Mengapa Ada Tahun Kabisat?

Muhammad Israjab

Reporter

Sabtu, 29 Februari 2020  /  12:33 pm

Tahun kabisat terjadi empat tahun sekali. Foto: Repro google.com

KENDARI, TELISIK.ID - Apakah pernah kamu memperhatikan sistem penanggalan kita? Mengapa ada bulan yang berusia 30 hari, 31 hari dan khusus Februari malah 28 hari?

Mengapa juga setiap 4 tahun sekali kita harus menambahkan satu hari lagi di bulan Februari? Mengapa tidak dibuat sama rata 30 hari semua? Tahun kabisat memiliki jumlah hari 366. 

Pada umumnya, jumlah hari pada tahun biasa adalah 365. Menurut perhitungan astronom bernama Sosiogenes asal Alexandria, bumi mengitari matahari selama 365,25 hari dalam satu tahun.

maka untuk membulatkan, setiap empat tahun sekali dibuat tambahan 1 hari. Penambahan 1 hari tersebut diberikan pada bulan Februari. Hasilnya, bulan Februari yang berjumlah 28 hari pada tahun biasa akan berjumlah 29 hari pada tahun kabisat.

Tahun kabisat dengan 29 hari di bulan Februari ada karena murni untuk alasan astronomi. Tambahan satu hari ekstra ini diperlukan karena proses rotasi dan revolusi tata surya yang susah dibagi.

Lamanya hari ketika bumi mengelilingi matahari (1 tahun) sebenarnya menghabiskan waktu 365 hari 5 jam 48 menit 45.1814 detik. Kalau hitungannya dibiarkan, maka setiap 4 tahun akan selalu tersisa 1 hari ekstra.

Sebelum Julius Caesar menjadi kaisar, hitungan jumlah hari dalam satu tahun hanya sebanyak 355 hari dan dengan tambahan 1 bulan berisi 22 hari setiap 2 tahun. 

Solusi ini ternyata malah makin berbelit-belit dan hari festival atau perayaan jadi bergeser ke musim yang berbeda-beda. Jadi, Caesar kemudian memerintahkan ahli astronominya, Sosigenes untuk menyederhanakan semuanya. 

Kemudian lahirlah 365 hari per tahun dengan tambahan hari ekstra per 4 tahun sekali di bulan Februari untuk meletakkan tambahan jam ini.

Ternyata perhitungan tahun kabisat tidak langsung selesai begitu saja. Masih ada masalah lain. Jadi, tahun yang bisa dibagi dengan angka 100 tapi tidak bisa dibagi dengan 400, tidak akan dihitung sebagai kabisat. 

Jadi, tahun 2000 adalah kabisat, begitu juga dengan tahun 1600. tapi, tahun 1700, 1800, dan 1900 tidak dihitung sebagai tahun kabisat. Nah, ternyata ada alasan penting di balik catatan ekstra ini.

Kalau kita melihat kalender, bulan-bulan yang lain memiliki 30 atau 31 hari, tapi Februari hanya memiliki 29 hari saat tahun kabisat. Ternyata, ada sejarah tersendiri mengapa bulan Februari memiliki jumlah hari yang lebih pendek.

Di bawah pimpinan Julius Caesar, bulan Februari sebenarnya punya 30 hari sedangkan Agustus 29 hari. Kemudian ketika Caesar Augustus menjadi kaisar, ia merasa kesal karena bulan yang mengandung namanya (Agustus), hanya memiliki 29 hari sementara bulan yang menggunakan nama Julius Caesar (July) ada 31 hari. 

Karena itulah ia mengambil beberapa hari dari bulan lain agar Agustus sama dengan Juli. Dan bulan yang dikurangi tanggalnya adalah Februari.

Reporter: Muhammad Israjab
Editor: Rani