Doa dan Amalan Awal Bulan Safar
Content Creator
Jumat, 01 Agustus 2025 / 4:02 pm
Doa dan amalan yang bisa dilakukan saat memasuki bulan kedua hijriah yakni bulan Safar. Foto: Repro darussalam.id
KENDARI, TELISIK.ID - Bulan Safar, merupakan bulan kedua dalam kalender Hijriah, telah tiba. Dalam tradisi Islam, awal bulan Safar sering dianggap sebagai waktu untuk memperbanyak doa dan amalan guna memohon perlindungan serta keberkahan dari Allah SWT.
Bulan Safar dahulu identik dengan kebiasaan masyarakat Arab yang sering mengosongkan rumah untuk berperang atau bepergian, sehingga disebut sunyi, sepi, atau kosong, sebagaimana dijelaskan oleh Imam Ibnu Katsir.
“Safar dinamakan dengan nama tersebut, karena sepinya rumah-rumah mereka dari mereka, ketika mereka keluar untuk perang dan bepergian.” (Ibnu Katsir, Tafsîrubnu Katsîr, [Dârut Thayyibah, 1999], juz IV, halaman 146).
Pada masa lalu, sebagian masyarakat memaknai Safar sebagai bulan sial atau penuh musibah yang dapat menimpa siapa saja. Akibatnya, mereka enggan melakukan aktivitas apa pun selama bulan tersebut.
Pandangan bahwa bulan Safar adalah bulan sial tidaklah benar. Sebaliknya, Rasulullah Muhammad SAW melakukan banyak perbuatan mulia di bulan Safar, seperti menikah dengan Sayyidah Khadijah, memfasilitasi pernikahan Sayyidina Ali dan Sayyidah Fatimah az-Zahra, melakukan hijrah dari Makkah ke Madinah, serta memimpin umat Islam meraih kemenangan dalam Perang Khaibar.
Selain itu, masih banyak peristiwa mulia lainnya yang dilakukan Rasulullah Muhammad SAW pada bulan Safar, dilansir dari okezone.com, Jumat (1/8/2025).
Baca Juga: Suka Diganggu Setan dan Jin? Baca Doa Ini
Berdasarkan kitab Mandzûmatu Syarhil Atsar fî Mâ Warada ‘an Syahri Shafar karya Abu Bakar al-Adni (halaman 9), sejumlah peristiwa mulia terjadi pada bulan Safar.
Keterangan ini sekaligus membantah mitos tentang bulan Safar yang masih dipercayai oleh sebagian masyarakat hingga kini.
Banyak ulama menolak anggapan bahwa Safar adalah bulan sial, dan penjelasan di atas cukup mewakili pandangan tersebut.
Sebaliknya, umat muslim seharusnya mempersiapkan diri untuk meraih kebaikan dan pahala berlipat di bulan Safar, sebagaimana di bulan-bulan lainnya.
Salah satu kebaikan yang seharusnya dilakukan umat muslim saat memasuki bulan Safar adalah berdoa.
Dalam kitab Mandzûmatu Syarhil Atsar fî Mâ Warada ‘an Syahri Shafar, Habib Abu Bakar Al-‘Adni menyebutkan doa yang dapat dibaca di bulan Safar, yang berisi permohonan keberkahan dan perlindungan dari Allah SWT agar terhindar dari berbagai keburukan.
Isi doa tersebut adalah sebagai berikut:
(Bismilahirrahmanirrahim, wa shallallahu ta’âla ‘ala sayyidina Muhammadin wa ‘ala âlihi wa shahbihi ajma’în. A’ûdzu billahi min syarri hadzaz zaman wa ahlihi, wa as`aluka bi jalâlika wa jalâli wajhika wa kamâli jalâli qudsika an tujîrani wa walidayya wa ahlî wa ahbâbi wa mâ tuhîthuhu syafaqatu qalbi min syarri hadzas sanati, wa qini syarra mâ qhaddaita fîha, washrif ‘anni syarra syahri shafar, yâ Karîman nazhar, wakhtim lî fî hâdzas syahri wad dahri bis salamati wal ‘afiyati lî wa liwâdayya wa aulâdi wa li ahli wa mâ tahûthuhu syafaqatu qalbi wa jamî’il muslimîn, wa shallallahu ta’âla ‘ala sayyidina Muhammadin wa ‘alâ âli wa shahbihi wa sallam.
Allahumma innâ na’udzubika min syarri hadzas syahri, wa min kulli syiddatin wa balâin wa baliyyatin qaddartahâ fîhi yâ dahru, ya mâlikad dunya wal akhirat, ya ‘âliman bima kâna wa mâ yakûnu, wa man idzâ arâda syai`an qâla lahu: (kun fayakûn) yâ azaliyyu ya abadiyyu ya mubdi-u ya mu‘id ya dzal jalâli wal ikrâm, ya dzal ‘arsyil majîd anta taf’alu mâ turîd.
