Begini Dampak Badai La Nina Bakal Lebih Parah dari El Nino hingga Akhir 2024, Simak Daftar Daerah Terkena Imbasnya

Ahmad Jaelani

Reporter

Sabtu, 08 Juni 2024  /  5:34 pm

Badai La Nina bakal muncul di beberapa daerah Indonesia. Foto: Repro Istockphoto

JAKARTA, TELISIK.ID - Indonesia diprediksi akan kembali menghadapi fenomena anomali iklim La Nina pada pertengahan tahun 2024, setelah hampir setahun dilanda El Nino.

Menurut Organisasi Meteorologi Dunia (WMO), kondisi di akhir tahun cenderung lebih dingin dibandingkan dengan kondisi saat ini dan beberapa bulan terakhir. La Nina biasanya membawa curah hujan tinggi yang dapat menyebabkan banjir dan badai tropis di berbagai wilayah di Indonesia.

Ketika terjadi fase La Nina, hembusan angin pasat dari Pasifik timur ke arah barat sepanjang ekuator menjadi lebih kuat dari biasanya. Menguatnya angin pasat yang mendorong massa air laut ke arah barat, maka di Pasifik timur suhu muka laut menjadi lebih dingin.

Bagi Indonesia, hal ini berarti risiko banjir yang lebih tinggi, suhu udara yang lebih rendah di siang hari, dan lebih banyak badai tropis, dikutip dari CNBC Indonesia.com, Sabtu (8/6/2024).

Baca Juga: Menguak Misteri Intan Trisakti dan Emas 57 Ton, Dipinjam Jhon F Kennedy dari Soekarno Tersimpan di Bank Swiss

La  tentunya akan membuat intensitas badai cenderung meningkat dan menimbulkan kerugian ekonomi. Indonesia yang merupakan negara agraris akan menjadi salah satu yang cukup terdampak oleh fenomena ini.

Sebab La Nina akan menyebabkan curah hujan yang tinggi dan berpotensi menyebabkan gagal panen bagi para petani dan nelayan.

Menurut prediksi dari Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), wilayah-wilayah yang akan mengalami curah hujan tinggi pada periode La Nina antara lain adalah sebagian Kalimantan Timur, Kalimantan Selatan, sebagian Sulawesi Selatan, Sulawesi Tengah, Sulawesi Utara, sebagian Maluku, Maluku Utara, sebagian Papua Barat Daya, Papua Barat, Papua Tengah, dan Papua Pegunungan pada bulan Juni 2024.

Pada bulan Juli 2024, sebagian Sumatera Utara, Kalimantan Barat, Kalimantan Utara, Kalimantan Selatan, Sulawesi Selatan, Sulawesi Tengah, Sulawesi Utara, Maluku Utara, Maluku, Papua Barat Daya, Papua Barat, Papua Tengah, dan Papua Pegunungan diprediksi akan mengalami curah hujan tinggi.

Pada bulan Agustus 2024, sebagian kecil Aceh, Sumatera Utara, Kalimantan Barat, Maluku, Papua Barat Daya, Papua Barat, dan Papua Tengah akan terkena dampak La Nina, sesuai  data bmkg.go.id.

Pada bulan September 2024, wilayah-wilayah yang diprediksi akan mengalami curah hujan tinggi adalah sebagian Sumatera Utara, Kalimantan Barat, Maluku, Papua Barat Daya, Papua Barat, dan Papua Tengah.

Sementara itu, pada bulan Oktober 2024, sebagian Aceh, Sumatera Utara, Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah, Kalimantan Timur, Kalimantan Utara, Jawa Barat, Maluku, Papua Barat Daya, Papua Barat, dan Papua Selatan akan mengalami curah hujan tinggi.

Baca Juga: Kapolri Diberi Gelar Karaeng dan Pusak Supakala hingga I Mannaungi Daeng Parani, dari Dewan Adat dan Kerajaan Sulawesi Selatan

Pada bulan November 2024, sebagian Aceh, Sumatera Utara, Sumatera Barat, Riau, Bengkulu, Bangka Belitung, Jawa Barat, Jawa Tengah, Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah, Kalimantan Timur, Kalimantan Utara, NTB, Sulawesi Selatan, Sulawesi Barat, Papua Barat Daya, Papua Barat, dan Papua Selatan diprediksi akan mengalami curah hujan tinggi.

La Nina diprediksi membawa sejumlah dampak signifikan bagi Indonesia, baik positif maupun negatif. Dampak negatif yang diprediksi antara lain adalah peningkatan risiko banjir dan badai tropis yang dapat mengakibatkan kerusakan infrastruktur dan kerugian ekonomi.

Tingginya curah hujan juga dapat menyebabkan gagal panen, yang berdampak pada sektor pertanian dan perikanan. Selain itu, La Nina juga dapat meningkatkan potensi penyakit menular berbasis air seperti diare, demam tipus, kolera, disentri, leptospirosis, dan hepatitis A, terutama di daerah rawan banjir.

Namun, ada juga dampak positif dari La Nina, antara lain surplus air tanah yang dapat mengisi kembali cadangan air tanah yang berkurang akibat El Nino. Hal ini bermanfaat bagi pertanian dan ketersediaan air di musim kemarau. (C)

Penulis: Ahmad Jaelani

Editor: Fitrah Nugraha

 

* BACA BERITA TERKINI LAINNYA DI GOOGLE NEWS