Sri Mulyani dan Direktur Utama Pertamina Masuk dalam Wanita Paling Berpengaruh di Dunia

Ibnu Sina Ali Hakim, telisik indonesia

Rabu, 08 Desember 2021

0 dilihat

Menteri Keuangan, Sri Mulyani. Foto: dok. Kemenkeu

JAKARTA, TELISIK.ID - Indonesia patut berbangga, pasalnya ada dua wanita Indonesia yang masuk ke dalam jajaran wanita paling berpengaruh di dunia 2021.

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati dan Direktur Utama PT Pertamina (Persero) Nicke Widyawati, masuk ke dalam jajaran 100 Wanita Paling Berpengaruh di Dunia 2021 (The World's Most Powerful Women 2021) yang dirilis oleh Forbes, Selasa (07/12/2021).

Direktur Utama Pertamina Nicke Widyawati menduduki peringkat ke-27, dan Sri Mulyani pada peringkat ke-66.

Forbes mengatakan, daftar wanita bepengaruh di dunia ini bukan hanya didasarkan pada jumlah banyaknya uang atau harta dan kekuasaan yang dimiliki, namun juga apa yang telah dilakukan dengan kekayaan, suara, dan platform publik mereka.

"Semua wanita ini mewakili tesis pendorong di balik penyusunan daftar: tidak hanya cukup untuk memiliki uang, atau posisi kekuasaan. Seseorang pasti melakukan sesuatu dengan kekayaan, suara, atau platform publik mereka," tulis Forbes, Rabu (8/12/2021).

Untuk diketahui, pada tahun 2020 lalu Nicke Widyawati dan Sri Mulyani juga masuk ke dalam jajaran Wanita Paling Berpengaruh Dunia 2020 versi Forbes. Pada 2020, Nicke Widyawati menduduki peringkat ke-25, sementara Sri Mulyani pada posisi ke-78.

Kedua Srikandi RI memang sudah beberapa kali menuai prestasi dunia. Selain Forbes, Dirut Pertamina Nicke Widyawati juga pernah masuk ke dalam Wanita Paling Berpengaruh Dunia 2020 versi Fortune.

Pada ajang itu, Nicke berada di urutan ke 16 dan mengalahkan sejumlah CEO global dunia, seperti CEO & Direktur Eksekutif Temasek Ho Ching (#20), President Foods and Refreshment, Unilever Hanneke Faber (#23) dan CFO Royal Dutch Shell Jessica Uhl (#29), Presiden Novartis Oncology Susanne Schaffert (#31), dan CEO, Beauty Procter & Gamble R. Alexandra (Alex) Keith (#34).

Begitu pun pada tahun 2021 ini, Nicke juga masuk kembali ke jajaran 100 Perempuan Paling Berpengaruh di Dunia (Most Powerful Women International) versi Majalah Fortune.

Nicke menduduki peringkat ke-17 sebagai perempuan paling berpengaruh dunia, menyusul sejumlah CEO global wanita lainnya antara lain Emma Walmsley, CEO GlaxoSmithKline (1), Jessica Tan, CEO Ping An Group (2), Ana Botin, CEO Banco Santander (3) dan Shemara R Wikramanayake CEO Macquarie Group Ltd (4).

Nicke Widyawati menjabat sebagai Direktur Utama PT Pertamina (Persero) sejak 20 April 2018. Nicke merupakan lulusan Hukum Bisnis - Universitas Padjadjaran (S2) tahun 2009 dan Teknik Industri - ITB (S1) tahun 1991.

Selain itu, ia juga Eksekutif di berbagai tempat sejak tahun 2009, sebelum menjabat sebagai Direktur Utama PT Pertamina (Persero), Nicke Widyawati dipercaya sebagai Direktur SDM Pertamina dan pernah menjabat sebagai Direktur Pengadaan Strategis 1 PT PLN (Persero).

Baca Juga: Presiden Jokowi Datangi KPK Besok, Ada Apa?

Sementara Sri Mulyani juga masuk ke dalam jajaran Wanita Paling Berpengaruh di Dunia pada 2019 versi Forbes. Saat itu, Sri Mulyani menduduki peringkat ke-76.

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati bahkan juga pernah dinobatkan sebagai bendahara negara terbaik atau Finance Minister of The Year 2019 Global and Asia Pacific dari majalah keuangan The Banker, Rabu (2/1/2019).

Tak hanya itu, pada 18 September 2006 Sri Mulyani bahkan dinobatkan sebagai Menteri Keuangan Terbaik di Asia dalam sidang tahunan Bank Dunia - IMF di Singapura oleh Emerging Market Forum.

Dilansir Cnbcindonesia, daftar 100 Wanita Paling Berpengaruh di Dunia ini berasal dari 30 negara dan wilayah dan bekerja di bidang keuangan, teknologi, politik, filantropi, hiburan, dan lainnya, mereka disatukan oleh rasa kewajiban.

Baca Juga: PPKM Level 3 Dibatalkan, Perayaan Tahun Baru Dibolehkan?

Adapun peringkat pertama dinobatkan kepada MacKezie Scott, mantan istri miliuner Jeff Bezos. Lalu peringkat ke-2 diduduki oleh Wakil Presiden AS Kamala Harris, dan peringkat ke-3 Presiden Bank Sentral Eropa Christine Lagarde. (C)

Reporter: Ibnu Sina Ali Hakim

Editor: Fitrah Nugraha