Warga Lepo-Lepo Ungkap Penyebab Banjir Akibat Pintu Tanggul Sungai Wanggu Jebol

Kardin

Reporter

Selasa, 01 Juli 2025  /  5:51 pm

Warga terpaksa membuka lebar pintu tanggul Sungai Wanggu agar air bisa mengalir ke sungai. Foto: Ist.

KENDARI, TELISIK.ID - Derita banjir kembali menghantui warga Kota Kendari. Kali ini, peristiwa tersebut terjadi di wilayah Kelurahan Lepo-Lepo, Kecamatan Baruga, setelah sejumlah pintu tanggul Sungai Wanggu jebol, mengakibatkan air meluap dan merendam permukiman warga.

Sebanyak 113 Kepala Keluarga (KK) dengan 402 jiwa terdampak banjir dengan ketinggian air yang bervariasi, mulai dari setinggi mata kaki hingga mencapai pinggang orang dewasa.

Salah satu warga terdampak, Sudirman (40) menyampaikan kekhawatirannya atas kondisi infrastruktur pengendali banjir yang dinilai sudah lama rusak, namun tak kunjung diperbaiki oleh pihak terkait.

Baca Juga: 234 Siswa SMKN 3 Kendari Terlindungi BPJS Ketenagakerjaan Selama PKL

“Saya tinggal di Lepo-Lepo sejak 2019, tapi baru kali ini mengalami banjir separah ini. Tanggul di sini memang sudah lama rusak. Ada empat pintu tanggul yang jebol, jadi air dari Sungai Wanggu langsung masuk ke perumahan warga,” ujar Sudirman saat ditemui di lokasi banjir, Selasa (1/7/2025).

Ia menambahkan, kondisi itu belum didalami pihak terkait seperti Balai Wilayah Sungai (BWS) yang belum merespon persoalan rusaknya pintu, sehingga warga harus bertindak untuk membuka secara manual pintu tanggul untuk mengeluarkan genangan banjir yang cukup besar.

“Kami warga gotong royong. Bahkan ada yang sampai menyelam untuk membuka pintu tanggul secara manual agar air bisa kembali mengalir ke saluran utama. Kalau tidak begitu, bisa lebih parah genangannya,” tutur Sudirman.

“Warga buka pintu tanggul secara paksa dikarenakan pintu sudah mengalami kerusakan serta tumpukan sampah dan tanah menumpuk yang menghalangi terbukanya pintu air tersebut,” tambahnya.

Aksi nekat warga membuka pintu tanggul yang tersumbat itu menjadi satu-satunya upaya darurat untuk mengendalikan volume air yang mengalir ke pemukiman. Warga mengaku kecewa, karena selama ini upaya mereka menyampaikan keluhan terkait kondisi tanggul ke pihak pemerintah belum mendapatkan tanggapan konkret.

“Kami minta perhatian pemerintah agar memperbaiki pintu tanggul sungai wanggu, agar tidak terjadi lagi ke depan,” jelasnya.

Pintu tanggul penangkal banjir sebenarnya dirancang untuk menghalau luapan air sungai agar tidak masuk ke area padat penduduk. Alat ini bekerja dengan menutup celah-celah yang berpotensi menjadi jalur masuk air saat debit sungai meningkat. Namun ketika rusak dan dibiarkan terbuka, fungsinya justru menjadi bumerang.

Baca Juga: Delapan Tahun Bergerak, Kawan Inspirasi Kendari Fokus Cetak Anak Muda Siap Beasiswa

“Kalau pintu tanggul tidak dirawat dan dibiarkan rusak, sama saja membiarkan banjir masuk ke rumah warga,” tegas Sudirman.

Warga berharap, kejadian ini menjadi pelajaran penting dan mendorong adanya perbaikan menyeluruh atas sistem tanggul Sungai Wanggu, termasuk pemeliharaan berkala.

“Kami tidak ingin menunggu ada korban jiwa dulu baru diperbaiki. Pemerintah harus lebih responsif dan hadir sebelum bencana datang,” tandasnya.

Penulis: Kardin

 

* BACA BERITA TERKINI LAINNYA DI GOOGLE NEWS