Ahmad Sadar, telisik indonesia
" Sang Pria tukang servis itu pun viral di media sosial, setelah pemilik akun Twitter @tahFatah_ menggugah fotonya serta menceritakan kisahnya. "
SURABAYA, TELISIK.ID - Seharian suntuk tukang servis panci ini berkeliling, berharap ada yang menginginkan jasanya.
Namun apalah daya, saat itu tak ada satupun pelanggan yang berminat atas jasa yang ditawarkannya.
Bingung atas kondisinya, tukang servis panci yang bernama Dasimen itu pun terpaksa mengemis di pinggir jalan kala itu.
Diketahui, Pak Dasimen asli gresik dan biasa menawarkan jasanya di gendangan Sudiarjo. tepatnya setelah lampu merah menuju Surabaya.
Sang Pria tukang servis itu pun viral di media sosial, setelah pemilik akun Twitter @tahFatah_ menggugah fotonya serta menceritakan kisahnya.
Berdasarkan foto tersebut, bapak itu terlihat berada di pinggir jalan dengan membawa beberapa dagangannya.
Kemudia, ia letakkan di bagian belakang sepeda miliknya yang diletakan di dekat batang pohon.
Karena tidak ada lagi yang diservis, pak Dasimen pun memilih duduk di pinggir jalan tersebut sambil mengulurkan tangannya ke arah pengendara yang lewat.
"Ya Allah, bapak ini udah usaha buat jualan panci tapi karena dagangannya ngak laku akhirnya sampai begini. Gais, kalo lewat Gedangan setelah lampu merah tolong ya bantu bapaknya," tulis Akun @tahFatah_ seperti dikutip pada Kamis (25/2/2021).
Baca juga: Kakek di Baubau Sudah 4 Tahun Terpaksa Bertahan Hidup di Atas Perahu
Kembali @tahFatah_ menceritakan dalam unggahannya, sang tukang servis terpaksa melakukannya agar bisa bertahan hidup dan mencukupi kebutuhannya.
Melihat kejadian tersebut, bapak tukang servis ini pun viral dan membuat para netizen terenyu melihatnnya.
"Ehh, ya Allah, makasih infonya ya mbak, kalau aku ketemu Insya Allah tak bantu. Aku hampir tiap hari pulang pergi Surabaya gempol nggak pernah ketemu," tulis Akun Twitter Vidya_fk.
"Seandainya bapak ini dekat aku sini, pengen bangat ku ajak jualan cilok. Semangat terus ya bapak," kata Akun kipasacangin. (C)
Reporter: Ahmad Sadar
Editor: Fitrah Nugraha
