Stres dan Depresi Turunkan Efektivitas Vaksin COVID-19

Fitrah Nugraha

Reporter

Senin, 18 Januari 2021  /  10:55 am

Vaksin bisa menjadi tidak efektif bila penerimanya stres dan depresi. Foto: Repro Detikcom

KENDARI, TELISIK.ID - Virus seolah sangat pintar melihat kondisi kesehatan seseorang. Maka untuk mengantisipasinya, para tenaga kesehatan menganjurkan tidak hanya menjaga tubuh tetap fit, tapi juga kesehatan mental harus dijaga.

Masalah kesehatan mental seperti depresi, stres, kesepian, dan perilaku kesehatan yang buruk dapat melemahkan sistem kekebalan tubuh serta menurunkan efektivitas vaksin. Hal ini dinyatakan pada penelitian yang diterbitkan pada Perspectives on Psychological Science seperti dilansir Himedik.com.

Melansir dari Medical Xpress, studi menunjukkan bahwa hal yang sama mungkin berlaku untuk vaksin COVID-19. Untungnya, efek negatif dari kesehatan mental dapat dikurangi dengan langkah-langkah sederhana seperti olahraga dan tidur.

"Selain dampak fisik COVID-19, pandemi meningkatkan masalah kesehatan mental yang mengganggu, menyebabkan kecemasan dan depresi di antara banyak masalah terkait lainnya," kata Annelise Madison, seorang peneliti di The Ohio State University dan penulis utama makalah tersebut.

"Stres emosional seperti ini dapat memengaruhi sistem kekebalan seseorang, mengganggu kemampuan vaksin untuk menangkal infeksi," imbuhnya.

Baca juga: Ini Cara Mengatasi Mata Kering Akibat Sering Pakai Masker Selama Pandemi

Studi baru ini menyoroti kemanjuran vaksin dan bagaimana perilaku kesehatan serta stres emosional dapat mengubah kemampuan tubuh untuk mengembangkan respons kekebalan usai vaksinasi.

"Dalam penelitian ini, kami sangat fokus pada respons antibodi meskipun itu hanya salah satu aspek dari respons sistem kekebalan adaptif," kata Janice Kiecolt-Glaser, direktur Institute for Behavioral Medicine Research di The Ohio State University dan penulis senior dalam penelitian ini. 

"Faktor psikologis dan perilaku ini dapat memperpanjang waktu yang dibutuhkan vaksin untuk mengembangkan kekebalan sekaligu memperpendek durasi kekebalan setelah terbangun," imbuhnya.

Berdasarkan penelitian sebelumnya, salah satu strategi yang disarankan para peneliti adalah melakukan olahraga dan tidur nyenyak dalam 24 jam sebelum vaksinasi. Upaya tersebut bisa membuat sistem kekebalan berada dalam kondisi terbaik.

"Penelitian sebelumnya menunjukkan bahwa intervensi psikologis dan perilaku dapat meningkatkan daya tanggap vaksin. Bahkan intervensi jangka pendek pun bisa efektif," kata Madison. (C)

Reporter: Fitrah Nugraha

Editor: Haerani Hambali

TOPICS