Banjir di Kota Baubau Diakibatkan Tiga Fenomena Ini
Reporter
Sabtu, 06 Juli 2024 / 5:14 pm
BAUBAU, TELISIK.ID - Beberapa hari terakhir, Kota Baubau diguyur hujan deras. Akibatnya, beberapa wilayah, terutama di Kelurahan Waliabuku, terendam banjir.
Fenomena cuaca yang memicu kejadian ini antara lain konvergensi, gelombang Equator Rossby, dan Madden Julian Oscillation (MJO).
Forecaster/Prakirawan dari Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Kota Baubau, Yamin Saleh Saidu, menjelaskan bahwa fenomena konvergensi terjadi karena proses pembentukan awan yang disebabkan oleh pertemuan angin.
Sedangkan MJO adalah fenomena yang terjadi akibat aktivitas intra-musiman di wilayah tropis, yang ditandai dengan pergerakan konveksi ke arah timur dari Samudera Hindia ke Samudera Pasifik. Fenomena ini biasanya muncul setiap 30 hingga 40 hari.
Baca Juga: Film Lafran, Dipadati HMI Se-Kota Baubau di Cinemax Lippo Plaza Baubau
Gelombang Equator Rossby, di sisi lain, merupakan fenomena di atmosfer atau lautan yang berotasi secara berpasangan dan bergerak ke arah barat di sekitar kawasan ekuator.
Akibat dari pengaruh ketiga fenomena tersebut, curah hujan di Kota Baubau beberapa hari terakhir mencapai sekitar 50 milimeter. Kondisi ini menyebabkan banjir di beberapa wilayah, seperti Kelurahan Waliabuku, Ngkari-ngkari, dan sekitarnya, yang merendam lahan persawahan.
BMKG memperkirakan bahwa dalam satu minggu ke depan, Kota Baubau akan mengalami hujan ringan dengan intensitas yang berbeda dari beberapa hari terakhir. Meskipun sudah memasuki musim angin timuran, curah hujan masih mungkin terjadi kapan saja.
"Cuaca ekstrem yang berkepanjangan diperkirakan tidak akan terjadi lagi. Namun, saat memasuki fase transisi, kilatan petir mungkin akan sesekali terlihat di langit, sama halnya dengan wilayah lain di Pulau Buton," ungkapnya.
Terkait ketinggian gelombang di perairan Kota Baubau, seperti di sekitar pasar Wameo, saat ini masih dalam kategori rendah. Ini berbeda dengan kondisi saat angin barat, di mana ketinggian gelombang bisa masuk kategori tinggi.
Yamin mengimbau masyarakat Kota Baubau dan sekitarnya agar selalu membawa baju hujan jika hendak bepergian jauh dengan kendaraan bermotor.
Bagi pejalan kaki kata dia, disarankan untuk membawa payung jika melihat awan mulai gelap. Selain itu, disarankan untuk menghindari berteduh di bawah pohon untuk menghindari bahaya dari ranting pohon yang rapuh atau sambaran petir.
Video yang diterima Telisik.id, menunjukkan banjir merendam sawah hingga ke bahu jalan, memaksa pengendara kendaraan untuk berhati-hati saat melintas.
Baca Juga: Jadwal Kapal Pelni dari Pelabuhan Murhum Baubau Periode Juli 2024
Mayang, warga Kelurahan Liabuku, Kecamatan Bungi, menyatakan bahwa banjir di Pajalele, Kelurahan Waliabuku, adalah kejadian yang sering terjadi setiap musim hujan karena jalan di wilayah tersebut lebih rendah.
"Biasanya kalau musim hujan dia banjir di situ karena jalannya rendah," ujarnya Sabtu (6/7/2024).
Kapolsek Bungi, Iptu Almuhalid, mengungkapkan bahwa luapan air sungai akibat curah hujan yang tinggi menyebabkan ratusan hektar sawah di Lingkungan Pajalele, Kelurahan Waliabuku, Kecamatan Bungi, terendam.
Air meluap ke bahu jalan namun masih aman untuk dilalui kendaraan. Kepolisian, TNI, dan pemerintah kecamatan telah berada di lokasi untuk melakukan pemantauan dan mengimbau masyarakat agar tetap waspada. Tidak ada korban jiwa maupun rumah yang terendam. (A)
Penulis: Elfinasari
Editor: Fitrah Nugraha
* BACA BERITA TERKINI LAINNYA DI GOOGLE NEWS