Nurdian Pratiwi, telisik indonesia
" Bahkan membuat beberapa pedagang diantaranya beralih profesi, salah satunya menjadi seorang pemulung. "
KENDARI, TELISIK.ID - Dampak dari COVID-19 dalam 2 tahun terakhir ini, mempengaruhi banyak pedagang dalam berjualan.
Bahkan membuat beberapa pedagang diantaranya beralih profesi, salah satunya menjadi seorang pemulung.
Seperti halnya yang dialami oleh Diah. Ia mengaku dulunya adalah seorang pedagang siomay, namun semenjak adanya pandemi ia akhirnya terpaksa beralih profesi sebagai seorang pemulung.
Keputusan itu diambil Diah karena berkurangnya pemasukan keluarga dari sekedar berjualan siomay.
“Saya baru mulung waktu awal adanya Covid, bukan karena apa, tapi saat saya jualan siomay di masa awal adanya pandemi itu, jualannya kurang laku dan orang-orang yang pada beli juga jadi sangat sedikit,“ ujar Diah, Senin (11/10/2021).
Baca juga: Kisah Sepasang Suami Istri Pemulung, Bahagia Meski Tak Kaya
“Jadi untuk mencari pemasukan lain saya pun memutuskan untuk mencoba mencari barang-barang bekas untuk dijual kembali,“ tambahnya.
Lebih lanjut, wanita berusia 45 tahun itu juga bercerita, dengan profesinya yang sekarang ini pemasukan untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari sudah dirasa cukup baginya.
“Setiap 1 kg timbangan barang yang saya dapat itu dihargai Rp 1.500 dan biasanya saya kumpul dulu di rumah sampai mencapai beberapa kilo lalu kemudian saya jual. Tapi itu sudah lumayan, karena kalau mulung itu tidak ada hal yang perlu dikhawatirkan seperti misalnya sepi pembeli,“ ungkapnya.
Saat ini, ia mengaku hanya tinggal berdua dengan suaminya. Sementara ketiga anaknya kini telah memiliki keluarga masing-masing.
Meski begitu, anak-anaknya tak pernah lupa untuk selalu mengunjungi kedua orang tuanya.
Selain itu, ia berharap dapat segera membangun rumah yang mereka inginkan mengingat saat ini ia bersama suaminya masih menyewa tempat tinggal. (C)
Reporter: Nurdian Pratiwi
Editor: Fitrah Nugraha
