Festival Ekonomi Keuangan Syariah Kawasan Indonesia Timur 2024 Pertama Kali Digelar di Kendari

Nur Fauzia

Reporter

Selasa, 09 Juli 2024  /  8:42 am

Pembukaan FESyar KTI 2024 ditandai dengan pemukulan gong oleh Deputi Gubernur BI, Kepala Perwakilan BI Sulawesi Tenggara, Sekda Sulawesi Tenggara, dan Anggota Komisi 11 DPR RI. Foto: Nur Fauzia/Telisik

KENDARI, TELISIK.ID - Bank Indonesia (BI) bersama pemerintah provinsi membuka Festival Ekonomi dan Keuangan Syariah (FESyar) di Kawasan Indonesia Timur (KTI) tahun 2024 yang diselenggarakan di Hotel Claro, Kendari, Senin (8/7/2024).

Di tahun 2024 FESyar KTI digelar untuk yang kedua kalinya di Sulawesi Tenggara, setelah sukses dilaksanakan di Batam. Ini merupakan kali pertama Sulawesi Tenggara menjadi tuan rumah.

Kepala Perwakilan BI Sulawesi Tenggara, Doni Septadijaya menyampaikan, berbagai upaya pengembangan ekonomi syariah di kawasan timur Indonesia telah dilaksanakan dalam rangka mendukung pertumbuhan ekonomi di kawasan Indonesia Timur.

Doni menjelaskan, menuju perayaan FESyar KTI hari ini telah dilaksanakan Road to Feksyar KTI di 19 kantor perwakilan BI se-Indonesia Timur dengan capaian penjualan UMKM sebesar Rp 171 miliar dan sertifikasi halal sebanyak 1375 UMKM.

FESyar KTI tahun 2023 diselenggarakan di Samarinda atas sinergi bersama mendorong dan melanjutkan estafet penyelenggaraan Fesyar KTI, BI Perwakilan Sulawesi Tenggara akan melangsungkan Fesyar KTI tahun 2024  dari tanggal 7 sampai 10 Juli di Kota Kendari.

Baca Juga: Mahasiswa FEB Unsoed Bantu Tingkatkan Kualitas Laporan Keuangan UMKM di Kendari

Sementara itu Pj Gubernur Sulawesi Tenggara yang diwakili oleh Sekretaris Daerah, Asrun Lio dalam sambutannya menyampaikan bahwa kegiatan ini merupakan langkah konkret upaya kita bersama untuk mendorong pertumbuhan ekonomi yang kondusif dan berkelanjutan di kawasan Timur Indonesia khususnya di Sulawesi Tenggara.

"Melalui FESyar KTI 2024 ini kita akan bersama-sama merayakan potensi ekonomi syariah yang layak dan beragam serta menjadi peluang-peluang baru untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat," jelas Asrun.

Asrun menambahkan, ekonomi syariah dengan prinsip-prinsipnya yang berkeadilan berkelanjutan, menawarkan untuk mengatasi tantangan ekonomi yang kita hadapi saat ini.

Lebih lanjut Asrun menjelaskan, prinsip-prinsip seperti bagi hasil tolong menolong dan keadilan sosial bukan hanya memberikan landasan yang kuat untuk pertumbuhan ekonomi tetapi juga mendorong pemerataan, kesejahteraan, dan pemberdayaan masyarakat Sulawesi Tenggara.

Baca Juga: WTP Delapan Kali Bukti Pengelolaan Keuangan Pemda Muna Sesuai Standar Akuntasi

Deputi Gubernur Bank Indonesia, Juda Agung yang turut hadir dalam kegiatan tersebut menyampaikan, ekonomi syariah bukan hanya menjadi solusi bagi ekonomi tetapi juga membawa nilai-nilai moral dan etika. Oleh karena itu, festival ini sangat penting untuk mengembangkan ekonomi syariah di tengah masyarakat.

Kata dia, negara Indonesia dengan populasi muslim terbesar di dunia bukan saja memiliki potensi ekonomi dan ekonomi syariah yang luar biasa, tetapi memiliki juga tanggung jawab untuk membangun ekonomi dan tanggung jawab untuk membangun ekonomi dan nuansanya.

"Indonesia bukan saja diharapkan menjadi pusat ekonomi Syariah tetapi menjadi kiblat bagi inovasi pengembangan ekonomi syariah ke depan," pungkasnya. (A)

Penulis: Nur Fauzia

Editor: Haerani Hambali

 

* BACA BERITA TERKINI LAINNYA DI GOOGLE NEWS