Demi Persahabatan, Suku Ini Tawarkan Istri Berhubungan Seks dengan Teman

Ibnu Sina Ali Hakim

Reporter

Minggu, 26 Desember 2021  /  11:56 am

Ketgam: Warga Suku di Nambia, Afrika. Foto: Akurat.co

AFRIKA, TELISIK.ID - Budaya serta tradisi menjadi salah satu keunikan yang tersebar di seluruh dunia.

Namun tidak sedikit budaya yang juga menimbulkan kontroversi seperti yang berada di negara Afrika.

Kedua suku di Namibia, Afrika tersebut adalah Suku Ovahimba dan Ovazimba yang mendiami bagian utara negara tersebut.

Dilansir Jurnalsoreang di laman website hadithi.africa, tradisi tersebut dinamakan “Okujepisa Omukazenda.” Tradisi Okujepisa Omukazenda ini menjadi sesuatu yang telah secara umum sering dipraktikkan kedua suku tersebut.

Secara harfiah, Okujesipa Omukazenda ini memiliki arti yang mengejutkan yaitu “menawarkan istri kepada tamu.”

Hal tersebut adalah praktik yang berlangsung di kedua suku, di mana pria dari suku tersebut memutuskan untuk menyenangkan teman atau tamu yang sangat terhormat.

Demi menyenangkan tamu atau temannya tersebut, pria dari kedua suku di Namibia ini akan menawarkan istri mereka untuk berhubungan seks ketika mereka berkunjung.

Baca Juga: Tradisi Unik Perayaan Natal, Gunakan Ornamen Kotoran Manusia

Ketika praktik tersebut berlangsung, para suami dari istri yang ditawarkan kepada tamu tersebut akan tidur di tempat lain.

Sementara istri mereka akan berhubungan seks di gubuk yang mereka jadikan sebagai tempat tinggal.

Meskipun praktik menawarkan istri sendiri untuk berhubungan seks dengan orang lain terdengar jahat dan tak masuk akal, tetapi bagi mereka sebaliknya.

Suku-suku dari Namibia ini justru menganggap hal tersebut sebagai sesuatu yang sangat normal.

Bahkan mereka dengan bangga untuk melestarikan budaya menawarkan istri untuk berhubungan seks dengan pria lain.

Lebih parahnya, pemerintahan setempat justru mendukung agar tradisi ini terus berlangsung di kedua suku.

Baca Juga: Anak Jenius di Dunia, Umur 7 Tahun Sudah Lulus S3 dan Dipanggil Bill Gates

Sementara dilansir Akurat.co, Suku Himba adalah masyarakat pribumi yang tinggal di Kunene, Namibia. Jumlahnya diperkirakan mencapai 50 ribu orang. Sebagai masyarakat adat, mereka punya sejumlah tradisi yang cukup unik, seperti tradisi memakai krim merah bata, berdoa dengan api, hingga mandi menggunakan asap.

Keberadaan suku Himba diketahui pada awal abad ke-16 saat mereka menyeberang perbatasan Angola. Kaokoland (kini disebut Kunene) pun mereka pilih sebagai pemukiman baru mereka. Pada saat itu, mereka belum disebut Himba karena masih bergabung dengan suku Herero.

Pada akhir abad ke-19, Namibia terus-menerus dilanda wabah yang menyerang sapi. Akibatnya, sebagian ternak Herero pun mati dan terjadilah krisis pangan. Suku itu pun pindah ke selatan dan menjelajahi berbagai daerah untuk bertahan hidup. Namun, beberapa anggota memutuskan tinggal. Di saat itulah terjadi perpecahan dalam suku dan munculah suku Himba.

Dalam bahasa Otjiherero, Himba artinya pengemis. Pasalnya, diperkirakan setelah terjadi perpecahan, banyak dari mereka mencari pangan dengan meminta dari sesama atau anggota suku lainnya. (C)

Reporter: Ibnu Sina Ali Hakim

Editor: Kardin