Ibnu Sina Ali Hakim, telisik indonesia
" Waktu zaman Gubernur Edy Sabara, kantor gubernur ada disini (Kota Lama) sebelum pindah di Kemaraya," ungkap Nurindia, warga yang dulu sempat tinggal di Kota Lama puluhan tahun lalu, Kamis (25/2/2021). "
KENDARI, TELISIK.ID - Bebicara mengenai sejarah Kota Kendari, tak terlepaskan dari Kota Lama yang berada di Kelurahan Kandai, Kecamatan Kendari.
Kota Lama diketahui berawal dari tulisan J.N Vosmaer yang mengunjungi Kendari pada 9 Mei 1831. Dialah orang yang pertama kali membuat peta Teluk Kendari.
Dahulu pusat kota terletak di tempat itu. Bangunan perkatoran Provinsi Sulawesi Tenggara pun juga sempat berdiri kokoh disitu mulai dari kantor gubernur, kantor perdagangan dan lainnya.
"Waktu zaman Gubernur Edy Sabara, kantor gubernur ada disini (Kota Lama) sebelum pindah di Kemaraya," ungkap Nurindia, warga yang dulu sempat tinggal di Kota Lama puluhan tahun lalu, Kamis (25/2/2021).
Namun kini Kota Lama tinggal kenangan. Hanya segelintir saja peninggalan yang masih ada seperti halnya patung perempuan yang ada sejak puluhan tahun lalu dan menyimpan berbagai cerita mistis.
Baca juga: Mistik: Benarkah Nonton Film Horor Bikin Hantu Datang?
Patung perempuan yang berada tak jauh dari Gereja Protestan Oikumene dan tepat berada di belakang Masjid Raya itu sering terdengar suara tangisan yang bikin bulu kuduk merinding.
"Kalau sudah di atas jam 10 malam, sering terdengar suara tangisan perempuan dari area patung," kata Muli, warga yang sering melintas di tempat itu.
Dari penelusuran Telisik.id di sekitar patung wanita itu juga terdapat kantor Badan Kerjasama Organisasi Wanita Provinsi Sultra yang tampaknya sudah tidak terurus lagi.
Tak hanya Muli, seroang tukang ojek di Kota Lama, Fandi, juga pernah megalami kejadian mistis dari patung perempuan yang konon katanya hidup.
"Kejadiannya 2017 sekitar jam 10 malam pernah saya dapat penumpang perempuan yang minta diantar ke tempat patung itu. Rupanya dan modelnya sama persis yang ada di patung," tuturnya. (A)
Reporter: Ibnu Sina Ali Hakim
Editor: Haerani Hambali
