Film Lafran, Dipadati HMI Se-Kota Baubau di Cinemax Lippo Plaza Baubau
Elfinasari, telisik indonesia
Rabu, 03 Juli 2024
0 dilihat
Nonton bareng Film Lafran di Cinemax Lippo Plaza Baubau. Foto: Elfinasari/Telisik
" Pemutaran film biopik "Lafran Pane" di Cinemax Lippo Plaza Baubau pada Selasa (2/7/2024) malam, dipadati mahasiswa dan alumni HMI serta tokoh penting "
BAUBAU, TELISIK.ID - Antusiasme penonton yang tinggi terlihat saat film biopik "Lafran Pane" diputar di Cinemax Lippo Plaza Baubau pada Selasa (2/7/2024) malam.
Berdasarkan pantauan Telisik.id, pemutaran film "Lafran Pane" turut dihadiri oleh sejumlah tokoh penting. Koordinator Presidium Forhati Nasional, bersama perwakilan HMI dan KAHMI serta Komisioner KPU Baubau, Farida, tampak ikut menonton.
Ketua Umum MD KAHMI Baubau sekaligus mantan Wali Kota Baubau, La Ode Ahmad Monianse, dijadwalkan hadir, namun tidak bisa ikut serta karena sedang berada di luar daerah.
Film yang diinisiasi oleh Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) ini mengangkat kisah hidup Lafran Pane, sang pendiri HMI, yang diperankan dengan penuh penghayatan oleh aktor Dimas Anggara.
Film ini mengisahkan perjuangan Lafran Pane dalam mendirikan HMI pada tahun 1947, sebuah organisasi yang bertujuan untuk menyediakan wadah bagi mahasiswa Islam agar bisa bergerak secara independen, tanpa terikat oleh afiliasi politik, serta memiliki kepedulian yang mendalam terhadap umat dan bangsa.
Dalam perjalanan hidupnya, Lafran menghadapi berbagai tantangan, terutama pada masa pendudukan Jepang di Indonesia. Keberanian dan keteguhan hati Lafran dalam melawan penjajah menjadikannya simbol perlawanan yang pantang menyerah.
Inspirasi besar bagi perjuangan Lafran datang dari kedua saudaranya, Sanusi Pane dan Armijn Pane, yang dikenal sebagai sastrawan terkemuka. Pengaruh mereka sangat kuat dalam membentuk karakter dan idealisme Lafran sejak ia masih kecil. Nilai-nilai yang diajarkan oleh saudara-saudaranya terus membimbing Lafran dan kemudian mendirikan HMI di Yogyakarta.
Baca Juga: Nobar Film Lafran di Kendari Pecahkan Rekor 1.500 Penonton Mulai Politisi hingga Mahasiswa
Film "Lafran Pane" disutradarai oleh Faozan Rizal dan diproduksi oleh KAHMI serta Reborn Initiative. film ini tidak hanya menggambarkan perjalanan hidup seorang pemuda idealis, tetapi juga menyampaikan pesan-pesan moral yang mendalam. Kecintaan Lafran pada Indonesia yang besar menjadi salah satu nilai yang sangat ditekankan dalam film ini.
Koordinator Presidium Forum Alumni HMI-Wati (Forhati) Nasional, Wa Ode Nurhayati, menyampaikan betapa pentingnya penayangan film "Lafran Pane" di berbagai tempat sebagai bentuk penghormatan terhadap sejarah HMI. Ia juga mengungkapkan bahwa ia telah ikut dalam acara nonton bareng film ini untuk ke-10 kalinya bersama keluarga besar HMI.
"Dari Sorong hingga Sulawesi, perjalanan ini adalah seperti pulang kampung yang lebih heroik," ujar Wa Ode dengan penuh semangat.
Menurutnya, film ini tidak hanya menjadi sebuah tontonan, tetapi juga pengingat akan pentingnya peran HMI dalam kehidupan mahasiswa, menginspirasi mereka untuk terus bergerak dan berjuang demi kemajuan bangsa.
"Selain mengingatkan diri sendiri terhadap HMI, kita bukan siapa-siapa tanpa HMI," ungkapnya dengan penuh semangat.
Ia juga mengingatkan pentingnya kontribusi anggota HMI kepada organisasinya dengan mengatakan,
"Jangan pernah tanya apa yang sudah kita dapat dari rumah besar ini, tapi apa yang sudah kita berikan untuk rumah besar ini," tuturnya.
Salah satu anggota HMI Baubau, Fifty Kosam menuturkan, film Lafran, selain memberikan gambaran historis salah satu organisasi mahasiswa tertua di Indonesia yaitu HMI, juga berisi pesan-pesan moral-sosial yang penting bagi generasi muda.
Mengenal nama Lafran Pane sejak 2015, hampir 10 tahun, hidup dalam ide, pemikiran, semangat dan kecintaannya pada agama dan negara tentu hujan malam tadi bukan penghalang yang cukup serius.
Baca Juga: Banyak Kader Maju Kepala Daerah, MN KAHMI Ajak Sukseskan Pilkada
"Saya sudah 3 kali nonton film Lafran di beberapa kota yang berbeda, dan selalu terharu melihat perjuangan seorang Lafran," ungkapnya.
Optimisme, kesadaran dan keresahan terhadap lingkungan sekitar menuntut ia melakukan perubahan dan kemajuan.
Lafran bukan hanya sebuah nama, lebih dari itu, ia bermakna cinta pada agama (islam) dan bangsa kita (Indonesia).
Penonton lainnya, Lita, membagikan kesan mendalamnya tentang film “Lafran Pane”. Menurutnya, film tersebut tidak hanya memukau tetapi juga sangat menyentuh hati, terutama saat menggambarkan masa-masa sulit di bawah penjajahan.
“Filmnya sangat keren, tetapi juga ada bagian-bagian yang sangat menyedihkan. Saya sampai menangis melihat perjuangan Lafran. Ketika lafran dikirim ke Jawa, kemudian penjajah datang, mereka dipenjara, ayahnya kehilangan semua harta bendanya, dan diperlakukan dengan kejam oleh para penjajah,” ungkap Lita dengan penuh emosi. (A)
Penulis: Elfinasari
Editor: Haerani Hambali
* BACA BERITA TERKINI LAINNYA DI GOOGLE NEWS