Allahummahris bi ‘anika anfusana wa ahlana wa amwalana wa wâlidina wa dînana wa dunyânal latî ibtalaina bi suhbatiha, bi barakatil abrâri wal akhyâri, wa birahmatika ya ‘azîzu yâ ghaffâru, yâ karîmu yâ sattâru yâ arhamar râhimin.
Allahuma yâ syadîdal qawiyyi wa yâ syadidal mihani, yâ ‘azîzu dzallat li’izzatika jamîu khalkika, ikfîni min jami’i khalkika, yâ Muhsinu yâ Mujmilu yâ Mutafaddhil, yâ Mun’im, ya Mutakarrim, yâ man lâ ilaha illa Anta, irhamnâ allahumma bi rahmatika yâ arhamar rahimîn. Wa shallallahu ta’âla ‘ala sayyidina Muhammadin wa ‘ala âlihi wa shahbihi ajma’în)
Artinya, “Dengan nama Allah yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang. Semoga Allah selalu memberi rahmat kepada tuan kami, Muhammad SAW dan keluarganya serta sahabatnya semuanya. Aku berlindung dari keburukan zaman ini dan orang-orang yang memiliki keburukan itu, dan aku memohon dengan wasilah keagungan-Mu dan keagungan keridhaan-Mu serta keagungan kesucian-Mu, supaya Engkau melindungiku, kedua orang tuaku, keluargaku, orang-orang yang aku cintai dan sesuatu yang diliputi kasih sayangku, dari keburukan tahun ini, dan cegahlah aku dari keburukan yang telah Engkau tetapkan di dalamnya. Palingkanlah dariku keburukan di bulan Safar, wahai Dzat Yang Memiliki Pandangan Yang Mulia. Akhirilah aku di bulan ini, di waktu ini dengan keselamatan dan sejahtera bagi kedua orang tuaku, anak-anakku, keluargaku, dan sesuatu yang diliputi kasih sayangku seluruhnya. Semoga Allah selalu memberi rahmat dan keselamatan kepada tuan kami Muhammad SAW, dan keluarganya serta sahabatnya.
Ya Allah, sesungguhnya kami berlindung kepada-Mu dari keburukan bulan ini, dan dari segala kesukaran, bencana dan cobaan yang telah Engkau takdirkan di dalamnya, wahai Ad-Dahr (Allah), wahai sang pemilik dunia dan akhirat, wahai Zat Yang Maha mengetahui sesuatu yang telah terjadi dan yang akan terjadi, wahai Zat yang apabila menghendaki sesuatu mengucapkan: Kun fayakun, wahai Zat yang tidak terikat waktu, wahai Zat yang abadi, wahai Zat yang menciptakan segala sesuatu, wahai Zat yang mengembalikan segala sesuatu, wahai Zat pemilik keagungan dan kemuliaan, wahai Zat pemilik ‘Arsyi yang mulia, Kau maha melakukan apa yang Kau kehendaki.
Ya Allah jagalah diri kami dengan pandangan-Mu, dan keluarga kami, harta kami, orang tua kami, agama kami, dunia yang kami dicoba untuk menghadapinya, dengan wasilah keberkahan orang-orang yang baik dan pilihan, dan dengan kasih sayang-Mu wahai yang maha perkasa, maha pengampun, maha mulia, maha menutup aib, duhai yang paling maha penyayang di antara para penyayang.
Wahai Allah, wahai Zat yang sungguh amat kuat, Zat yang cobaannya sangat berat, wahai yang maha perkasa, yang mana seluruh mahlukNya tunduk karena keperkasaan-Mu, jagalah aku dari semua mahluk-Mu, wahai yang maha memperbagus, yang maha memperindah, yang maha memberikan keutamaan, yang maha memberikan kemuliaan, Yang Siapa tiada Tuhan kecuali Engkau, kasih sayangilah kami dengan rahmat-Mu wahai Zat paling penyayang di antara para penyayang. Semoga Allah selalu memberi rahmat dan kepada tuan kami Muhammad SAW, dan keluarganya serta sahabatnya semua".
