Kisah Haru Penjual Jalangkote Keliling, Perjuangan Anti untuk Hidupi Keluarga

Gede Suyana Sriski, telisik indonesia
Jumat, 19 Desember 2025
0 dilihat
Kisah Haru Penjual Jalangkote Keliling, Perjuangan Anti untuk Hidupi Keluarga
Anti, seorang penjual jalangkote keliling yang berjuang untuk menghidupi keluarganya. Foto: Gede Suyana Sriski/Telisik.

" Di usia 48 tahun, ia menjalani kehidupannya dengan penuh perjuangan untuk menghidupi keluarganya "

KENDARI, TELISIK.ID - Anti, seorang penjual Jalangkote keliling yang tinggal di Kecamatan Baruga, Kota Kendari. Di usia 48 tahun, ia menjalani kehidupannya dengan penuh perjuangan untuk menghidupi keluarganya.

Ia tinggal bersama suami dan 2 orang anaknya. Suaminya sendiri bekerja sebagai tukang ojek pangkalan, sedangkan anaknya masih menempuh pendidikan SD. Hal ini membuatnya harus bekerja setiap hari, menjalani pekerjaan sebagai penjual jalangkote keliling untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari.

Ia bersama keluarganya hidup menumpang di rumah keluarga mereka, dengan kondisi rumah yang sederhana, namun semangat Anti untuk mencari nafkah demi anak dan keluarganya tidak pernah surut. Setiap hari, ia membawa jalangkote berkeliling dari baruga sampai Bundaran Pesawat Lepo-Lepo dengan harapan mendapatkan penghasilan yang cukup untuk makan sehari-hari.

"Saya berkeliling itu mulai pagi jam 07.00 pagi sampai 16.00 Wita, saya berjalan kaki sambil membawa dagangan saya di atas kepala, saya berjualan begini udah 10 tahun," ujar Anti, Kamis (18/12/2025).

Setiap hari, penghasilan yang didapatkan juga tidak menentu. Terkadang ia hanya bisa mendapatkan Rp 300.000 per hari tergantung dari ramainya pembeli.

Baca Juga: Antisipasi Nataru Bank Sultra Siapkan Uang Tunai Rp 900 Miliar

"Pendapatan saya tidak menentu, itupun harus dibagi lagi untuk modal besok. Karena jalangkote ini saya buat sendiri," tambahnya.

Cuaca buruk saat ini menjadi kendala yang kerap dihadapi karena saat hujan pembeli berkurang. Meski begitu, semangatnya tak pernah padam.

"Memang cuaca sekarang yang sering membuat pembeli saya berkurang, tetapi saya juga harus tetap semangat untuk berkeliling untuk mencari pundi-pundi rupiah,” ungkapnya.

Baca Juga: Nikmati Sate Kulit dan Tomyam Ala Waris Food, Kuliner Angkringan Berkonsep Korea di Kota Kendari

Terkadang jika jualannya tidak habis, ia lebih memilih untuk membagikannya ke tetangga sekitar. Karena menurutnya, jika ia menyimpannya dan menggoreng kembali, rasa dan juga teksturnya itu sudah tidak seenak waktu awal dibuat. Ia juga berkomitmen untuk tetap menjaga kepercayaan pembeli terhadap rasa jalangkotenya.

Salah satu pembeli jalangkote tersebut, Wati mengatakan, ia melihat sosok Anti sebagai pekerja keras, rasa dari jalangkotenya juga enak dan ia menjualnya dalam keadaan yang masih hangat.

"Rasanya enak, dengan harga yang murah Rp 1.000 per biji. Saya sangat menikmati rasa dari jalangkote ini, apalagi di saat hujan-hujan saat ini makan jalangkote yang masih hangat. Enaklah pokoknya," ujar Wati. (B)

Penulis: Gede Suyana Sriski

Editor: Kardin

 

* BACA BERITA TERKINI LAINNYA DI GOOGLE NEWS

Baca Juga