Pemerintah Indonesia Didorong Belajar ke Negeri Tetangga Tangani Corona
Reporter Jakarta
Senin, 13 Juli 2020 / 7:13 pm
JAKARTA, TELISIK.ID - Dalam penanganan Virus Corona, Pemerintah Indonesia didorong belajar dari negeri tetangga yang berhasil meredam pandemi.
Bukan hanya belajar cara menangani dampak kesehatan, tetapi juga dalam hal penanganan ekonomi akibat pandemi COVID-19 sesuai dengan misi pemerintah yaitu melawan Virus Corona sekaligus ingin meningkatkan ekonomi.
Hal itu seperti disampaikan Anggota DOR RI Fraksi Demokrat, Syarief Hasan, sejumlah negara di Asia Tenggara berhasil meredam laju Pandemi COVID-19. Seperti Malaysia misalnya, kasus harian menurun drastis dan telah berhasil melewati fase kritis pada bulan April yang lalu. Penambahan kasus harian pada Sabtu (11/7/2020), hanya 13 kasus sehingga total kasus sebanyak 8696 kasus.
Begitupun dengan Thailand. Negara berjuluk Gajah Putih ini juga telah berhasil melewati fase kritis pada bulan april lalu. Penambahan kasus harian pada Sabtu (11/7/2020), hanya 14 kasus sehingga total kasus sebanyak 3216 kasus.
Baca juga: Belajar dari Hagia Sophia, Anis Matta: Turki Ingin Tunjukkan ke Dunia sebagai Pemimpin Berdaulat
Bahkan, Vietnam sampai detik ini belum ada kasus kematian sama sekali. Total yang terkontaminasi pun hanya 370 orang.
"Keberhasilan Malaysia, Thailand, Vietnam, dan negara ASEAN lainnya harus dicontoh oleh Indonesia," ujarnya di Jakarta (13/7/2020).
Dikatakan, beberapa negara tersebut melakukan pengetatan dan Lockdown sejak awal sehingga berhasil melokalisir dan meredam laju penyebaran COVID-19. Berbeda dengan Indonesia, yang baru melakukan pembatasan pada saat kasus telah membludak.
Bukan hanya menangani kesehatan, negara tetangga juga mesti dicontoh dalam hal penanganan ekonomi.
International Monetary Fund (IMF) memprediksi pertumbuhan ekonomi Vietnam akan melejit kembali sebesar 7 persen. Pun demikian dengan Thailand dan Malaysia yang diprediksi membaik kembali di atas 3 persen pada akhir 2020.
“Berbeda dengan Indonesia, IMF memprediksi pertumbuhan ekonomi Indonesia hanya mampu mencapai 0,5 persen sampai akhir tahun 2020. Angka ini jauh dari proyeksi oemerintah sebesar 5,1 persen. Kasus harian yang berada di angka 1000 lebih kasus dalam beberapa pekan terakhir ditambah penyerapan anggaran penangan Covid-19 menjadi penyebab utamanya," ungkap Wakil Ketua MPR ini.
Baca juga: Resmi Jadi Masjid, 24 Juli Hagia Sophia Gelar Shalat Berjamaah Perdana
Mantan Menteri Koperasi dan UMKM itu mendorong Pemerintah Jokowi untuk lebih berkonsentrasi dalam menekan laju penyebaran COVID-19 yang sudah mencapai 74.018 kasus pada Sabtu (11/7/2020), catat tertinggi COVID-9 di Asean.
Realisasikan anggaran kesehatan dan bantuan sosial, secara maksimal baik bagi masyarakat maupun pelaku UMKM dan Koperasi yang sudah dianggarkan sebesar Rp 695.2 Trilliun.
Pelaku UMKM dan koperasi di Indonesia mencapai 97% unit dan menyerap pekerja paling tinggi dari total keseluruhan angkatan kerja.
“UMKM lah yang paling mampu mendongkrak kembali ekonomi Indonesia yang anjlok akibat pandemi,” tuturnya.
Seraya menambahkan, lonjakan yang meroket dari pandemi COVID-19 tidak boleh dibiarkan terus menerus seperti ini sementara pertumbuhan ekonomi bahkan kontraksi dan menyebabkan para investor akan lebih memilih berinvestasi di negara-negara tetangga.
“Jangan sampai Indonesia selalu kalah bersaing dengan negara lain,” ujarnya
Reporter: Marwan Azis
Editor: Kardin