Hubungan Intim Seminggu Berapa Kali? Begini Anjuran dan Adab dalam Islam

Ahmad Jaelani, telisik indonesia

Jumat, 17 Januari 2025

0 dilihat

Hubungan intim dalam Islam memiliki anjuran dan adab yang jelas. Foto: Repro hijabfhasioninspiration.com

JAKARTA, TELISIK.ID - Hubungan intim atau jima’ merupakan salah satu aspek penting dalam kehidupan suami istri, yang dalam Islam dianggap sebagai ibadah.

Selain memiliki tujuan untuk memelihara keturunan, hubungan intim juga berfungsi untuk mengeluarkan cairan yang jika dipendam dalam tubuh bisa membahayakan kesehatan.

Sebagai ibadah, tentu saja ada adab yang harus diperhatikan oleh pasangan Muslim dalam melaksanakan hubungan intim.

Salah satunya adalah frekuensi yang dianjurkan, yaitu seminggu berapa kali hubungan intim sebaiknya dilakukan menurut ajaran Islam?

Mengutip Kumparan, Jumat (17/1/2025), hubungan intim dalam Islam memiliki tiga tujuan utama. Pertama, untuk memelihara keturunan dan keberlangsungan umat manusia.

Kedua, untuk mengeluarkan cairan yang jika dipendam dalam tubuh dapat berbahaya. Ketiga, untuk meraih kenikmatan yang dianugerahkan Allah SWT.

Baca Juga: Hubungan Ranjang Masa Kehamilan Picu Keguguran, Begini Penjelasannya

Ketiga tujuan tersebut menggarisbawahi bahwa hubungan intim tidak hanya sebagai aktivitas biologis, melainkan juga sebagai ibadah yang mulia.

Frekuensi hubungan intim dalam Islam, meski tidak ada angka pasti yang ditentukan, tentu dipengaruhi oleh berbagai faktor. Seperti usia, gaya hidup, kondisi kesehatan, hingga tingkat libido.

Menurut laman USA Today, orang yang berusia 40-50 tahun cenderung melakukan hubungan intim sekali seminggu. Sementara mereka yang berusia 20-30 tahun biasanya melakukan hubungan intim dua kali dalam seminggu.

Namun, Islam juga memberikan panduan yang lebih spesifik mengenai frekuensi hubungan intim dalam seminggu. Berdasarkan buku Merebut Hati Istri oleh Rizem Aizid, Imam Ghazali berpendapat bahwa sebaiknya seorang suami menggauli istrinya empat hari sekali.

Ini dianggap sebagai waktu yang ideal, yang juga berfungsi untuk menenangkan hati istri. Imam Ghazali menjelaskan bahwa jumlah maksimal perempuan yang boleh dinikahi oleh seorang suami adalah empat. Oleh karena itu, frekuensi ini disarankan untuk menjaga keseimbangan dalam hubungan.

Dalam hadits yang disebutkan dalam Al-Mughni hal. 303-304, Rasulullah SAW juga mengingatkan bahwa “Sesungguhnya pada istrimu ada hak. Hai suami, engkau mendatangi istrimu empat hari sekali. Berikanlah hak itu dan hilangkanlah keburukanmu.” Hadits ini mengandung pesan penting mengenai hak dan kewajiban dalam hubungan suami istri yang harus dijaga dengan sebaik-baiknya.

Selain frekuensi, adab dalam berhubungan intim juga sangat penting dalam Islam. Berikut adalah beberapa adab yang perlu diperhatikan pasangan suami istri dalam berhubungan intim:

1. Tidak Menolak Ajaran Bercinta

Dalam keadaan ideal untuk berhubungan intim, pasangan Muslim dianjurkan untuk tidak menolak ajakan dari pasangan. Rasulullah SAW bersabda, "Jika seorang istri dipanggil oleh suaminya karena hajat biologisnya, hendaknya ia segera datang, meski dirinya sedang sibuk." (HR. Turmudzi).

Hadis ini mengajarkan bahwa hubungan intim merupakan kewajiban yang harus dipenuhi oleh kedua pihak demi keharmonisan rumah tangga.

2. Bersih dan Suci

Islam sangat menjaga kesucian dalam berhubungan intim. Salah satunya adalah larangan suami menggauli istrinya yang sedang haid. Allah SWT berfirman dalam Al-Quran,

"Mereka bertanya kepadamu tentang haid. Katakanlah, haid itu adalah kotoran (penyakit). Oleh sebab itu, hendaklah kamu menjauhkan diri dari wanita di waktu haid; dan janganlah kamu mendekati mereka, sebelum mereka suci..." (QS. Al-Baqarah: 222).

Ini adalah salah satu bentuk penghormatan terhadap kesucian tubuh dan menjaga agar hubungan intim dilakukan dalam keadaan yang bersih dan suci.

3. Dilakukan di Tempat Nyaman dan Tertutup

Pasangan Muslim sebaiknya mencari tempat yang nyaman dan tertutup untuk melakukan hubungan intim. Hal ini dimaksudkan agar pasangan merasa lebih tenang dan tidak terganggu oleh apapun. Rasulullah SAW juga memberikan petunjuk dalam hal ini.

Dalam riwayat Abu Said Khudri, Rasulullah SAW bersabda, "Selazimnya bagi kaum lelaki di antara kalian yang hendak memenuhi hajat biologisnya, mencari tempat yang nyaman, jauh dari hiruk-pikuk keluarganya, dan menutup pintu rapat-rapat, serta mengenakan sehelai kain, barulah bercinta (bersetubuh). Kemudian, jika telah selesai bercinta, hendaknya tidak menceritakan hubungan badannya kepada orang lain..."

Baca Juga: Variasi dan Bahaya Krusial dari Hubungan Dewasa di Kamar Mandi

4. Menghormati Kebutuhan Pasangan

Islam juga mengajarkan untuk selalu memperhatikan kebutuhan pasangan dalam berhubungan intim. Ini tidak hanya mengenai frekuensi, tetapi juga kualitas hubungan tersebut. Keduanya harus saling mendengarkan dan memahami kebutuhan masing-masing agar hubungan intim tetap menjadi sarana yang menguatkan ikatan suami istri, bukan sebaliknya.

5. Doa Sebelum dan Sesudah Berhubungan Intim

Dalam Islam, berdoa sebelum dan sesudah berhubungan intim sangat dianjurkan. Doa ini tidak hanya untuk meminta keberkahan dalam hubungan, tetapi juga untuk menjaga keturunan yang baik. Doa ini tercantum dalam hadits, “Jika salah seorang di antara kalian berhubungan intim dengan isterinya, hendaklah ia mengucapkan doa: ‘Dengan nama Allah, Ya Allah, jauhkanlah kami dari syaitan dan jauhkanlah syaitan dari anak yang akan Engkau anugerahkan kepada kami.’” (HR. Bukhari dan Muslim).

6. Bertanggung Jawab terhadap Keturunan

Hubungan intim dalam Islam tidak hanya dilihat dari aspek kesenangan belaka, tetapi juga sebagai bagian dari tanggung jawab untuk menjaga keturunan yang baik. Oleh karena itu, hubungan intim harus dilakukan dengan niat yang benar, yaitu untuk meraih keberkahan dan keturunan yang shaleh. (C)

Penulis: Ahmad Jaelani

Editor: Fitrah Nugraha

* BACA BERITA TERKINI LAINNYA DI GOOGLE NEWS