Dua Peran Rajab Jinik: Suara Kritis di DPRD Kendari dan Penggerak Prestasi Dunia Olahraga

Ana Pratiwi

Reporter

Jumat, 19 September 2025  /  5:29 pm

Rajab Jinik pegang amanah ganda, jadi legislator DPRD Kendari sekaligus Ketua KONI. Foto: Ist, Erni Yanti/Telisik

KENDARI,TELISIK.ID - Di ruang politik Kota Kendari, nama LM Rajab Jinik dikenal sebagai legislator vokal sekaligus sosok yang peduli pada pembinaan generasi muda lewat jalur olahraga.

Sebagai anggota DPRD Kota Kendari Komisi III sekaligus Ketua KONI Kendari, ia memegang dua peran penting: memperjuangkan aspirasi masyarakat dan memastikan olahraga menjadi ruang pembinaan yang sehat bagi anak muda.

Kiprahnya di parlemen ditandai dengan sikap kritis. Publik masih mengingat ketika ia menyoroti pergeseran anggaran 2024 sebesar Rp 46 miliar yang dinilainya tidak tepat sasaran.

“Saya tidak segan mengkritik kebijakan eksekutif maupun yudikatif, jika tidak berpihak pada rakyat. Itu bagian dari tanggung jawab moral dan konstitusional saya,” tegasnya, Jumat (19/9/2025).

Bagi Rajab, DPRD bukan sekadar lembaga legislasi, tetapi penyambung lidah rakyat. Fungsi pengawasan harus dijalankan agar kebijakan pemerintah benar-benar menyentuh kebutuhan dasar masyarakat.

Ia juga aktif dalam pembentukan sejumlah Peraturan Daerah, mulai dari revisi retribusi parkir, pengelolaan sampah dan plastik, hingga pengaturan sektor perikanan.

Baca Juga: SMPN 2 Kendari jadi Tuan Rumah Pelatihan Kepala Sekolah Kurikulum Merdeka

“Perda itu penting, baik untuk melindungi hak-hak masyarakat maupun meningkatkan pendapatan asli daerah,” jelasnya.

Selama menjabat, ia mendorong realisasi rabat beton, drainase, hingga program beasiswa pendidikan. Ke depan, ia menekankan perbaikan infrastruktur dasar, penanganan banjir, serta perluasan layanan kesehatan gratis berbasis UHC.

Baginya, kehadiran wakil rakyat harus terukur dari pelayanan konkret yang dirasakan masyarakat, bukan sekadar janji.

Di luar politik, Rajab dikenal aktif di dunia olahraga. Sejak mahasiswa, ia memimpin Unit Kegiatan Olahraga (UKO) UHO dan kini dipercaya sebagai Ketua KONI Kota Kendari.

Baginya, olahraga bukan hanya soal prestasi, tetapi juga pembinaan generasi muda agar terhindar dari hal-hal negatif.

Ia memimpikan Kendari dikenal melalui prestasi atletnya di tingkat nasional bahkan internasional. Karena itu, ia menggagas event olahraga seperti Wali Kota Cup sebagai ajang mencari bibit berbakat, sekaligus memastikan atlet berprestasi mendapat penghargaan layak. Menurutnya, pembinaan olahraga tak bisa hanya mengandalkan pemerintah.

“Atlet kita banyak yang berasal dari keluarga sederhana. Mereka butuh dukungan nyata, bukan hanya semangat,” ujarnya.

Mengemban dua amanah sekaligus: anggota DPRD dan Ketua KONI ia menegaskan posisinya bukan untuk kepentingan pribadi, melainkan membangun sinergi antara dunia politik, pemerintah, dan olahraga.

Rajab melihat demokrasi sebagai jalan rakyat untuk menentukan arah bangsa. “Negara ini berdiri karena rakyat. Pemerintah, legislatif, maupun yudikatif hanyalah pelayan,” katanya.

Ia menegaskan bahwa fasilitas wakil rakyat bersumber dari pajak rakyat, sehingga harus kembali dalam bentuk pelayanan nyata.

Filosofinya sederhana namun dalam “Bekerja dengan ikhlas, jaga kepercayaan rakyat, dan pegang teguh amanah orang tua.”Prinsip itu diperkaya dengan kutipan John F. Kennedy “Jangan tanya apa yang negara berikan kepadamu, tetapi tanyakan apa yang kamu berikan kepada negara.”

Rajab lahir dan tumbuh di Buton Utara dalam keluarga sederhana. Ayahnya seorang lurah, ibunya ibu rumah tangga. Sejak kecil ia terbiasa membantu orang tua, bahkan menggembala sapi. Hidup di kampung dengan keterbatasan komunikasi membuatnya terbiasa mandiri.

Masa sekolah dasar hingga SMP ditempuh di kampung halamannya, lalu SMA di Kabupaten Muna. Di sana, ia dan saudaranya menghidupi diri sendiri dengan bekerja sambilan, termasuk berjualan pisang kipas.

Dari pengalaman itulah ia belajar kemandirian, kerja keras, dan menghargai setiap usaha kecil.

Ketertarikannya pada politik tumbuh sejak kecil, saat melihat sang ayah menyelesaikan persoalan masyarakat. Semasa kuliah di Universitas Haluoleo (Antropologi), ia aktif di organisasi mahasiswa, menjadi anggota Majelis Permusyawaratan Mahasiswa (MPM) hingga empat periode, mengikuti kaderisasi HMI, dan terlibat di berbagai organisasi pergerakan.

Semua itu menjadi bekal penting untuk memahami fungsi pengawasan, legislasi, dan budgeting yang kini dijalaninya.

Baca Juga: Rutin Bayar Iuran Tepat Waktu, Puspita Nikmati Layanan Kesehatan Tanpa Hambatan

Perjalanan akademisnya berlanjut ke jenjang S2 di Universitas Indonesia dengan konsentrasi Sastra, memperkaya wawasannya di bidang kebudayaan dan sosial.

Pilihan politiknya jatuh ke Partai Golkar, partai yang sudah dikenalnya sejak kecil karena orang tuanya adalah kader. Ia menyebut dirinya “lahir dari rahim Golkar.” Menurutnya, Golkar mengajarkan kepedulian dan pengabdian kepada rakyat, selaras dengan prinsip hidupnya: bekerja untuk rakyat.

Terpilih kembali untuk periode kedua, Rajab memaknai hal itu sebagai amanah besar. “Rakyat tidak menuntut uang, tapi perhatian dan pembelaan,” ucapnya.

Baginya, komitmen adalah harga diri seorang wakil rakyat. Janji adalah amanah yang kelak dimintai pertanggungjawaban, bukan hanya oleh rakyat, tetapi juga oleh Tuhan. 

Kepada generasi muda, ia berpesan agar tidak lelah berproses. “Setiap proses adalah bekal penting untuk mencapai cita-cita,” katanya.

Sementara kepada masyarakat Kota Kendari, ia mengajak untuk terus berkolaborasi: “Kota ini bisa maju jika masyarakatnya bergerak lebih dulu, baru kemudian pemerintah. Karena sesungguhnya masyarakatlah yang menjadi raja dalam demokrasi.”

Penulis: Ana Pratiwi

Editor: Ahmad Jaelani

 

* BACA BERITA TERKINI LAINNYA DI GOOGLE NEWS