Rawa Aopa Watumohai Konawe Selatan

Ahmad Jaelani

Reporter

Senin, 11 Agustus 2025  /  9:04 pm

Influencer Wisata di Sulawesi Tenggara, Ilham Bagiro saat mengunjungi Rawa Aopa Watumohai. Foto: Ilham Bagiro

KENDARI, TELISIK.ID - Taman Nasional Rawa Aopa Watumohai menjadi salah satu destinasi yang masuk dalam daftar tujuh wisata unggulan Sulawesi Tenggara yang akan dipromosikan secara masif pada tahun 2025.

Berlokasi di wilayah Kabupaten Konawe Selatan dan sebagian wilayah kabupaten lainnya, taman nasional ini menyimpan keanekaragaman hayati yang menjadikannya istimewa di mata para pecinta alam dan wisatawan.

Ditetapkan sebagai taman nasional pada tahun 1989, Rawa Aopa Watumohai memiliki luas 1.050 km² dengan ketinggian bervariasi dari beberapa meter di atas permukaan laut hingga 981 meter.

Kawasan ini dikenal memiliki empat ekosistem utama, yakni sabana, hutan bakau, rawa, dan hutan hujan tropis. Keindahan bentang alamnya berpadu dengan fungsi konservasi, menjadikan kawasan ini tidak hanya berharga sebagai destinasi wisata, tetapi juga sebagai kawasan perlindungan flora dan fauna.

Awalnya, kawasan ini bukanlah hutan suaka alam atau hutan wisata, melainkan taman buru yang ditetapkan pada tahun 1976 melalui SK Menteri Pertanian No.648/Kpts/Um/10/1976.

Perubahan status menjadi hutan suaka alam baru terjadi pada tahun 1980 dengan luas 71.400 hektare. Proses menuju penetapan sebagai taman nasional dimulai dari usulan Gubernur Sulawesi Tenggara kala itu, Alala, pada 18 Februari 1983.

Baca Juga: Familiarization Trip Desa Wisata Sani-sani Kolaka jadi Andalan Dispar Sulawesi Tenggara Promosi Keindahan Alam

Nama awal yang diusulkan adalah Taman Nasional Gunung Watumohai-Rawa Aopa, sebelum akhirnya resmi menggunakan nama yang dikenal saat ini.

Melansir Wikipedia, Senin (11/8/2025), secara administratif, Taman Nasional Rawa Aopa Watumohai mencakup empat kabupaten, yakni Konawe seluas 6.238 hektare, Konawe Selatan 40.527 hektare, Kolaka 12.824 hektare, dan Bombana 45.605 hektare.

Pembagian zonasi di taman nasional ini diatur untuk berbagai kepentingan, mulai dari penelitian, pendidikan, budi daya, pariwisata, hingga rekreasi alam.

Bagian yang menjadi pusat perhatian adalah Rawa Aopa, lahan basah dengan ekosistem rawa gambut air tawar seluas 31.400 hektare. Rawa ini telah ditetapkan sebagai situs Ramsar, menandakan pentingnya kawasan tersebut dalam mendukung kelestarian burung air dan keanekaragaman hayati global.

Masyarakat setempat memanfaatkan rawa ini sebagai sumber kehidupan, baik secara langsung maupun tidak langsung.

Taman Nasional Rawa Aopa Watumohai masuk daftar destinasi unggulan Sulawesi Tenggara. Foto: Wikipedia

 

Keunikan Rawa Aopa tidak hanya terletak pada ekosistemnya, tetapi juga pada kehadiran satwa khas Sulawesi seperti babirusa dan anoa, serta 155 spesies burung, 37 di antaranya endemik.

Selain itu, tercatat ada 323 spesies tanaman yang menghuni kawasan ini, menambah kekayaan biodiversitas yang dimiliki.

Tahun 2025, Dinas Pariwisata Provinsi Sulawesi Tenggara (Dispar Sultra) akan memaksimalkan promosi tujuh destinasi wisata prioritas, termasuk Taman Nasional Rawa Aopa Watumohai, melalui program “Influencers in Destination”.

Dalam program ini, para influencer akan diajak langsung mengunjungi destinasi, melakukan berbagai aktivitas wisata, dan membagikan pengalaman mereka melalui media sosial.

Kepala Dispar Sultra, Belli Tombili, menjelaskan bahwa program ini diharapkan mampu menjangkau audiens yang lebih luas, terutama generasi muda yang aktif di dunia digital.

Konten yang dihasilkan para influencer akan menampilkan keindahan alam, potensi wisata, serta pengalaman unik yang ada di masing-masing destinasi.

Telisikers, berikut adalah tujuh destinasi wisata unggulan Sulawesi Tenggara yang akan dipromosikan:

1. Teluk Kendari – Toronipa – Labengki

Kawasan pesisir dengan panorama pantai berpasir putih, air laut jernih, dan gugusan pulau kecil yang memikat wisatawan untuk berkunjung.

2. Benteng Keraton Wolio – Hutan Lambusango (Baubau dan Buton)

Perpaduan wisata sejarah dengan peninggalan arsitektur megah benteng terbesar di dunia dan hutan tropis yang menjadi rumah bagi satwa endemik.

3. Taman Nasional Rawa Aopa Watumohai (Konawe Selatan)

Kawasan konservasi dengan ekosistem beragam, situs Ramsar, dan keanekaragaman hayati khas Sulawesi yang menjadikannya destinasi ekowisata unggulan.

4. Kawasan Karst Liangkabori (Muna)

Gugusan karst megah yang menjadi rumah bagi gua-gua prasejarah dengan lukisan dinding yang berusia ribuan tahun.

5. Hutan Mangrove Terluas di Asia Tenggara (Konawe)

Destinasi ekowisata yang menampilkan hamparan hutan bakau luas, menjadi habitat penting bagi biota laut dan penahan abrasi pantai.

Baca Juga: Masuk Rancangan Festival Dispar Sulawesi Tenggara, Keindahan Puncak Padamarang Kolaka jadi Surga Pecinta Alam

6. Pulau Muna

Pulau dengan pesona alam dan budaya yang khas, mulai dari pantai hingga seni tradisi yang masih terjaga.

7. Wakatobi

Taman nasional laut yang terkenal di dunia dengan keindahan bawah lautnya, menjadi surga bagi para penyelam dan fotografer bawah air.

Promosi tujuh destinasi ini dirancang tidak hanya untuk meningkatkan kunjungan wisatawan, tetapi juga untuk memperkenalkan kekayaan alam dan budaya Sulawesi Tenggara ke tingkat nasional dan internasional.

Strategi ini diharapkan dapat memperkuat posisi Sultra sebagai salah satu destinasi wisata unggulan di Indonesia.

Dengan keindahan alamnya yang autentik, Taman Nasional Rawa Aopa Watumohai menjadi simbol dari upaya pelestarian sekaligus daya tarik wisata yang memadukan konservasi dan ekonomi kreatif.

Kehadirannya dalam daftar destinasi unggulan membuktikan bahwa Sulawesi Tenggara memiliki kekayaan alam yang patut dibanggakan dan dijaga kelestariannya. (C-Adv)

Penulis: Ahmad Jaelani

 

* BACA BERITA TERKINI LAINNYA DI GOOGLE NEWS