Besok Mulai Puasa 1-7 Dzulhijah 1441 Hijriah, Ini Amalannya

Muhammad Israjab, telisik indonesia
Selasa, 21 Juli 2020
0 dilihat
Besok Mulai Puasa 1-7 Dzulhijah 1441 Hijriah, Ini Amalannya
Beberapa amalan yang didapatkan berpuasa di bulan dzulhijah. Foto: Repro Google.com

" Bulan Dzulhijah dikenal juga sebagai bulan haji atau bulan qurban. Periode ini menjadi waktu dilaksanakannya dua ibadah yang mulia tersebut. Kendati, untuk tahun ini bulan Dzulhijah termasuk di dalamnya perayaan Hari Raya Idul Adha, berlangsung di tengah pandemi COVID-19. "

KENDARI, TELISIK.ID - Kalender Hijriah memasuki bulan terakhir atau bulan ke 12 yakni bulan Dzulhijah. Tanggal 1 Dzulhijah bertepatan dengan 22 Juli 2020, besok.

Terdapat beberapa puasa sunah dan tanggal penting pada bulan Dzulhijah 1441 H/2020, termasuk Hari Raya Idul Adha.

Bulan Dzulhijah dikenal juga sebagai bulan haji atau bulan qurban. Periode ini menjadi waktu dilaksanakannya dua ibadah yang mulia tersebut. Kendati, untuk tahun ini bulan Dzulhijah termasuk di dalamnya perayaan Hari Raya Idul Adha, berlangsung di tengah pandemi COVID-19.

Pemerintah lewat Kementerian Agama akan mengumumkan awal bulan Dzulhijah pada Selasa (21/7/2020). Diketahui Idul Adha 1441 H atau 2020 Masehi, diperkirakan jatuh pada akhir bulan Juli 2020.

Jika benar perayaan Idul Adha 10 Dzulhijah 1441 H jatuh pada 31 Juli 2020, maka Puasa Arafah 9 Dzulhijah 1441 H jatuh pada 30 Juli 2020.

Berarti puasa awal Dzulhijah atau tanggal 1 Dzulhijah akan jatuh pada Rabu (22/7/2020). Dalam bulan ini terdapat ibadah penyempurna dari rukun Islam yaitu ibadah haji ke baitullah.

Sementara bagi orang yang tidak melakukan ibadah haji disarankan melakukan ibadah lainnya seperti menyembelih hewan qurban, sedekah sebanyak-banyaknya, shalat dan berpuasa.

Baca juga: Ini Tips Memilih Hewan Kurban Terbaik

Adapun keutamaan beramal di sepuluh hari pertama Dzulhijah diterangkan dalam hadits Ibnu ‘Abbas radhiyallahu ‘anhuma berikut,

“Tidak ada satu amal sholeh yang lebih dicintai oleh Allah melebihi amal sholeh yang dilakukan pada hari-hari ini (yaitu 10 hari pertama bulan DzulHijah).” Para sahabat bertanya: “Tidak pula jihad di jalan Allah?” Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam menjawab, “Tidak pula jihad di jalan Allah, kecuali orang yang berangkat jihad dengan jiwa dan hartanya namun tidak ada yang kembali satupun.“

Dalil lain yang menunjukkan keutamaan 10 hari pertama Dzulhijah adalah firman Allah Ta’ala,

“Dan demi malam yang sepuluh,” (QS. Al Fajr: 2).

Di sini Allah menggunakan kalimat sumpah. Ini menunjukkan keutamaan sesuatu yang disebutkan dalam sumpah. Makna ayat ini, ada empat tafsiran dari para ulama yaitu: sepuluh hari pertama bulan Dzulhijah, sepuluh hari terakhir bulan Ramadhan, sepuluh hari pertama bulan Ramadhan dan sepuluh hari pertama bulan Muharram. Malam (lail) kadang juga digunakan untuk menyebut hari (yaum), sehingga ayat tersebut bisa dimaknakan sepuluh hari Dzulhijah.

[4] Ibnu Rajab Al Hambali mengatakan bahwa tafsiran yang menyebut sepuluh hari Dzulhijah, itulah yang lebih tepat. Pendapat ini dipilih oleh mayoritas pakar tafsir dari para salaf dan selain mereka, juga menjadi pendapat Ibnu ‘Abbas.

Dikutip dari rumayso.com manakah yang lebih utama, apakah 10 hari pertama Dzulhijah ataukah 10 malam terakhir bulan Ramadhan?

Ibnul Qayyim rahimahullah dalam Zaadul Ma’ad memberikan penjelasan yang bagus tentang masalah ini. Beliau rahimahullah berkata, “Sepuluh malam terakhir bulan Ramadhan lebih utama dari sepuluh malam pertama dari bulan Dzulhijjah. Dan sepuluh hari pertama Dzulhijah lebih utama dari sepuluh hari terakhir Ramadhan.

