Berbeda Hari Idul Adha, DPD Muhammadiyah Kolaka Utara Belum Tetapkan Lokasi Salat

Muh. Risal H, telisik indonesia

Kamis, 22 Juni 2023

0 dilihat

Pengurus DPD Muhammadiyah Kolaka Utara belum menentukan lokasi pelaksanaan salat Idul Adha 2023. Foto: Diskominfo Kolaka Utara

KOLAKA UTARA, TELISIK.ID - Pemerintah dan Muhammadiyah memutuskan Idul Adha berbeda pada tahun ini. Berdasarkan sidang isbat diputuskan bahwa Idul Adha jatuh pada 29 Juni 2023, sementara Muhammadiyah berlangsung satu hari lebih cepat atau 28 Juni 2023.

Berdasarkan sidang isbat pada Minggu (18/6/2023), diputuskan 1 Zulhijah 1444H pada hari Selasa (20/6/2023) mendatang. Dengan begitu, 10 Zulhijah atau Idul Adha jatuh pada 29 Juni 2023.

Meski berbeda, Wakil Ketua DPD Muhammadiyah Kolaka Utara, Taufiq S meminta masyarakat agar tidak mempertentangkan perbedaan ini karena masing-masing mempunyai metode tersendiri dalam menetapkan pelaksanaan hari raya Idul Adha.

"Perbedaan tidak usah dipertentangkan. Jadikan perbedaan ini sebagai rahmat, lihat sisi-sisi positif karena masing-masing memiliki metode," terangnya, Kamis (22/6/2023).

Pengurus DPD Muhammadiyah Kolaka Utara secara struktural juga tidak mengeluarkan surat edaran untuk masjid-masjid yang berafiliasi dengan organisasi bentukan KH. Ahmad Dahlan ini demi menjaga kerukunan bersama. Ini merupakan hasil mufakat rapat pengurus DPD yang dipimpin langsung Ketua DPD, Nur Rahman Umar.

"Secara parsial jika ada masjid yang berafiliasi dengan Muhammadiyah ingin merayakan hari raya Kurban pada 28 Juni 2023, silakan. Tapi surat edaran  tidak ada, cukup surat edaran pimpinan pusat yang kami pedomani," jelasnya.

Baca Juga: Pemda Muna Barat Tetapkan Lokasi Salat Idul Adha di Kecamatan Barangka

Lebih lanjut, Ketua DMI Kolaka Utara ini mengatakan, sampai hari ini pengurus Muhammadiyah Kolaka Utara belum menetapkan satu titik atau masjid di dalam kota Lasusua yang bakal digunakan untuk menggelar salat Idul Adha Rabu 28 Juni 2023 mendatang.

"Kami berkoordinasi, biasanya masjid Watuliu, Tojabi, Rantelimbong. Nanti dilihat," tukasnya.

Senada, Kepala Kantor Kementerian Agama (Kemenag) Kolaka Utara, Alimuddin, berpesan agar masyarakat tidak mempersoalkan perbedaan pelaksanaan hari raya Idul Adha antara ormas Muhammadiyah dan pemerintah karena masing-masing memiliki  patokan dan sumber rujukan.

"Harapannya jangan karena perbedaan dua waktu lebaran Idul Adha menjadi bahan perpecahan atau konflik di tengah masyarakat," pintanya.

Kata dia, bagi masyarakat yang ingin berlebaran pada tanggal 28 Juni 2023 silakan, begitupun sebaliknya. Kemenag tidak pernah membatasi hal itu.

"Prinsipnya, mari kita saling menghargai menghormati dan membangun silaturahim," tukasnya.

Menurutnya, putusan pemerintah pusat terkait lebaran Idul Adha 1444 Hijriah berdasarkan posisi hilal pada Maghrib hari Minggu kemarin masih berada di bawah kriteria baru Mabims (Menteri Agama Brunei, Indonesia, Malaysia, dan Singapura).

"Mabims ditentukan berdasarkan tinggi bulan minimal 3 derajat, elongasi geosentrik minimal 6,4 derajat dari aplikasi Astronomis PP Persis," urainya.

Baca Juga: Ini Lokasi Salat Idul Fitri Muhammadiyah Se-Sulawesi Tenggara 21 April 2023 Besok

Hingga Maghrib kemarin, posisi bulan di Indonesia masih 0 derajat 20 sampai 2 derajat 36 menit. Sedangkan sudut elongasinya adalah 4 derajat 40 menit sampai dengan 4 derajat 94 menit.

"Mengacu pada data itu, maka pada hari Ahad, 18 Juni 2023 di seluruh wilayah Indonesia, menurut kriteria Imkan Rukyat Baru Mabims secara teori diprediksi tidak dapat teramati. Ini penjelasan Tim Hisab Rukyat Kementerian Agama RI pada saat isbat," dalilnya.

Diketahui, hasil sidang isbat ruqyahtul hialal pada Minggu (18/6/2023), bersama Ketua Komisi VIII, Dr. KH. Ashabul Kahfi, M.Ag disampaikan langsung Wakil Menteri Agama RI, Zainut Tauhid Sa'adi.

Sementara itu, Pemerintah Arab Saudi telah menetapkan 27 Juni 2023 jemaah haji wukuf di Padang Arafah, sehingga hari raya Idul Adha jatuh pada 28 Juni 2023. (B)

Penulis: Muh Risal H

Editor: Haerani Hambali

* BACA BERITA TERKINI LAINNYA DI GOOGLE NEWS