Dagangkan Bensin Eceran di Depan SPBU, Ozu: Rezeki Sudah Diatur

Pangga Rahmad

Reporter

Minggu, 23 Oktober 2022  /  8:33 pm

Ozu, penjual bensin eceran di depan SPBU yang terletak di Jalan Ahmad Yani, Kelurahan Lepo-Lepo, Kecamatan Baruga, Kendari, Sulawesi Tenggara. Foto: Pangga Rahmad/Telisik

KENDARI, TELISIK.ID - Pintu rezeki pada dasarnya banyak dan selalu terbuka. Timur, Barat, Selatan hingga Utara. Jalan untuk meraihnya saja yang kadang membutuhkan kerja keras.

Namun, tidak saja sekadar kerja keras, seringkali kerja keras mesti bergandeng erat dengan kerja cerdas. Itulah nilai-nilai yang tertanam bagi pelaku usaha kebanyakan.

Ironisnya, nilai-nilai tersebut rupanya seringkali terpatahkan dengan apa yang dilakukan sebagian pelaku usaha. Salah satunya Ozu dan kerabat dekatnya Edi, yang menjajakan bensin eceran di depan Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU).

Sekilas, usaha yang dilakukan Ozu tersebut sulit dipercaya dapat mendatangkan untung, terutama fakta bahwa ia berjualan bensin eceran persis di depan pintu masuk SPBU yang terletak di Jalan Ahmad Yani, Kelurahan Lepo-Lepo, Kecamatan Baruga, Kendari, Sulawesi Tenggara.

Baca Juga: Rintis Usaha Rujak Sejak 1999, Bapak Ini Raup Untung Ratusan Ribu Sehari

Ozu mengaku, usaha yang dijalaninya memang terbilang aneh bagi sebagian orang. Selain menguji nyali, juga mengundang banyak pertanyaan. Namun, rezeki sudah diatur.

"Saya yakin," katanya singkat saat ditemui, Minggu (23/10/22) sekitar pukul 16.30 Wita.

Lelaki yang telah berusia 40 tahun ini menjelaskan, pembeli bensin bisa dari orang yang sedang terburu-buru, atau dari orang yang malas mengantre. Terkadang, pembelinya bisa membludak jika SPBU sedang dalam antrean panjang. Bahkan pengendara mobil sekalipun.

"Atau pas SPBU kosong, pasti rame, walau hanya sebentar," bebernya.

Ozu berasal dari pulau Muna, Sulawesi Tenggara. Delapan tahun yang lalu menetapkan hati tinggal di Kota Kendari. Sebelum beralih usaha, ia merupakan kuli proyek.

Baca Juga: Kendari Undercover: Kisah PSK Tua Jadi Rebutan Pekerja Tambang dengan Permintaan Aneh

Namun, tenaganya terlalu banyak terkuras dibanding ketika ia menjual bensin eceran. Untuk itulah ia berkeyakinan berhenti menjadi pekerja bangunan.

Sementara, pengakuan Edi, memang untungnya tak bisa dipatok dalam sehari. Tetapi paling tidak, tenaga mereka tidak begitu terkuras.

"Kalau lagi rame, terjual bisa dua jerigen sehari. Itu Rp 200 ribu. Apalagi sekarang lagi banyak antrean. Tapi kalo lagi sepi, bisa tidak ada yang terjual satu hari," kata Edi.

Satu-satunya modal yang harus konsisten, lanjut Edi, adalah kesabaran. Sebab usaha yang mereka jalankan memang pasang surut. Namun hal itu bukanlah kendala yang berarti.

"Seperti yang dibilang Ozu tadi, rezeki sudah diatur," kata Edi. (A)

Penulis: Pangga Rahmad

Editor: Kardin