Baca juga: Masjid Al Alam Kendari, Solusi Acara Pernikahan Masa Pandemi

Dari penjelasan keutamaan seperti ini, hilanglah kerancuan yang ada. Jelaslah bahwa sepuluh hari terakhir Ramadhan lebih utama ditinjau dari malamnya. Sedangkan sepuluh hari pertama Dzulhijah lebih utama ditinjau dari hari (siangnya) karena di dalamnya terdapat hari nahr (qurban), hari ‘Arofah dan terdapat hari tarwiyah (8 Dzulhijjah).”

Sebagian ulama mengatakan, amalan pada setiap hari di awal Dzulhijah sama dengan amalan satu tahun. Bahkan ada yang mengatakan sama dengan 1000 hari, sedangkan hari Arofah sama dengan 10.000 hari.

Keutamaan ini semua berlandaskan pada riwayat fadho’il yang lemah (dho’if). Namun hal ini tetap menunjukkan keutamaan beramal pada awal Dzulhijah berdasarkan hadits shohih seperti hadits Ibnu ‘Abbas yang disebutkan di atas. Mujahid mengatakan, “Amalan di sepuluh hari pada awal bulan Dzulhijah akan dilipatgandakan.”

Ada 6 amalan yang kami akan jelaskan dengan singkat berikut ini:

1. Puasa.

Disunnahkan untuk memperbanyak puasa dari tanggal 1 hingga 9 Dzulhijah karena Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam mendorong kita untuk beramal sholeh ketika itu dan puasa adalah sebaik-baiknya amalan sholeh.

Dari Hunaidah bin Kholid, dari istrinya, beberapa istri Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam mengatakan,

“Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam biasa berpuasa pada sembilan hari awal Dzulhijah, pada hari ‘Asyura’ (10 Muharram), berpuasa tiga hari setiap bulannya…”

Di antara sahabat yang mempraktekkan puasa selama sembilan hari awal Dzulhijah adalah Ibnu ‘Umar. Ulama lain seperti Al Hasan Al Bashri, Ibnu Sirin dan Qotadah juga menyebutkan keutamaan berpuasa pada hari-hari tersebut. Inilah yang menjadi pendapat mayoritas ulama.

2. Takbir dan Dzikir.

Yang termasuk amalan sholeh juga adalah bertakbir, bertahlil, bertasbih, bertahmid, beristighfar, dan memperbanyak doa. Disunnahkan untuk mengangkat (mengeraskan) suara ketika bertakbir di pasar, jalan-jalan, masjid dan tempat-tempat lainnya.

Ibnu ‘Abbas berkata, “Berdzikirlah kalian pada Allah di hari-hari yang ditentukan yaitu 10  hari pertama Dzulhijah dan juga pada hari-hari tasyriq.” Ibnu ‘Umar dan Abu Hurairah pernah keluar ke pasar pada sepuluh hari pertama Dzulhijah, lalu mereka bertakbir, lantas manusia pun ikut bertakbir. Muhammad bin ‘Ali pun bertakbir setelah shalat sunnah.

Baca juga: Haedar Nashir Tumbuh Bersama Muhammadiyah

3. Menunaikan Haji dan Umroh.

Yang paling afdhol ditunaikan di sepuluh hari pertama Dzulhijah adalah menunaikan haji ke Baitullah. Silakan baca tentang keutamaan amalan ini di sini.

4. Memperbanyak Amalan Sholeh.

Sebagaimana keutamaan hadits Ibnu ‘Abbas yang kami sebutkan di awal tulisan, dari situ menunjukkan dianjurkannya memperbanyak amalan sunnah seperti shalat, sedekah, membaca Al Qur’an, dan beramar ma’ruf nahi mungkar.

5. Berqurban.

Di hari Nahr (10 Dzulhijah) dan hari tasyriq disunnahkan untuk berqurban sebagaimana ini adalah ajaran Nabi Ibrahim ‘alaihis salam. Silakan baca tentang keutamaan qurban di sini.

6. Bertaubat.

Termasuk yang ditekankan pula di awal Dzulhijah adalah bertaubat dari berbagai dosa dan maksiat serta meninggalkan tindak zholim terhadap sesama. Intinya, keutamaan sepuluh hari awal Dzulhijah berlaku untuk amalan apa saja, tidak terbatas pada amalan tertentu, sehingga amalan tersebut bisa shalat, sedekah, membaca Al Qur’an, dan amalan sholih lainnya.

Sudah seharusnya setiap muslim menyibukkan diri di hari tersebut (sepuluh hari pertama Dzulhijah) dengan melakukan ketaatan pada Allah, dengan melakukan amalan wajib, dan menjauhi larangan Allah.

Reporter: Muhammad Israjab

Editor: Kardin

Artikel Terkait
Baca Juga