Bagaimana Aturan Berkurban jika Masih Punya Utang
Reporter Yogyakarta
Rabu, 22 Juli 2020 / 10:18 am
YOGYAKARTA, TELISIK.ID - Bulan Dzulhijjah adalah satu dari empat bulan yang dimuliakan Allah SWT. Dzulhijjah memiliki keistimewaan karena di dalamnya terdapat amalan yang diagungkan Nabi di antaranya berpuasa, berkurban, dan salat Idul Adha.
Bulan Dzulhijjah, termasuk bulan yang istimewa, karena memiliki banyak keutamaan di dalamnya. Beberapa peristiwa penting terjadi di bulan ini, seperti diampuninya Nabi Adam Alaihisalam oleh Allah SWT, Nabi Yunus dikeluarkan dari perut ikan, hingga lahirnya Nabi Musa dan Nabi Isa.
Di bulan ini, Muslim dianjurkan untuk melakukan beberapa amalan penting. Memasuki bulan Dzulhijjah, ada beberapa amalan sunnah yang bisa dilakukan oleh umat muslim untuk meraih pahala. Sebagai muslim yang senantiasa mengharapkan ridha Allah SWT, tentu tidak akan menyia-nyiakan bulan yang satu ini. Hingga Allah SWT mengabadikannya dalam satu surat Al-Qur'an, yaitu ayat kedua dari Surat Al-Fajr juz 30.
Disunnahkan bagi umat muslim untuk melaksanakan puasa pada sembilan hari pertama di bulan Dzulhijjah. Termasuk juga puasa Arafah yang dilaksanakan pada 9 Dzulhijjah dan juga puasa Tarwiyah pada 8 Dzulhijjah.
Dari Ummul Mukminin, Hafshah radliallahu ‘anha, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam melaksanakan puasa asyura, sembilan hari pertama Dzulhijjah dan tiga hari tiap bulan. (HR. An Nasa’i, Abu Daud, Ahmad, dan disahihkan Al-Albani).
Dijelaskan dalam Buku Pintar Panduan Lengkap Ibadah Muslimah oleh Ust. Muhammad Syukron Maksum, puasa hari Arafah merupakan puasa yang dilakukan pada tanggal 9 Dzulhijah, kecuali bagi jemaah haji.
Puasa Arafah memiliki keutamaan, yakni dapat menebus dosa tahun lalu dan setahun yang akan datang. Sedangkan keistimewaan puasa Tarwiyah, dapat menghapus dosa yang dibuat tahun lalu.
Adapun keutamaan bulan Dzulhijjah di antaranya 10 hari pertama di bulan itu dijadikan salah satu media bersumpah oleh Allah SWT. Ustadz Muhammad Ajib (pengajar Rumah Fiqih Indonesia) dalam bukunya "Fiqih Qurban Perspektif Madzhab Syafi'i" menyebutkan, ketika ada salah satu makhluk-Nya yang dijadikan sumpah dalam ayat Al-Qur'an, maka hal itu menunjukkan keistimewaan yang sangat luar biasa.
Salah satu amalan yang pahalanya besar di Hari Raya Idul Adha adalah berkurban. Tetapi jika masih punya utang, bolehkan kita mendahulukan kurban?
Baca juga: Besok Mulai Puasa 1-7 Dzulhijah 1441 Hijriah, Ini Amalannya
Seperti kita ketahui, jika Hari Raya Haji atau Kurban ini adalah saat yang tepat untuk menyembelih hewan kurban. Apalagi datangnya setahun sekali, dan belum tentu tahun depan kita akan bertemu kembali.
Namun yang menjadi masalahnya adalah ketika kita masih memiliki utang kepada orang lain. Padahal, kita memiliki uang baik untuk membeli hewan kurban maupun membayar utang.
Dikutip dari kanal Youtube Al Bahjah TV, Buya Yahya menjelaskan bagaimana aturan berkurban jika masih punya utang.
Buya menyebutkan, jika kita harus mendahulukan kewajiban dibandingkan dengan ibadah sunnah termasuk berkurban. Seperti kita tahu, jika menyembelih hewan kurban hukumnya adalah sunnah muakkadah.
"Ada aturan dalam melakukan amal sunnah. Jika kita masih punya kewajiban, maka dahulukan kewajiban," ucap Buya Yahya.
Bagaimana pun, utang adalah salah satu kewajiban yang harus kita dahulukan. Apalagi jika sudah jatuh tempo, maka kita tidak boleh mendahulukan berkurban.
"Kita punya hutang jatuh tempo, bayar utang. Jangan kurban. Boleh kita berkurban karena utang belum jatuh tempo," tambahnya.
Pengurus Pondok Pesantren Al Bahjah pun kembali menegaskan, jika kita harus mendahulukan utang. Tetapi, jika jatuh tempo masih jauh dan kita tidak memiliki kewajiban lainnya maka boleh berkurban.
Atau, Buya menambahkan, jika kita diperbolehkan oleh pemberi utang untuk memperpanjang masa jatuh tempo, maka kita bisa berkurban.
"Kalau sudah minta izin kepada yang punya uang, pak tolong ditunda, saya cuma rindu untuk berkurban, dia mengizinkan, boleh," lanjutnya.
Inilah pentingnya berkomunikasi dengan pemberi utang, jika memang kita ingin sekali untuk mendahulukan ibadah sunnah. Jika tidak diizinkan, maka kita pun tidak boleh memaksakan ibadah sunnah tersebut.
Amalan ibadah yang bisa kita lakukan selain berkurban di bulan Dzulhijjah sangat banyak. Salah satunya adalah puasa, yang pahalanya juga sama besarnya.
Reporter: Affan Safani Adham
Editor: Haerani Hambali