Penjual Es dan Minuman Dingin Ambil Kesempatan di Tengah Aksi Demo Mahasiswa

Andi Irna Fitriani

Reporter

Senin, 11 April 2022  /  2:16 pm

Salah seorang pedagang minuman dingin yang mengambil kesempatan menjajakan jualannya meski di bulan puasa, di tengah massa aksi demo. Foto: Andi Irna Fitriani/Telisik

KENDARI TELISIK.ID - Tidak ingin menyia-nyiakan kesempatan meski di bulan suci Ramadan, pedagang es dan minuman dingin berjualan di tengah-tengah ratusan mahasiswa yang tengah melakukan aksi demonstrasi.

Penjual minuman dingin, Lanono (80) yang tinggal di Gunung Jati, Kota Kendari, mengaku tidak takut menjual di tengah-tengah aksi demo.

Meski di bulan puasa, ia mengaku masih banyak yang membeli minuman dingin yang dijualnya.

"Biar laki-laki banyak juga yang beli," ucapnya.

Ia mengaku membawa 2 kardus minuman dalam kemasan botol dan 1 kardus kemasan gelas.

"Aqua botol saya jual Rp 5 ribu, kalau Aqua gelas seribu saja," katanya.

Sementara itu, pedagang es tong-tong, Panir (52), berharap aksi demonstrasi tidak ada kericuhan dan tidak menimbulkan kerusakan-kerusakan.

"Demo secara baik-baik sajalah," ucapnya.

Baca Juga: Jalan Sepi, Warga Enggan ke Kantor karena Takut Terjebak Demo

Terkait tuntutan yang disampaikan mahasiswa, ia juga mengaku terdampak, karena bahan-bahan es yang dibuatnya yakni gula pasir, turut mengalami kenaikan harga.

"Yang tadinya Rp 13 ribu, sekarang sudah Rp 18 ribu,' ucapnya.

Ia mengaku sudah mengetahui mahasiswa akan melakukan aksi demo, sehingga dirinya langsung turun ke lokasi untuk berjualan.

"Jadi kita ambil kesempatan," ucapnya.

Sementara itu, salah seorang pembeli, Alya Mahira mengaku sudah tidak tahan untuk tidak membatalkan puasanya karena kecapean dan tenggorokannya sudah kering.

Baca Juga: Kelelahan, Massa Aksi Unjuk Rasa Batalkan Puasa

"Terpaksa sebenarnya, kering sekali karena kita jalan kaki dari kampus sampai sini," ungkapnya.

Untuk diketahui, dalam aksi demo tersebut, mahasiswa menuntut pemerintah untuk mengusut tuntas penyebab kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM), serta menstabilkan kembali harga sembilan bahan pokok (sembako). (A)

Reporter: Andi Irna Fitriani

Editor: Haerani Hambali