Penularan COVID-19 dan Cara Pencegahan Menurut WHO
Reporter
Sabtu, 18 Juli 2020 / 4:22 pm
KENDARI, TELISIK.ID - Pandemi COVID-19 belum berakhir. Bahkan, kasus baru yang terkonfirmasi positif di sejumlah kabupaten di Sultra masih terus bertambah.
Dari data dari Gugus Tugas penanganan COVID-19, sudah 554 orang di Sultra yang telah terinfeksi Virus Corona dan 11 meninggal dunia.
Plt Kepala Dinas Kesehatan Sultra, dr Muh Ridwan menerangkan, memahami bagaimana, kapan dan seperti apa penyebaran COVID-19 sangat penting untuk mengembangkan langkah-langkah pencegahan yang efektif untuk memutus rantai penularan.
"Seperti baru-baru disampaikan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengakui bahwa virus dapat menyebar melalui udara. Hal ini pun didukung oleh penelitian ratusan ahli dari puluhan negara," ujar dr Ridwan kepada Telisik.id, Sabtu (18/7/2020).
Lebih lanjut, dr Ridwan menjelaskan beberapa kemungkinan proses penularan COVID-19 termasuk melalui kontak, tetesan, udara, fomite, fecal-oral, darah, ibu ke anak dan penularan dari hewan ke manusia.
Baca juga : Kemenag: Hewan Kurban Tak Perlu Jalani Tes Swab
Infeksi COVID-19 terutama menyebabkan penyakit pernapasan mulai dari penyakit ringan hingga penyakit parah dan kematian. Sementara itu, terdapat beberapa orang yang terinfeksi virus namun tidak pernah mengalami gejala atau orang tanpa gejala (OTG).
Lantas, apa saja mode transmisi COVID-19 ini, yang pertama adalah kontak dan transmisi tetesan. Penularan Virus Corona dapat terjadi melalui kontak langsung, tidak langsung atau dekat dengan orang yang terinfeksi melalui sekresi yang terinfeksi seperti air liur dan sekresi pernapasan atau tetesan pernapasan mereka.
Kedua adalah transmisi melalui udara. Penularan melalui udara didefinisikan sebagai penyebaran melalui inti tetesan (aerosol) yang tetap menular ketika melayang di udara dalam jarak dan waktu yang lama.
Ketiga, transmisi fomite. Sekresi pernapasan atau tetesan yang dikeluarkan oleh individu yang terinfeksi dapat mencemari permukaan dan benda, menciptakan fomites (permukaan yang terkontaminasi).
Keempat, mode transmisi lainnya adalah RNA COVID-19 juga telah terdeteksi dalam sampel biologis lainnya, termasuk urin dan feses dari beberapa pasien. Sebuah studi menemukan adanya Virus Corona dalam urin satu pasien.
Kelima, hewan yang merupakan bukti sampai saat ini menunjukkan bahwa COVID-19 paling dekat hubungannya dengan Betacoronavirus yang dikenal pada kelelawar, peran perantara dalam memfasilitasi penularan dalam kasus manusia paling awal yang diketahui masih belum jelas.
Reporter: Siswanto Azis
Editor: Kardin