Gandeng Tiga Provinsi Gelar Misi Dagang Hybrid, Nilai Perdagangan Jatim Tembus Rp 168 M

Try Wahyudi Ary Setyawan

Reporter Surabaya

Jumat, 25 September 2020  /  3:09 pm

Gubernur Jatim, Khofifah Indar Parawansa. Foto: Try Wahyudi Ari Setyawan/Telisik

SURABAYA, TELISIK.ID - Di tengah pandemi COVID-19, perdagangan di Provinsi Jawa Timur (Jatim) masih saja meraup transaksi mencapai Rp 168 M.

Hal ini terlihat dari misi dagang Hybrid (Offline dan Online) bersama antar tiga provinsi mitra. Tiga Provinsi mitra tersebut antara lain Sulawesi Utara, Kalimantan Timur dan Maluku.

Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa, mengatakan, dengan adanya misi dagang Hybrid ini, diharapkan tak hanya mampu memulihkan perekonomian, namun juga sebagai kesempatan untuk menemu-kenali  potensi masing-masing provinsi.

Harapannya ini bisa mendorong potensi-potensi di masing masing provinsi.

"Menemu-kenali potensi kita ini menjadi penting,” imbuhnya, Jumat (25/9/2020).

Baca juga: Kadin Sultra Harap Anggaran PEN Bangkitkan Kembali UMKM

Khofifah lalu mencontohkan berlimpahnya  dolomit yang menjadi bahan campuran pupuk sangat dibutuhkan di perkebunan khususnya kebun sawit. Di Jatim, deposit dolomit cukup besar, sementara di tiga provinsi mitra cukup banyak area kebun sawitnya. Sebaliknya, tiga provinsi mitra adalah penyuplai CPO yang diolah di Jatim.

Sehingga, sambungnya, misi dagang menjadi media yang efektif untuk meningkatkan.hubungan dagang antar provinsi dan antar wilayah.

”Hal ini turut menjadi upaya untuk penguatan perekonomian di Jawa Timur bahkan Indonesia pada umumnya. Mudah-mudahan penguatan hubungan dagang antar provinsi dan antar wilayah ini  bisa menjadi pendorong pergerakan ekonomi seiring dengan pengendalian COVID-19,” tambahnya.

Sementara itu, dari data Disperindag Jatim, ada total ratusan peserta misi dagang berkesempatan mengikuti Misi Dagang Hybrid baik online maupun offline. Jatim diwakili 72 peserta, Kaltim diwakili 19 peserta, Maluku 18 peserta dan Sulawesi Utara dengan delapan pelaku usaha.

Reporter: Try Wahyudi Ari Setyawan

Editor: Haerani Hambali

TOPICS