Bumi Makin Panas, 2025 Disebut Masuk Tiga Tahun Terpanas Sepanjang Sejarah

Ahmad Jaelani

Reporter

Senin, 10 November 2025  /  9:46 pm

Wisatawan beristirahat di tengah gelombang panas di Piazza di Spagna di Roma, Italia. Foto: Li Jing/Xinhua

BRUSSEL, TELISIK.ID - Data pemantauan iklim global menunjukkan tahun 2025 diperkirakan akan menjadi salah satu dari tiga tahun terpanas sepanjang sejarah sejak pencatatan dimulai, menggambarkan tren peningkatan suhu yang terus terjadi dalam beberapa tahun terakhir di berbagai wilayah.

Layanan Perubahan Iklim Copernicus (Copernicus Climate Change Service/C3S) Uni Eropa merilis data terbaru yang menunjukkan bahwa suhu rata-rata global pada Oktober 2025 mencapai 15,14 derajat Celsius.  

Angka tersebut tercatat 0,70 derajat lebih tinggi dari rata-rata periode 1991-2020 dan 1,55 derajat di atas masa praindustri. Meski sedikit lebih rendah dibandingkan Oktober 2023 dan Oktober 2024, data ini tetap mengonfirmasi tren peningkatan suhu jangka panjang yang terus berlangsung.  

Baca Juga: Tak Masuk Skema AS, Turkiye Dipastikan Absen dalam Pasukan Pengaman Gaza

Rata-rata suhu dalam rentang November 2024 hingga Oktober 2025 tercatat 1,50 derajat di atas tingkat praindustri. Angka itu menjadi salah satu indikator kuat bahwa pemanasan global terus berlanjut dalam kurun waktu konsisten.

C3S menyampaikan bahwa tahun 2025 hampir pasti akan masuk dalam tiga besar tahun terpanas yang pernah tercatat. Posisi tahun ini diperkirakan berada pada urutan kedua atau ketiga, setara dengan tahun 2023 dan sedikit di bawah 2024 yang menjadi tahun dengan rekor suhu tertinggi.  

Kepala Strategi Iklim C3S, Samantha Burgess, menyatakan bahwa tiga tahun terakhir mencatat rentang suhu yang tidak biasa.  

“Tiga tahun terakhir mencatat suhu yang luar biasa tinggi, dan rata-rata untuk periode 2023-2025 kemungkinan akan melebihi 1,5 derajat Celsius, untuk pertama kalinya dalam periode tiga tahun,” ujarnya, seperti dilansir dari Xinhua, Senin (10/11/2025).

Selain suhu udara, suhu permukaan laut global pada Oktober juga tetap tinggi dengan catatan 20,54 derajat Celsius di wilayah antara 60 derajat lintang utara hingga 60 derajat lintang selatan. 

Baca Juga: Unik: Pasutri Jepang Ini 20 Tahun Diam Seribu Bahasa karena Cemburu

Pasifik Utara menunjukkan tingkat kehangatan yang lebih kuat, sementara tanda-tanda pendinginan terlihat di wilayah tengah dan timur Pasifik ekuatorial yang mengarah pada kondisi La Nina lemah.  

Sementara itu, kondisi es laut di Arktika tercatat 12 persen di bawah rata-rata, menempati posisi kedelapan terendah selama bulan Oktober. Di Antarktika, luas es laut berada 6 persen di bawah rata-rata dan menjadi catatan terendah ketiga untuk bulan yang sama.  

Data ini menunjukkan konsistensi pola pemanasan dan perubahan kondisi laut yang berdampak pada berbagai ekosistem. (Xinhua)

Penulis: Ahmad Jaelani

 

* BACA BERITA TERKINI LAINNYA DI GOOGLE NEWS