Sekretaris Daerah (Sekda) Konawe, Ferdinan Sapan saat membuka kegiatan apel gabungan siaga bencana alam tahun 2022. Foto: Ist.
" Sekretaris Daerah (Sekda) Kabupaten Konawe, Ferdinan Sapan mengingatkan kepada semua sektor dan instansi, agar selalu dapat mengedepankan pencegahan dan mitigasi bencana alam jika sewaktu-waktu terjadi di Kabupaten Konawe "
KONAWE, TELISIK.ID - Sekretaris Daerah (Sekda) Kabupaten Konawe, Ferdinan Sapan mengingatkan kepada semua sektor dan instansi, agar selalu dapat mengedepankan pencegahan dan mitigasi bencana alam jika sewaktu-waktu terjadi di Kabupaten Konawe.
Hal tersebut disampaikan Ferdinan Sapan saat memimpin apel siaga dalam rangka penanganan bencana alam lingkup Kabupaten Konawe, bertempat di halaman Mako Polres Konawe, Rabu (3/8/2022).
Ferdinan Sapan mengatakan, Konawe berada di daerah rawan bencana, baik bencana yang disebabkan oleh faktor alam maupun non alam, bahkan bencana yang disebabkan ulah manusia itu sendiri.
Kata dia, bencana alam berupa banjir yang pernah terjadi di Konawe 2019 lalu, mengakibatkan terendamnya sekitar 25 kecamatan, 143 desa dan 28 kelurahan. Serta terputusnya jalur transportasi darat di beberapa kecamatan.
"Dari peristiwa itu, kita masih menemukan beberapa kelemahan dalam melakukan penanggulangan bencana, utamanya dalam sistem koordinasi antar instansi yang berperan sebagai penanganan dan penanggulangan," kata Ferdinan Sapan.
Olehnya itu, melalui apel siaga, Ferdinan berharap agar semua sektor dan instansi mampu untuk dapat mengidentifikasi, menganalisa dan mengambil tindakan pencegahan serta mitigasi bencana, agar dapat mengurangi tingkat risiko terjadinya korban jiwa maupun kerugian materil.
Sehingga kedepanya dalam penanggulangan bencana dapat dilakukan secara terencana dan terintegrasi, agar pengelolaan bencana dapat dilaksanakan secara terpadu dan menyeluruh serta terasa maksimal di masyarakat.
"Sehingga dapat terwujud upaya penanggulangan bencana di Konawe yang komprehensif, multisektor, terpadu dan terkoordinasi antara Pemda, kecamatan, desa, instansi terkait, unsur aparat kemanan dan stakeholder yang ada wilayah setempat," jelas Ferdinan.
Sekda Konawe, Ferdinan Sapan bersama Kapolres Konawe, AKBP Ahmad Setiadi berbincang dengan petugas BPBD Konawe terkait perlengkapan yang disediakan. Foto: Ist.
Ferdinan juga mengajak kepada peserta apel siaga bencana untuk selalu mencermati perkembangan lingkungan yang terjadi, khususnya menyangkut masalah seringkali menjadi penyebab atau awal terjadinya suatu bencana yang tidak jarang diawali karena ulah manusia.
Misalnya, membuka lahan atau perkebunan dengan cara membakar hutan atau alang-alang dan sebagainya, yang hal tersebut selain dapat merugikan diri sendiri juga dapat merugikan orang lain.
"Serta dapat merusak ekosistem yang ada di area itu, dan akan berakibat terjadinya bencana alam yang merugikan dan berdampak kepada kita semua," imbuhnya.
Berdasarkan dari gambaran tersebut, Ferdinan menyampaikan, jika tantangan tugas ke depannya akan semakin kompleks, sehingga optimalisasi kinerja dan kesiapan operasional dalam menghadapi gangguan Kamtibmas, khususnya penanggulangan bencana alam merupakan hal yang mutlak diperlukan.
Sekda Konawe, Ferdinan Sapan bersama Kapolres Konawe, AKBP Ahmad Setiadi saat meninjau kelengkapan Personel apel gabungan. Foto: Ist.
Guna menghadapi berbagai tantangan itu, Ferdinan Sapan mengajak TNI-Polri bersama unsur terkait lainnya, agar mampu bertindak secara cepat, tepat, arif, proposional dan secara SOP yang sebagaimana telah ditentukan.
"Juga kepada seluruh PNPP Polri agar memaksimalkan kinerja dan selalu berkoordinasi dengan unsur Babinsa TNI, serta pihak lainnya yang ada di sekitarnya untuk mengimbau ke masyarakat untuk menjaga kelestarian lingkungan kita," ungkap Jenderal ASN Konawe itu.
Suasana kegiatan apel gabungan siaga bencana yang dihadiri beberapa stekholder dan Intansi terkait diwilayah Konawe. Foto: Ist.
Sementara itu, Kapolres Konawe AKBP Ahmad Setiadi juga menyampaikan, ada beberapa pedoman yang harus dijaga di setiap melaksanakan berbagai tugas, yaitu tingkatkan keimanan dan ketaqwaan kepada Tuhan dan tanamkan keikhlasan serta kesadaran diri bahwa tugas penanggulangan dan penanganan bencana ini merupakan suatu ibadah.
Kemudian, ia juga mengimbau jika profesi yang diemban dalam merupakan profesi yang berat, namun telah menjadi jalan hidup dan pilihan untuk mengabdi kepada masyarakat, bangsa dan negara.
"Dengan tetap mengacu kepada azas yuridis teknis profesional dan etis," jelasnya. (B-Adv)
Aris Syam, telisik indonesia
