Terpukau dengan Sholat, Wanita Ini Putuskan Mualaf

Nur Khumairah Sholeha Hasan

reporter

Selasa, 20 Februari 2024  /  7:04 pm

Seorang wanita mualaf karena sering melihat temannya rajin sholat. Foto: Suara.com

KENDARI, TELISIK.ID - Hidayah datang pada siapa saja dan pada hamba yang dikehendaki-Nya, seperti yang dialami oleh seorang wanita bernama Sinta (nama samaran).

Wanita yang saat ini tinggal sementara di Kota Kendari menyebut, salah satu alasannya memutuskan pindah agama dan menjadi mualaf karena melihat temannya senantiasa melaksanakan ibadah yang dijalankan umat Islam lima kali sehari, yakni shalat.

Awalnya, ia bertanya pada temannya, Siti, apakah ia tak jenuh menjalankan ibadah sholat lima kali dalam sehari.

Ia sempat bertanya-bertanya mengapa ibadah umat Islam bisa dikerjakan dengan baik meski temannya sendiri memiliki kesibukan. Pertanyaan demi pertanyaan masih memenuhi isi hatinya. Siti juga menjelaskan bahwa kewajiban seorang muslim adalah shalat, namun ia belum merasa mendapatkan jawaban yang sesuai.

Baca Juga: 5 Pesan Ini untuk Kamu yang Baru Mualaf, Agar Iman Tak Goyah

Hingga pertanyaan itu, ia lontarkan di story WhatsApp dan tentunya ia membisukan semua temannya yang seiman (non muslim) dan ia mendapati jawaban yang menurutnya tepat.

"Siapa yang mendirikan shalat, berarti ia menegakkan sendi-sendi agama, dan siapa yang meninggalkan shalat, berarti ia telah meruntuhkan sendi-sendi agama," kata seorang temannya menjawab story WA.

Sementara Blbeberapa jawaban lainnya menyebut jika perbedaan non muslim dan muslim adalah shalat.

Baca Juga: James, Pria Blasteran Inggris Palestina Dilapor Polisi Karena Mualaf

Mendapat jawaban seperti itu, tak lantas membuatnya mualaf hingga ia sendiri mengamati bahwa hanya umat Islam lah yang beribadah tak pernah putus.

Ia pun membandingkan dengan waktu di dearah lain. Meski mudah mendapatkan pencerahan, namun ia masih enggan membeberkan keislamannya.

Ia bersyukur bisa menjadi seorang mualaf, dan kini berharap suatu saat keputusannya memeluk Agama Islam tanpa perlu menyembunyikan keimanannya dari keluarga besarnya.

"Saya harap suatu saat, keluarga besar bisa menerima keputusanku pindah keyakinan, dan bisa legowo dengan apa yang saya imani," harapnya. (A)

Penulis: Nur Khumairah Sholeha Hasan

Editor: Fitrah Nugraha

 

* BACA BERITA TERKINI LAINNYA DI GOOGLE NEWS