Erdogan Nyatakan Siap Perang Lawan Israel, Ini Perbandingan Kekuatan Militernya

Ibnu Sina Ali Hakim

Reporter

Sabtu, 15 Mei 2021  /  5:39 pm

Kekuatan militer Turki. Foto: Repro google.com

ISTANBUL, TELISIK.ID - Presiden Turki, Recep Tayyip Erdogan, bersumpah untuk mengerahkan dunia demi menghentikan 'teror' yang dilakukan Israel terhadap Palestina.

Dilansir dari detik.com, Sabtu (15/5/2021), hal itu disampaikan Erdogan saat menghubungi pemimpin Palestina guna membahas meningkatnya tindak kekerasan di Yerussalem beberapa waktu terakhir.

Lebih dari 300 orang dilaporkan mengalami luka-luka dalam bentrokan antara warga Palestina dan polisi Israel di kompleks Masjid Al-Aqsa pada Senin (10/5/2021). Bentrokan serupa juga terjadi pada Jumat (7/5/2021) dan Sabtu (8/5/2021) malam dan memicu ratusan korban luka lainnya.

Polemik Yerussalem yang diakui sebagai Ibu Kota Israel baru baru ini membuat  Presiden Erdogan sampai menyebut Israel negara teroris.

Namun, Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu tak mau kalah. Dia mengkritik pedas. Menurutnya, tak pantas Erdogan memberi pelajaran soal moralitas padahal dia membom Suku Kurdi di negaranya sendiri.

Turki pun memotori negara-negara Islam untuk menolak klaim Israel atas Yerussalem. Ketegangan di kawasan tersebut diprediksi akan meningkat.

Sebelumnya, di tahun 2020, Erdogan juga telah menyatakan siap berperang dengan siapapun termasuk Israel dan sekutunya yang saat itu memanas akibat konflik di Laut Mediterania.

Jika membandingkan kekuatan militer antara Turki dan Israel, siapa lebih kuat?

Situs globalfirepower menempatkan Turki di posisi ke-8. Sementara Israel berada di posisi ke-15.

Baca Juga: China Tuding AS Abaikan Derita Rakyat Palestina karena Blokir Pertemuan dengan DK PBB

Turki lebih unggul dilihat dari jumlah personel militer aktif. Negara bekas Kesultanan Ottoman ini memiliki 382.250 personel militer aktif, sementara Israel memiliki 168.250 anggota militer aktif.

Selain itu, Turki juga tercatat memiliki tak kurang dari 35 juta warga yang bisa dimasukkan dalam dinas militer jika keadaan darurat, sementara Israel cuma punya 3 juta orang.

Melihat sejarah, bangsa Turki pernah menguasai semenanjung Balkan dan kawasan Timur Tengah saat Kesultanan Ottoman berjaya. Negara ini punya sejarah militer dan peperangan yang panjang.

Tapi Israel pun sama sekali tak bisa diremehkan. Dua kali dia mengalahkan koalisi negara Arab dengan telak saat Perang Enam Hari tahun 1967 dan Perang Yom Kippur tahun 1973. Kehebatan pilot Israel membuat Mesir bertekuk lutut.

Di darat, pasukan lapis bajanya menghancur leburkan ribuan tank Suriah.

Jika hari ini berhitung kekuatan, di darat Turki dan Israel nyaris seimbang. Turki memiliki 2.445 tank yang terdiri dari Tank Leopard 1 dan 2, serta M-48 Patton dan M-60 Patton yang merupakan sisa-sisa Perang Dingin.

Uniknya, M-60 Patton milik Turki justru diupgrade di Israel menjadi Tank Sabra. Kerjasama itu diteken tahun 2002 lalu dengan nilai kontrak USD 688 juta. Secara terbatas, personel militer Turki juga masih menggunakan senapan otomatis Uzi buatan Israel.

Sementara Israel mengandalkan Tank Merkava produksi dalam negeri. Tank ini terbukti battle proven dan terus dikembangkan dari Merkava I hingga kini Merkava IV.

Di udara, globalfirepower mencatat Turki memiliki 207 jet tempur serta sekitar 200 jet serang darat. Sementara Israel, memiliki 243 buah jet tempur dan jumlah jet serang darat yang hampir sama.

Angkatan Udara Turki mengandalkan F-16 C/D dari AS serta beberapa varian F-4 seperti F-4E/2020 Terminator dan F-4E/TM Phantom II.

Sementara Israel mengandalkan F-15, F-15 E Strike Eagle, dan F-16 C/D/I. Dan yang terbaru, mereka telah memiliki sembilan F-35 Lighting dan tengah memesan 50 buah lainnya ke sekutu terdekatnya, Amerika Serikat.

Baca Juga: Militer Israel Klaim 3 Roket Ditembak dari Suriah ke Wilayahnya

Di Laut, Turki memiliki 12 kapal selam, 16 Frigate dan 9 kapal kelas Korvet. Sementara Israel memiliki 6 kapal selam dan 3 kapal korvet, tanpa kapal kelas frigate.

Yang tak dihitung oleh situs Globalfirepower mungkin adalah kekuatan koalisi kedua negara. Amerika Serikat jelas akan berdiri bersama Israel jika terjadi konflik. Begitu juga koalisi terdekat AS, seperti Inggris, dan beberapa negara NATO.

Sementara Turki kemungkinan akan didukung oleh koalisi negara Timur Tengah. Tapi kekuatan koalisi ini mungkin tak sekuat saat perang Yom Kippur. Suriah yang dulu perkasa menantang Israel dengan pasukan lapis baja di gurun pasir, kini tengah mengalami konflik berkepanjangan di negerinya sendiri. Lawan sengit AS seperti Libya yang dulu dipimpin oleh Kolonel Muammar Khadafi juga tak ada lagi.

Jika terjadi perang, apakah semua negara di jazirah Arab akan kompak mengangkat senjata juga masih menjadi pertanyaan.

Pertanyaan yang sulit dijawab juga, berapa banyak senjata nuklir atau senjata pemusnah massal yang sebenarnya dimiliki Israel? Selama ini AS tak pernah bereaksi soal sekutunya ini. Berbeda dengan sikapnya pada Iran dan Korea Utara. (C)

Reporter: Ibnu Sina Ali Hakim

Editor: Fitrah Nugraha

TOPICS