Dilansir dari NU Online, Jumat (1/8/2025), selain berdoa sebagaimana disebutkan di atas, umat Islam dianjurkan untuk mengisi bulan Safar dengan amal ibadah yang mendatangkan pahala berlipat. Dalam hadits yang diriwayatkan oleh Al-Bukhari dan Muslim disebutkan:
“Diriwayatkan dari Abul Abbas yaitu Abdullah bin Abbas bin Abdul Muthallib ra, dari Rasulullah SAW dalam hadits yang diriwayatkannya dari Tuhannya, tabaraka wa ta’ala, Rasulullah SAW bersabda: ‘Sungguh Allah telah memastikan banyak kebaikan dan keburukan, lalu beliau menjelaskannya. Maka siapa saja yang bertekad melakukan satu kebaikan, lalu ia tidak melakukannya, meskipun begitu tetap Allah tabaraka wa ta’ala pastikan satu kebaikan yang sempurna baginya di sisi-Nya; dan siapa saja yang bertekad melakukan satu kebaikan, lalu ia melakukannya, maka Allah pastikan 10 kebaikan, sampai 700 kebaikan, sampai kebaikan yang banyak dan berlipat ganda. Jika ia bertekad melakukan satu keburukan, lalu ia tidak melakukannya, maka Allah ta’ala pastikan satu kebaikan yang sempurna untuknya di sisi-Nya; dan jika ia bertekad melakukan satu keburukan, lalu ia tidak melakukannya, maka hanya Allah pastikan satu keburukan untuknya.” (Hadits riwayat Al-Bukhari dan Muslim).
Hadits tersebut menunjukkan tiga poin utama terkait amal kebaikan dengan pahala berlipat ganda: pertama, amal kebaikan dengan pahala 10 kali lipat; kedua, amal kebaikan dengan pahala 700 kali lipat; dan ketiga, amal kebaikan dengan pahala yang jauh lebih besar, melebihi 700 kali lipat.
Menurut Imam an-Nawawi, berdasarkan rahmat Allah, setiap kebaikan pasti mendapat pahala yang dilipatgandakan hingga 10 kali lipat. Dengan demikian, segala amal kebaikan secara otomatis memperoleh pahala 10 kali lipat, sesuai dengan firman Allah:
“Siapa saja yang datang dengan kebaikan, maka ia mendapatkan pahala 10 kali lipatnya.” (Surat Al-An’am ayat 16).
Syekh Muhammad bin Abdillah al-Jurdani menjelaskan demikian dalam kitabnya al-Jawahir al-Lu'lu'iyah, halaman 319.
Nabi bersabda bahwa di antara amal kebaikan yang pahalanya 700 kali lipat adalah donasi untuk perjuangan jihad fi sabilillah.
Baca Juga: Doa Nabi Muhammad Agar Terlepas dari Lilitan Utang, Mari Amalkan
“Siapa saja yang mengirim donasi infak untuk perjuangan jihad fi sabilillah sementara ia sendiri hanya diam di rumah (tidak ikut berangkat berjuang), maka baginya setiap donasi satu dirham mendapatkan pahala 700 dirham.” (Hadits riwayat Ibnu Majah dan Al-Mundziri).
Menurut penjelasan Al-Hafizh Ibnu Hajar al-‘Asqalani dalam kitabnya Fathul Bari, juz II halaman 326, amal kebaikan yang pahalanya 700 kali lipat tidak hanya terbatas pada donasi untuk perjuangan jihad fi sabilillah, tetapi bersifat umum, mencakup segala amal sesuai tingkat keikhlasan, kekhusyukan, kemanfaatan bagi orang lain, dan semisalnya, sebagaimana sabda Nabi Muhammad SAW.
“Setiap amal manusia dilipatgandakan pahalanya 10 sampai 700 kali lipat.” (Hadits riwayat Imam Muslim).
Nabi Muhammad SAW bersabda bahwa amal kebaikan yang pahalanya sangat banyak, melebihi 700 kali lipat hingga tak terhingga, di antaranya adalah membaca dzikir saat masuk pasar, yang dalam konteks sekarang seperti masuk mall dan semisalnya.
“Siapa saja yang masuk ke pasar lalu membaca dzikir yang artinya: ‘Tidak ada Tuhan selain Allah Yang Maha Esa, tidak ada sekutu bagi-Nya, bagi-Nya kerajaan dan bagi-Nya pujian, Allah Dzat yang menghidupkan dan yang membinasakan, Allah Dzat adalah Yang Maha Hidup yang tidak akan pernah binasa, hanya pada kekuasan-Nya lah kebaikan, dan Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu’; maka Allah pastikan bagi orang yang membacanya itu sejuta kebaikan, Allah lebur darinya sejuta keburukan, dan Allah angkat baginya sejuta derajat.” (Hadits riwayat al-Hakim)
Berdasarkan penelitian Al-Hafizh Al-Mudziri, sanad hadits ini dinilai hasan atau baik, sebagaimana dijelaskan dalam kitabnya At-Targhib wat Tarhib, juz II, halaman 337. (C)
Penulis: Merdiyanto
Editor: Mustaqim
* BACA BERITA TERKINI LAINNYA DI GOOGLE NEWS