Stres Picu Impotensi hingga Loyo di Ranjang? Begini Fakta Medisnya
Reporter
Jumat, 12 Desember 2025 / 2:23 pm
Stres yang menumpuk dalam aktivitas harian dapat mengganggu sinyal tubuh dan memicu impotensi pada pria. Foto: Repro iStockphoto.
JAKARTA, TELISIK.ID - Tekanan psikologis yang terus meningkat pada aktivitas harian dapat memengaruhi sistem tubuh dan memicu munculnya impotensi pada pria, termasuk gangguan kemampuan mempertahankan ereksi.
Stres menjadi salah satu faktor yang banyak dikaitkan dengan gangguan fungsi seksual pada pria, termasuk impotensi atau disfungsi ereksi. Kondisi ini muncul ketika mekanisme tubuh yang bertanggung jawab pada terjadinya ereksi mengalami gangguan, baik akibat faktor fisik maupun psikologis.
Informasi medis menunjukkan bahwa stres berkontribusi besar terhadap munculnya masalah tersebut, bahkan pada pria berusia muda yang secara fisik berada dalam kondisi baik.
Melalui penjelasan medis yang dirilis sejumlah publikasi kesehatan, disfungsi ereksi bukan hanya terkait penuaan. Pria muda dengan tingkat stres tinggi juga dapat mengalami kesulitan dalam mempertahankan ereksi.
Dalam prosesnya, stres mengganggu sistem sinyal antara otak dan tubuh, terutama aliran darah menuju penis yang menjadi komponen utama terjadinya ereksi. Kondisi ini membuat tubuh gagal merespons rangsangan secara optimal.
Melansir Halodoc, Jumat (12/12/2025), untuk memahami bagaimana stres memicu impotensi, penting mempelajari bahwa tubuh memiliki tiga jenis ereksi yang dipicu berbagai rangsangan, yakni refleksif, psikogenik, dan nokturnal.
Ketiganya melibatkan sistem saraf, pembuluh darah, otot, hormon, serta aspek emosional. Gangguan pada salah satu proses tersebut dapat menimbulkan hambatan dalam mempertahankan ereksi.
Pada pria dengan tekanan psikologis tinggi, sinyal dari otak menuju organ seksual terganggu sehingga aliran darah tidak bekerja sebagaimana mestinya.
Baca Juga: Mr P Berjamur hingga Muncul Bercak Putih, Berikut Gejala dan Fakta Medisnya
Berbagai faktor pemicu stres juga tercatat memiliki keterkaitan langsung dengan disfungsi ereksi. Tidak hanya tekanan pekerjaan, persoalan hubungan, perubahan kondisi kesehatan, hingga beban ekonomi menjadi bagian yang turut memperberat kondisi psikologis pria.
Penelitian yang dilakukan pada veteran dengan riwayat gangguan stres pascatrauma menunjukkan peningkatan risiko disfungsi seksual hingga lebih dari tiga kali lipat. Temuan ini memperkuat keterkaitan antara tekanan mental jangka panjang dan gangguan fungsi seksual.
Berikut daftar faktor penyebab stres yang dapat memicu impotensi pada pria:
1. Masalah pekerjaan dan tekanan profesional
2. Konflik atau masalah hubungan dengan pasangan
3. Perubahan kondisi kesehatan pribadi
4. Kehilangan orang terdekat atau peristiwa emosional berat
5. Ketakutan terhadap proses penuaan
6. Beban ekonomi dan kondisi keuangan tidak stabil
7. Kesepian serta perubahan lingkungan sosial
Penanganan impotensi yang dipicu oleh stres dapat dilakukan melalui langkah-langkah medis dan psikologis. Terapi menjadi salah satu metode yang disarankan untuk membantu mengatasi faktor emosional yang memicu gangguan ereksi.
Konseling menjadi wadah bagi pria untuk memahami akar stres yang dialami dan menata ulang respons emosional. Terapi seks juga berfungsi membangun kenyamanan dalam aktivitas seksual sehingga tekanan mental dapat berkurang.
Selain terapi utama, beberapa perawatan alternatif dapat dimanfaatkan untuk membantu mengurangi tingkat stres. Metode relaksasi, meditasi, yoga, hingga akupunktur menjadi pilihan yang kerap digunakan untuk menurunkan ketegangan emosional.
Pendekatan ini dapat berfungsi sebagai pendamping penanganan medis agar kondisi tubuh dan pikiran lebih stabil.
Berikut daftar metode terapi yang sering digunakan untuk membantu mengatasi impotensi akibat stres:
1. Konseling psikologis untuk memahami akar kecemasan.
2. Terapi psikodinamik untuk mengidentifikasi konflik bawah sadar.
3. Terapi seks untuk meningkatkan kenyamanan dalam hubungan intim.
Baca Juga: Bahaya Hubungan Ranjang Threesome, Ini Risiko Penyakit Kelamin Bisa Menular
4. Terapi kecemasan seksual melalui edukasi medis.
5. Teknik relaksasi dan pernapasan terkontrol.
6. Meditasi serta mindfulness.
7. Yoga untuk menurunkan ketegangan tubuh.
8. Akupunktur sebagai pendukung penurunan stres.
Informasi medis menunjukkan bahwa disfungsi ereksi akibat stres bisa diatasi apabila pemicunya dikenali sejak awal dan ditangani dengan pendekatan yang tepat.
Perbaikan gaya hidup, pengelolaan stres, serta pendampingan medis menjadi langkah penting dalam membantu memulihkan kondisi tersebut secara bertahap dan terarah. (C)
Penulis: Ahmad Jaelani
Editor: Kardin
* BACA BERITA TERKINI LAINNYA DI GOOGLE NEWS